Sampah organik dan nonorganik jika berada di tangan kelompok masyarakat yang kreatif akan menjadi produk baru yang bernilai ekonomis, salah satunya seperti dilakukan Komunitas Daoer Zenee.
semarak.co-Komunitas Daoer Zenee dipimpin Magnalena ini mendampingi kelompok minoritas seperti disabilitas, lanjut usia (lansia), transpuan dan ibu tunggal untuk berkreasi mengolah limbah kertas dan kulit telur untuk dijadikan produk yang bernilai ekonomi.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas anggota kelompoknya dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan secara digital, Komunitas Daoer Zenee pun menggandeng Universitas Bina Nusantara (BINUS) dengan salah satunya menyelenggarakan berbagai pelatihan terkait dengan pemasaran digital.
Merespon kemitraan ini, beberapa dosen BINUS dari berbagai jurusan yang diketuai Dr Maryani dengan dukungan hibah Pemberdayaan Masyarakat dari DIKTI terlah melaksanakan pelatihan tentang pengenalan pemasaran digital, pengukuran pemasaran digital, optimalisasi pemanfaatan website dan pengembangan desain produk.
Pelatihan yang dilaksanakan awal Agustus 2024 dihadiri anggota Komunitas Daoer Zenee dan Ketua Subkelompok Pemanfaatan dan Pemasyarakatan, Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (Dinas PPAPP) Provinsi DKI Jakarta Chomsyaniar Ramdiana.
Chomsyaniar menyampaikan apresiasinya untuk tim BINUS karena mampu menjangkau kelompok masyarakat yang belum mereka sentuh seperti Komunitas Daoer Zenee. Disebut Chomsyaniar bahwa pemberdayaan masyarakat seperti yang dilakukan BINUS menjadi target Dinas PPAPP.
Kemudian Magdalena menyatakan bahwa kolaborasi dengan BINUS dinilai akan mampu meretas keterbatasan kreativitas dan pemasaran digital yang selama ini dirasakan sebagai kendala oleh anggota kelompoknya.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan BINUS ini juga menjadi bagian dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) mandiri yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkegiatan langsung bersama masyarakat.
Menurut Maryani, pelibatan mahasiswa dalam kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memperluas jaringan dan pengalaman lapangan bagi mahasiswa dengan berinteraksi langsung dengan Masyarakat.
Program pemberdayaan masyarakat yang didukung melalui program Hibah Kemendikbudristek 2024, lanjut Maryani, akan berlangsung kurang lebih 8-10 bulan dengan fokus pada pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas dan pemasaran produk daur ulang limbah kertas dan kulit telur yang menjadi fokus Komunitas Daoer Zenee.
“Pemilihan kelompok ini didasarkan pada hasil analisis dan atas permasalahan yang dihadapi komunitas,” ujar Maryani dirilis yang diterima redaksi semarak.co melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Minggu (27/10/2024).
Kepedulian komunitas terhadap kelompok minoritas juga menjadi pertimbangan penting lainnya. Harapannya dengan terlibat dalam pendampingan kelompok minoritas seperti disabilitas, transpuan dan lansia dapat berkontribusi dalam peningkatkan kemandirian dan pendapatan mereka.
Pelatihan yang berlangsung 6 Agustus 2024 itu merupakan kegiatan awal dan didukung beberapa dosen dengan keahlian di bidangnya, seperti Maria Grace dari Prodi Manajemen, Siswantini dari Prodi Ilmu Komunikasi dan Titi Indahyani dari Prodi Desain Interior.
Maryani selaku ketua menegaskan, kegiatan pendampingan kepada masyarakat ini bukan hanya untuk memenuhi kewajiban dosen dan memberikan pengalaman kepada mahasiswa, tapi menjadi bagian dari tanggungjawab sosial BINUS dalam mewujudkan salah satu misi untuk meningkatkan kualitas hidup bagi bangsa Indonesia dan masyarakat internasional.
Kegiatan lanjutan dilakukan 26 Oktober 2024, antara lain mengenai manajemen penataan sampah kertas, plastik dan bahan kain, serta pembuatan bunga kertas dari kertas sisa dan diakhiri dengan penyerahan peralatan untuk komunitas Doaer Zenee. (smr)