Kontrak Baru PTPP Tembus Rp 33,5 T, Pefindo Tetapkan Peringkat Stable Outlook

ilustrasi proyek pembangunan PT PP

PTPP, salah satu perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka di Indonesia berhasil membukukan kontrak baru sekitar Rp33,5 triliun sampai dengan Oktober 2017 ini. Pencapaian tersebut mencerminkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 27,4% dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp26,3 triliun.

Direktur utama PTPP Tumiyana mengatakan, pencapaian kontrak baru sebesar Rp33,5 triliun tersebut terdiri dari kontrak baru Induk Perseroan sebesar Rp27,6 triliun dan Anak Perusahaan sebesar Rp5,9 triliun. Beberapa proyek yang berhasil diraih, kontraktor pelat merah selama bulan Oktober. Antara lain Akavia Semarang sebesar Rp. 253 miliar, Apartemen Darmo Hill Rp262 miliar, dll.

“Sampai Oktober 2017, perseroan berhasil mencapai kontrak baru sebesar 82,5% dari total target yang ditetapkan perseroan sepanjang tahun ini, yaitu sebesar Rp40,6 triliun,” ujar Tumiyana dalam rilisnya, Senin (27/11).

Komposisi kepemilikan (owner) atas perolehan kontrak baru perseroan sd akhir bulan Oktober` 2017 berasal dari BUMN sebesar 61%, Swasta 29% dan Pemerintah 10%. Sedangkan segmentasi berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu Gedung sebesar 55%, EPC 16%, Jalan Jembatan 10% dan Bangunan Air 10%.

“Melihat progress raihan kontrak baru sampai dengan bulan ke-10 (sepuluh) tahun 2017 ini yang telah tercapai sebesar Rp. 33,5 triliun, maka Perseroan sangat optimistis bahwa target kontrak baru 2017 yang telah ditargetkan oleh manajemen di awal tahun sebesar Rp. 40,6 triliun ini dapat tercapai bahkan dapat terlampaui di akhir tahun ini,” tulis Tumiyana.

Sementara itu, perseroan memiliki posisi bisnis yang kuat di industri konstruksi nasional, memiliki diversifikasi sumber pendapatan dan perlindungan arus kas di atas rata-rata. Faktor-faktor ini menjadi alasan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memutuskan menetapkan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) untuk peringkat Perseroan, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap

Dengan peringkat idA artinya Perseroan memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan dengan obligor
Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Tanda tambah (+) menunjukkan
bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.

Perseroan juga memperkirakan belanja modal dalam 3 (tiga) tahun ke depan rata-rata mencapai Rp 21 triliun per tahun. Pembiayaan belanja modal berasal dari modal perusahaan, dana sisa PMN 2016, penjualan saham anak usaha melalui IPO, pinjaman maupun penerbitan surat berharga. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *