Krisis Pandemi Covid-19, Inggris Janji Kucurkan USD2 Miliar Bagi Sektor Seni Bantu Pekerja Seni

Seorang pendemo membawa lentera sementara staf NHS, serikat dan para pegiat berkumpul memprotes kinerja pemerintah dalam menangani krisis virus corona jenis baru penyebab Covid-19, di London, Inggris, Jumat (3/7/2020). Foto: internet

Pemerintah Inggris akan menyuntikkan dana sebesar hampir USD2 miliar ke dalam sektor seni dengan harapan dapat membantu penyelenggaraan penampilan maupun pekerja di lokasi-lokasi kebudayaan dengan pembatasan sosial.

semarak.co– Upaya tersebut dilakukan pemerintah Inggris sebagai bantuan untuk membantu sektor kalangan atas yang terdampak berat oleh Covid-19 itu. Industri seni merupakan ekspor Inggris yang terkenal dan digemari di kalangan turis dan penduduk lokal.

Bacaan Lainnya

Itu meliputi teater-teater di area West End London, gedung-gedung opera, dan perusahaan balet yang menampilkan pertunjukan beranggaran besar di berbagai area di seluruh negeri.

Namun perhelatan-perhelatan itu telah kehilangan penonton langsung sejak kebijakan karantina atau lockdown diberlakukan pada bulan Maret lalu, saat sektor-sektor lain telah mulai dibuka kembali.

“Saya ingin semua institusi kebudayaan kita untuk kembali normal. Saya berharap secepatnya kita dapat memberikan izin untuk pertunjukan di luar ruangan dan pada musim panas nanti diharapkan dapat ada pertunjukan-pertunjukan dengan pembatasan sosial,” ujar Menteri Kebudayaan, Media, dan Olahraga Inggris Oliver Dowden pada Sky News, Senin (6/7/2020).

Pemerintah Inggris mengatakan bahwa investasi sebesar 1,57 miliar poundsterling (setara dengan 1,96 miliar dolar AS dan sekitar 28 triliun rupiah) itu merupakan yang terbesar yang pernah ada bagi sektor kebudayaan negara tersebut.

Pada Sabtu (4/7/2020), Inggris mengambil langkah terbesar dalam upaya untuk kembali ke kehidupan normal saat bar, restoran dan salon kembali diizinkan untuk beroperasi, yang terbantu dengan perubahan kebijakan pembatasan sosial pemerintah dari jarak 2 meter menjadi 1 meter lebih.

Meski demikian, belum jelas bagaimana hal tersebut dapat diimplementasikan di berbagai tempat kebudayaan yang bergantung pada kapasitas yang hampir penuh untuk mendapatkan keuntungan.

Royal Albert Hall, yang merupakan lokasi berbagai pertunjukan, termasuk konser musik klasik yang berlangsung selama 8 pekan dan dikenal sebagai BBC Proms, mengingatkan pada bulan lalu bahwa pihaknya akan kehabisan dana tunai pada awal tahun 2021 akibat hilangnya pemasukan dan tiket-tiket yang dikembalikan.

Pada Senin (6/7/2020), pengelola Royal Albert Hall menyambut baik suntikan dana tunai pemerintah bagi sektor tersebut, yang mencakup hibah serta pembiayaan yang dibayar kembali. “Ini benar-benar merupakan penyelamat hidup bagi kami,” kata Direktur Utama Royal Albert Hall, Craig Hassall, seperti dikutip Reuters.

Craigh Hassall menambahkan, “Hingga nanti kami dapat buka kembali, kami tidak tahu sejauh mana uang akan bertahan, membuka lokasi dan menentukan untuk apa uang akan digunakan akan menjadi prioritas utama bagi kami.”

Pemerintah Inggris menyebut akan menggelontorkan hampir USD2 miliar (setara Rp28,4 triliun) sebagai investasi di institusi kesenian dan budaya untuk membantu pekerja sektor itu bertahan di tengah krisis Covid-19.

“Dana ini akan membantu mengamankan sektor (kesenian dan budaya) untuk generasi masa depan, menjamin kelompok seni dan gedung kesenian di Inggris bisa bertahan, serta menyokong para pegawai selagi mereka tak beroperasi,” kata Perdana Menteri Boris Johnson dalam sebuah pernyataan, Minggu (5/7/2020).

Gedung teater dan opera, serta studio balet telah berbulan-bulan tak menggelar pertunjukan langsung. Aula konser juga masih belum diperkenankan untuk dipakai sebagai tempat acara, sementara museum dan bioskop sudah diizinkan kembali buka per Sabtu (4/7/2020) seperti dilansir Reuters.

Hal tersebut memunculkan krisis yang tidak terhindarkan bagi sektor kesenian dan budaya, yang selama ini pun telah aktif meminta sokongan dari pemerintah. Pemerintah menyebut kucuran dana hampir 2 miliar dolar itu merupakan yang terbesar sepanjang sejarah di sektor kesenian dan budaya Inggris.

Museum, galeri seni, teater, bioskop independen, situs warisan budaya, dan gedung pertunjukan musik akan terlindungi melalui skema hibah dan pinjaman darurat.

Pemerintah Inggris menyebut pihaknya akan berkonsultasi dengan tokoh-tokoh dari Dewan Kesenian Inggris, Institut Film Inggris, serta sejumlah badan khusus lainnya untuk hibah, sementara dana pinjaman akan diberikan dengan pengembalian berjangka yang terjangkau. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *