Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan Provinsi Aceh merupakan daerah yang paling aman dan damai, dibanding daerah-daerah lain yang ada di seluruh penjuru Nusantara.
“Saya begitu tiba di Aceh, Pak Panglima Kodam IM memberitahu saya, Pak menteri, saya sudah tugas dimana-mana di Indonesia Pak, situasi Aceh sekarang menurut saya paling damai Pak, paling tenang, dibanding daerah lain di Indonesia,” kutip Fachrul di Banda Aceh, Senin (18/11/2019).
Pernyataan itu disampaikan Fachrul dalam lawatannya ke daerah berjulukkan “Serambi Mekkah” untuk bersilaturrahmi dengan tokoh dan ulama Aceh berserta aparatur sipil negara (ASN) di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
Dia mengungkapkan rasa terima kasih kepada jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) serta pemerintah provinsi paling barat Indonesia tersebut dalam upaya menjaga keamanan serta terus terciptanya kedamaian.
Dalam lawatan perdananya sebagai Menag ke Aceh, Fachrul memiliki beberapa agenda, mulai dari bertemu dengan ulama Aceh, ASN Kemenag Aceh serta ceramah usai shalat Subuh di Masjid Raya Baiturrahman.
Kemudian berkunjung ke Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan menandatangani tiga prasasti gedung balai nikah dan manasik haji Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan yang dibangun dengan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 2019.
Menag juga menandatangani prasasti gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan gedung multi laboratorium milik UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Saat di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh, Menag menyebut, UIN Ar Raniry memiliki peluang sangat bagus untuk meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di era industri 4.0 itu.
“Ada banyak tantangan yang akan kita hadapi di revolusi industri 4.0 saat ini. Dengan integrasi Islam dan sains, UIN Ar Raniry Aceh ini memiliki peluang sangat bagus meningkatkan kemajuan iptek ini,” kata mantan Wakil Panglima TNI.
Menurut dia integrasi teknologi informasi dalam revolusi industri ini sangat mementingkan percepatan dalam proses pembelajaran, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Kata dia, dengan kondisi UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang mempertahankan ilmu keislaman dan sains maka dinilai akan mampu mengambil peluang serta menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 tersebut.
“Mohon nanti gedung multi lab dan gedung FISIP UIN Ar-Raniry yang kita resmikan ini dapat diakselerasi mengangkat peluang dan tantang revolusi industri, dimana metode pembelajaran ke depan akan banyak berbasis aplikasi dan online,” katanya.
Ia juga menyebutkan Indonesia kini menjadi tujuan mahasiswa asing untuk belajar tentang Islam, yang tersebar di seluruh nusantara. Sehingga pemerintah dan sejumlah tokoh berinisiatif untuk membangun universitas Islam Internasional di Indonesia.
“Sekarang sedang dibangun, sudah hampir selesai tahap awal, mungkin tahun depan sudah bisa digunakan. Itu akan menjadi kampus terbesar di Indonesia yang kita punya,” katanya. (net/smr)
sumber: indopos.co.id