Polemik yang berkembang belakangan ini tentang rencana pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) senilai Rp1,7 kuadriliun atau setara Rp1.750 triliun oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan), ternyata tak hanya menarik perhatian para politisi dan pengamat militer, tapi juga kalangan aktivis.
semarak.co-Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) Lieus Sungkharisma menilai rencana pembelian alutsista senilai Rp1.750 triliun oleh Kemenhan di bawah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto adalah sebuah keharusan jika Indonesia ingin dihormati negara lain.
“Sudah bukan rahasia lagi kalau banyak alutsista kita yang usianya sudah sangat tua dan ketinggalan jaman,” ujar Lieus dalam rilis yang diterima redaksi semarak.co by pesan elektroni, Minggu (13/6/2021).
Seperti diketahui, rencana pengadaan alutsista tersebut tertera dalam dokumen Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024.
Terkait polemik yang kemudian muncul atas rencana tersebut, Lieus menyebut polemik itu timbul karena ada pihak-pihak yang selama ini menjadi bagian dari pengadaan alutsista di Kemenhan merasa terganggu kepentingannya.
“Seperti yang sudah banyak diberitakan media, pengadaan alutsista kita selama ini ‘kan dikuasai sekelompok oknum. Jadi, jika belakangan ini Menhan Prabowo dikritik sejumlah orang atas rencana pengadaan alutsista itu, semua itu karena adalah bagian dari terganggunya kepentingan oknum-oknum tersebut,” katanya.
Padahal, kata Lieus, apa yang dilakukan Prabowo bukanlah kebijakan pribadinya. “Tapi lebih sebagai upaya meneruskan visi misi pak Jokowi selaku presiden,” ujar Lieus yang mantan tim sukses Prabowo Sandi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Kepada Prabowo, kata Lieus, Presiden Jokowi sebagaimana dinyatakan Juru bicara Kemenhan Daniel Anzar Simanjuntak memang menginginkan adanya kejelasan lima sampai dengan 25 tahun ke depan mengenai kepemilikan alpalhankam.
Karena itulah Lieus memuji Menhan Prabowo yang menunjukkan sikap kenegarawanannya dengan mengundang para pengeritiknya untuk berdialog di kantornya.
“Saya salut dengan sikap pak Prabowo yang tidak marah dikritik bahkan hingga menyinggung soal pribadi dan partainya. Beliau justru mengundang pengkritik itu ke kantornya dan mengajaknya berdialog,” tutur Lieus.
Jadi, tambah Lieus, apapun polemik yang timbul dari rencana pengadaan alutsista itu, ia berharap Prabowo tidak mundur. “Kemenhan harus terus berjuang agar rencana pengadaan alutsista itu terwujud. Semua itu demi pertahanan keamanan negara kita di masa depan,” tegasnya. (smr)