Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar melepas ekspor ikan mas koki produk Desa Sejahtera Astra di Desa Wajak Lor, Tulungagung, Jawa Timur. Pembudidayaan ikan mas koki di Desa Wajak Lor, Tulungagung telah dirintis sejak 1986.
semarak.co-Mendes PDTT Halim didampingi Bupati Tulungagung Maryoto Birowo melepas ekspor hasil produksi petani desa dengan ditandai pemecahan kendi ke bagian samping truk yang mengangkut 20.000 ekor ikan mas koki.
Hingga kini budi daya ikan mas koki di Desa Wajak Lor terus berkembang dan berhasil mengangkat perekonomian warga. Ikan mas koki dari petani desa di Tulungagung tersebut diekspor ke tiga negara tujuan, yakni Australia, Jepang dan Inggris dengan nilai Rp1,8 miliar.
“Amati, tiru, modifikasi atau ATM. Jadi itu sangat efektif, sehingga tidak lagi kita terlalu banyak bicara teori,” kata Mendes Halim di Tulungagung, Minggu (12/3/2022) dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Selasa (14/3/2023).
Kegiatan ekspor seperti ini menjadi sangat penting karena akan menjadi piloting dan direplikasi di tempat-tempat yang lain. Menurut Mendes Halim, satu-satunya pola pembangunan dan pemberdayaan pada level desa yang paling efektif adalah dengan replikasi.
Lebih lanjut Gus Halim mengatakan bahwa akselerasi ekonomi saat ini cuma ada satu, yaitu dengan ekspor. Oleh karena itu, Kemendes PDTT terus berupaya agar akselerasi ekonomi di level desa bisa dilakukan dengan maksimal.
“Inilah yang terus digalang oleh pemerintah. Sehingga apa yang sudah kita lakukan selama ini, permasalahan yang paling utama itu bisa tertangani dengan baik. Dengan demikian akselerasi ekonomi di level yang terkecil dalam hal ini desa, bisa dilakukan dengan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Gus Halim berharap kegiatan seperti ini bisa segera ditindaklanjuti di tempat-tempat lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan Kabupaten Tulungagung. Pelepasan ekspor ikan koki ini juga dihadiri Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur Moh. Gunawan Saleh.
Lalu Head of CSR & Social Engagement PT Astra International Tbk Triyanto, Direktur Eksekutif Yayasan Cah Angon Dhika Yudistira, Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi & Usaha Kecil Menengah Hanung Harimba Rachman.
Selanjutnya Sekretaris Direktorat Jendral Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa Kemendes PDTT Sudrajat, Sekretaris Direktorat Jendral Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Machmud, Direktur Pembenihan Ditjen Perikanan Budidaya KKP Nono Hartanto.
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag Merry Maryati, Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan Kemenko Perekonomian, Abdul Ghofar. Mendes PDTT Halim menegaskan pola pembangunan dan pemberdayaan di tingkat desa yang paling efektif adalah dengan melalui replikasi.
Seperti mengembangkan budidaya ikan mas koki yang sukses di Tulungagung ke wilayah lain. Pelaksanaannya bisa dilakukan dengan amati, tiru dan modifikasi (ATM). Kemendes PDTT terus berupaya agar akselerasi ekonomi di level desa bisa dilakukan dengan maksimal.
“Akselerasi ekonomi saat ini hanya ada satu, yaitu dengan ekspor produk. Inilah yang terus digalang oleh pemerintah. Sehingga apa yang sudah kita lakukan selama ini, permasalahan yang paling utama itu bisa tertangani dengan baik,” ujar Mendes Halim saat melepas ekspor ikan mas koki produksi petani Desa Sejahtera Astra di Desa Wajak Lor, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (12/3/2022).
Dengan demikian akselerasi ekonomi di level yang terkecil dalam hal ini desa, bisa dilakukan dengan semaksimal mungkin. Kegiatan ekspor seperti ini menjadi sangat penting karena akan menjadi piloting dan direplikasi di tempat-tempat yang lain.
