Kontestasi Pilgub Kaltim, Pengamat IPR: Golkar Bisa Menang Jika Usung Tokoh Ini

logo pilkada serantak 2018

Kontestasi pemilihan gubernur di Kalimantan Timur (Kaltim) tidak bisa menyepelekan faktor etnik dan geografis pemilih, selain sosok yang bersih atau jauh dari masalah hukum. Direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyarankan agar Partai Golkar mengusung tokoh yang bersih dan tentunya bisa menang bila ditinjau dari faktor etnik dan geografis sebagai cagub atau cawagub di daerah tersebut.

“Golkar akan menang jika mempertimbangkan sosok Aji Dedi Mulawarman sebagai calon wakil gubernur yang bisa dipasangkan dengan siapapun sebagai calon gubernurnya. Alasannya, selain bersih tokoh tersebut bisa menang dari faktor etnisitas dan geografis. Saya kira kedua tokoh mampu mewakili tagline ‘Golkar’ bersih sekaligus mempertahankan eksistensi Golkar sebagai partai pemenang di Kaltim,” kata Ujang di Jakarta, Sabtu (6/1-2018).

Aji Dedi Mulawarman yang juga merupakan putra asli Kaltim dari keturunan Kesultanan Kutaikartanegara, nilai Ujang, bisa menjadi representasi dari etnik Kutai yang memiliki populasi sebesar 7,80 %. Selain itu, Aji Dedi juga menjadi representasi dari etnik Jawa 30,24 %, karena ibu dari Aji Dedi Mulawarman merupakan orang Jawa yang berasal dari Kabupaten Malang.

“Sehingga dari konfigurasi representasi politik etnik Pilgub Kaltim, Aji Dedi menjadi kuda hitam, yang mampu menaikan tingkat elektabilitas bagi siapapun yang berpasangan dengannya,” ungkap Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta ini.

Ujang melanjutkan, nilai tambahnya lagi adalah Aji Dedi ini berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki populasi pemilih terbesar kedua di Kaltim, yakni 20,71%. Selain itu, Aji Dedi bakal didukung oleh ulama dan oram-ormas Islam besar di Kaltim, karena Aji Dedi merupakan salah satu putra Habaib yang berasal dari Kaltim.

Dia pun memberikan simulasi, jika Golkar membentuk poros baru Rahmad Mas’ud dan Aji Dedi Mulawarman menjadi pasangan di Pilgub Kaltim, maka akan mengakomodir representasi suara dari beberapa etnik, seperti keterwakilan Bugis 20,81 %, Kutai 7,80 %, dan perebutan beberapa kandidat lain di pemilih Jawa 30,24 %. “Maka dari dua pendekatan itu, kedua tokoh tersebut bisa merebut kemenangan di Pilgub Kaltim 2018,” tutup Ujang.

Untuk diketahui, dari faktor politik etnik, Isran Noor bisa disegmentasikan sebagai refresentasi dari suku Kutai 7,80 % dan Hadi Muliadi berasal dari pemilih yang bersuku Jawa 30,24 %. Begitupun Jaang yang berlatar belakang suku Dayak 9,94 %, dan Rizal dari suku Jawa 30,24 %. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *