Oleh Ahmad Khozinudin *)
semarak.co-“Bisa saja untuk dipikirkan Bapak Presiden. Mas Ganjar-Anies ini baik, bagus. Karena waktu (bertemu Jokowi) terbayang saya mereka berdua (Ganjar dan Anies),” (Surya Paloh, 22/8/2023).
Nampaknya, harapan besar rakyat Indonesia kepada Anies Baswedan untuk menjadi lokomotif yang membawa gerbong perubahan masih belum mendapatkan garansi. Pasalnya, sinyal kuat untuk tetap melanjutkan legacy Jokowi malah diaminkan oleh kubu Anies Baswedan.
Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menyatakan setuju dengan wacana yang dilontarkan PDIP untuk menduetkan Anies dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Surya bahkan mengatakan, wacana bergabungnya dua bakal capres menjadi pasangan di Pilpres 2024 itu ide sangat bagus.
Sementara Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengatakan rencana menyatukan Ganjar dan Anies dalam satu paket capres-cawapres bukan wacana baru. Menurutnya, hal ini sudah dibahas jauh-jauh hari. Surya Paloh mengaku dirinya sempat membicarakan duet keduanya dengan Presiden Jokowi.
Sementara sejumlah pendukung Anies Baswedan terbelah. Mayoritasnya akan hengkang mendukung Anies, jika dipasangkan Ganjar yang dari PDIP. Ada yang pindah hati mendukung perjuangan Khilafah 53 %, ada yang pilih Capres lain sebesar 14%, dan selebihnya hanya 33% tetap memilih Anies (Sumber: Polling AK Channel, 23/8).
Dari 532 komentar yang dituliskan, mayoritas tidak menginginkan Anies duet dengan Ganjar, baik jadi Capres apalagi hanya sebagai cawapres. Ada yang masih menerima, sepanjang Anies tetap menjadi capresnya dan mayoritas komentar marah dan kecewa, jika Anies dipasangkan Ganjar.
Sayangnya, aspirasi pendukung dalam sistem demokrasi biasanya tidak diperhitungkan. Elit selalu membuat kebijakan politik hanya berdasarkan kepentingannya, tidak pernah mempertimbangkan pendukungnya.
Saat Pilpres 2019 lalu, mayoritas pendukung Prabowo menghendaki Prabowo konsisten menjadi oposan, hadir sebagai kekuatan penyeimbang. Nyatanya, Prabowo justru merapat ke kubu Jokowi, meskipun telah berikrar akan timbul dan tenggelam bersama rakyat.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebut duet Anies Ganjar masih mungkin, masih ada pergeseran politik sebelum dikunci melalui pendaftaran capres di KPU. Menurutnya, partai-partai saat ini masih belum menetapkan secara final
NasDem juga memberikan sinyal mengaminkan, baik melalui Surya Paloh maupun Anggota Partai lainnya. Bahkan, Surya Paloh menyebut adanya restu Jokowi terhadap duet Ganjar – Anies. Sejauh ini, hanya Partai Demokrat dari kubu Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang masih keukeuh menolak.
Namun, jika NasDem mengubah haluan politik dan berkoalisi dengan PDIP, maka apa boleh buat Anies tak mungkin maju Pilpres hanya dengan dukungan PKS dan Partai Demokrat. Kalau partai politik mitra koalisi saja bisa diabaikan, apalagi hanya rakyat yang cuma pendukung?
Sejauh ini, praktik pengkhianatan politik di negeri ini sudah lazim kita saksikan. Dahulu, Prabowo dikhianati oleh Prasasti BatuTulis. Sekarang, Prabowo diuntungkan oleh pengkhianatan petugas partai, menangguk dukungan PAN dan Golkar untuk maju Pilpres 2024.
*) sastrawan politik
sumber: WAGroup BASECAMP PEJUANG 24 JAM (postKamis24/8/2023/ortegamohab0308)