Mendes Halim berharap ekspor produk petani desa ini bisa segera ditindaklanjuti di tempat-tempat lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan Kabupaten Tulungagung. Pembudidayaan ikan mas koki di Desa Wajak Lor, Tulungagung telah dirintis sejak 1986.
Hingga kini budi daya ikan mas koi di Desa Wajak Lor terus berkembang dan berhasil mengangkat perekonomian warga. Pelepasan ekspor dilakukan Gus Halim didampingi Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dengan ditandai pemecahan kendi ke bagian samping truk yang mengangkut 20.000 ekor ikan mas koki.
“Amati, tiru, modifikasi atau ATM. Jadi itu sangat efektif, sehingga tidak lagi kita terlalu banyak bicara teori. Ikan mas koki dari petani desa di Tulungagung tersebut diekspor ke tiga negara tujuan, yakni Australia, Jepang dan Inggris dengan nilai Rp1,8 miliar,” tegas Gus Halim, sapaan akrab lain dari Mendes PDTT Halim.
Sebelumnya Gus Halim ingin menjadikan Tulungagung sebagai ikon ikan mas koki. Dengan ikon yang mudah diingat dan mendunia seperti ikan mas koki, maka akan mempercepat nama Indonesia naik di pasar dunia.
“Saya harapkan di mana pun ikan mas koki dibudidayakan, maka di situ selalu pasarnya di luar adalah ikan mas koki Tulungagung,” kata Gus Halim, sapaan Abdul Halim Iskandar saat melepas ekspor ikan mas koki produk petani Desa Sejahtera Astra di Desa Wajak Lor, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (12/3/2022).
Gus Halim menyebut ikan mas koki khas Tulungagung bisa dibudidayakan secara optimal dan terus diekspor ke manca negara. “Saya berharap ekspor ini terus bisa dikembangkan oleh Pak Bupati dan oleh seluruh petani ikan mas koki di Tulungagung. Sampai terbangun sebuah persepsi yang masuk di warga kita semua, termasuk penerima ekspor ikan itu, bahwa ikan mas koki itu ya Tulungagung,” tandasnya.
Keberhasilan budidaya ikan mas koki ini diharapkan Gus Halim bisa menjadi percontohan di tempat-tempat lain. Tentunya dengan menggunakan merek yang sama, yaitu ikan mas koki Tulungagung.
“Ini harapan kita supaya nempel betul. Sehingga nanti ke depan dalam konteks ekspor itu, di Indonesia tiap-tiap daerah punya branding yang khas. Ikan mas koki dari Tulungagung. Saat ini Tulungagung melepas ekspor 40 ribu ekor ikan hias setiap bulannya,” harapnya.
Namun jumlah tersebut masih kurang dikarenakan kebutuhan pasar yang cukup tinggi. “Itu pun kebutuhan ekspor masih kurang, karena belum tersedia secara maksimal. Jadi Pak Bupati beserta warga masyarakat Tulungagung masih punya tanggung jawab untuk memenuhi kuota itu. Dan itu amat sangat menarik,” ujarnya.
“Karena kalau sekarang 40.000 ekor setiap bulan, kemudian naik 50.000, 60.000, itu berarti yang akan mendapatkan keuntungan nilai tambah ya warga masyarakat Tulungagung. Itu yang saya sebut sebagai upaya akselerasi ekonomi kita hari ini yang paling bagus memang ekspor,” demikian politisi PKB ini menambahkan.
Menurut Gus Halim, permasalahan yang paling menonjol yang dihadapi dalam setiap pendampingan di warga masyarakat desa bukan bicara proses produksi, melainkan pasarnya. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya sinergitas lintas kementerian dan lintas lembaga serta keterlibatan masyarakat dapat meningkatkan kebutuhan ekspor.
“Nah di sini pasar sudah ada, tinggal kemudian kita bersama-sama lintas kementerian, lintas lembaga bersama dengan Pak Bupati dan warga masyarakat Tulungagung untuk meningkatkan kebutuhan ekspor,” ungkap Gus Halim. (rif/smr)