KSAL: Kapal Selam Nanggala Diyakini Tidak Blackout karena Kirim Sinyal Tempur, Media Asing Soroti Dana tak Cukup

Kapal Selam Nanggala 402. Foto: portalislam123.blogspot.com

Media asing banyak memberitakan hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali pada saat latihan menembak, sejak Rabu, 21 April 2021. Salah satu media asing itu berasal dari Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT).

semarak.co-NYT menyebut Indonesia tak punya dana yang cukup sebagai negara yang memiliki ribuan pulau. NYT juga menyebutkan Indonesia tak memiliki dana memadai untuk menghadapi serangan dari kapal penangkap ikan asing.

Bacaan Lainnya

“Sebuah negara dengan ribuan pulau berpenghuni, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Angkatan lautnya tidak memiliki dana yang cukup bahkan ketika negara tersebut harus menghadapi serangan reguler armada penangkap ikan asing dan penjaga pantai,” demikian tulis NYT, dikutip Jumat, 23 April 2021.

Menurut catatan New York Times (NYT), kecelakaan kapal selam jarang terjadi di dunia. Pada 2000, kapal selam Angkatan Laut Rusia tenggelam ke dasar laut setelah terjadi ledakan di kapal. Sebanyak 118 orang dalam kapal selam Rusia itu tewas setelah tim penyelamat membutuhkan waktu berhari-hari mendapatkan akses.

Di tahun 2017, kapal selam Angkatan Laut Argentina hilang dengan 44 orang di dalamnya, diduga karena kerusakan listrik. Puing-puingnya kapal selam itu ditemukan setahun kemudian.

Kapal selama TNI AL, KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang di perairan utara Bali saat uji tembak torpedo Rabu kemarin (21/4/2021). Namun, sebelum dinyatakan hilang dan kini tenggelam, KRI Nanggala sempat menyampaikan isyarat-isyarat atau sinyal tempur beberapa saat sebelum mereka menyelam.

“Isyarat-isyarat peran tempur, peran menyelam itu masih bisa terdengar dari kapal penjejak Kopaska yang berada di jarak 50 meter,” ucap KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu (24/4/2021) seperti dilansir kumparan.com.

Dengan adanya isyarat seperti itu, Yudo meyakini kapal tidak mengalami blackout. Artinya, sistem kelistrikan dari kapal masih menyala. Jika demikian, cadangan oksigen di kapal bisa mencapai 5 hari. “Kalau kapal blackout bisa hanya 72 jam. Kalau kelistrikan hidup bisa sampe 5 hari,” kata Yudo.

KRI Nanggala sendiri memiliki baterai berkapasitas 4 x 120 sel baterai. Namun, seperti operasi kapal selam pada umumnya, mereka dituntut naik ke permukaan untuk mengisi kembali cadangan oksigen dan mengecas baterai.

Saat dinyatakan hilang, KRI Nanggala sendiri tengah dalam perjalanan melakukan latihan penembakan torpedo. Kontak terakhir kapal ini diperkirakan terjadi pada Rabu dini (21/4/2021). (net/smr)

 

sumber: portalislam123.blogspot.com/2021/04/kumparan.com/24 April 2021 17:07/ di WAGroup ANIES GUBERNUR DKI

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *