Komunikasi: Memahami yang Tersurat, Menggali yang Tersirat

Vice President Corporate Communication PT Pegadaian Basuki Tri Andayani bersama piala penghargaan sebagai Tokoh Pemimpin PR Berpengaruh 2021 Kategori Korporasi versi majalah PR Indonesia. Foto: dokpri

Oleh Basuki Tri Andayani *

semarak.co-(Bagian 1 dari 3 tulisan)

Bacaan Lainnya

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah: 30)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menyampaikan informasi kepada para malaikat bahwa sebagai Dzat Yang Maha Pencipta (Al Khaliq) akan menciptakan makhluk baru bernama manusia untuk ditugaskan sebagai pemimpin di muka bumi (khalifah).

Mendapatkan informasi tersebut malaikat memberikan tanggapan atas keputusan Sang Pencipta dengan kekhawatiran bahwa makhluk tersebut nantinya akan melakukan kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi. Kemudian sebagai Dzat Yang Maha Mengetahui (Al ‘Aliim) Allah pun menegaskan “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Sebagai makhluk yang senantiasa memuji dan menyucikan nama Tuhan, malaikat pun menerima informasi tentang penciptaan manusia itu tanpa sanggah. Apalagi mereka memang tidak memiliki pengetahuan sebagai yang dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Menggali yang Tersirat

Proses dialog antara Allah dan malaikat ini kemudian didefinisikan oleh manusia di abad modern sebagai aktivitas komunikasi. Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi sebagai proses menjawab pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect, yang artinya Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana.

Dengan cara berbeda pada tahun 1949 Shannon dan Weaver menyampaikan konsep komunikasi linear. Konsep ini menjelaskan bahwa dalam proses penyampaian pesan dari pengirim ke penerima sering mengalami gangguan (noise) berupa gangguan makna kata (semantik), fisik, psikologis dan fisiologis.

Dalam praktiknya, begitu manusia dilahirkan aktivitas yang pertama kali dilakukan adalah komunikasi, dengan bergerak, menangis, tersenyum atau sekedar membuka mata. Bahkan dalam ajaran Islam yang saya yakini, setiap bayi yang lahir disunahkan untuk diucapkan kalimat Adzan di telinga kanan dan Iqamat di telinga kiri.

Hal ini dilakukan untuk mengabarkan tentang kebesaran Tuhan, kesaksian dengan bersyahadat, serta ajakan mendirikan shalat dan meraih kejayaan dunia-akhirat. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menafsirkan ayat Al Quran berdasarkan pikiran saya, mengingat saya tidak mempunyai ilmu dan otoritas untuk menjadi seorang penafsir ayat kitab suci.

Yang saya lakukan hanyalah menyampaikan kegelisahan pikir saya bahwa ternyata komunikasi tidak hanya menjadi aktivitas pertama yang diajarkan kepada manusia. Lebih dari itu, aktivitas komunikasi bahkan telah dilakukan oleh Tuhan dengan malaikat sebelum manusia diciptakan. (bersambung ke bagian 2)

Wallahualam bishowab…

*) penulis adalah Praktisi Humas salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan sejak November 2013. Peraih penghargaan Best Presenter PR Indonesia Award 2021, Tokoh PR Berpengaruh 2021 versi MAW Talks, dan Tokoh Pemimpin PR Berpengaruh 2021 Kategori Korporasi

 

sumber: Kompasiana.com/18 Februari 2022   15:18 di WAGroup Kawan Bicara (postJumat18/2/2022/basukitriandayani)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *