Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan calon wakil presiden (Capres cawapres) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengusulkan agar debat capres dan cawapres yang digelar oleh KPU mengambil tempat di dalam kampus, dan bukan di hotel.
Selain lebih ekonomis dan efisien, lanjut Dahnil, penyelenggaraan debat itu dapat memberikan pendidikan politik kepada para mahasiswa serta dapat menunjukkan kualitas dari para capres-cawapres. Dibanding hanya memperlihatkan sorak sorai para pendukung yang selama ini diterapkan oleh KPU.
“Debat di kampus terpilih, diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan menguliti semua visi-misi kandidat, dan live di televisi-televisi nasional. Jadi tidak perlu menghadirkan para pendukung,” ujar Dahnil dalam rilis yang tersebar di grup-grup whatsapp, Sabtu malam (20/10/2018).
Seperti diketahui, untuk Pilpres 2019, KPU akan menyelenggarakan debat capres-cawapres selama lima kali. Debat ini menjadi bagian penting dalam tahapan Pilpres 2019 karena melalui debat ini masyarakat bisa lebih mengenal visi misi dan program kerja yang ditawarkan pasangan capres-cawapres. “Debat kami akan selenggarakan lima kali dan kelimanya rencana kami adakan pada 2019,” ujar Ketua KPU Arief Budiman, beberapa waktu lalu.
Debat ini, lanjut Arief, bertujuan meningkatkan informasi dan pengetahuan bagi para pemilih. Termasuk sosialisasi visi misi pasangan capres-cawapres kepada masyarakat. Waktu penyelenggaraan debat capres-cawapres dilakukan pada 2019 agar berdekatan dengan pencoblosan pada April 2019. “Karena jika dilakukan jauh-jauh hari kami khawatir masyarakat juga akan lupa,” imbuhnya.
Adapun lokasi atau tempat pelaksanaan debat capres-cawapres ini belum ditetapkan apakah hanya di Jakarta atau di beberapa daerah, termasuk usulan di kampus dan bukan di hotel. “Belum kami putuskan,” kilah Arief. (lin)