Koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra terancam bubar. Parpol yang dipimpin Muhaimin Iskandar alias Cak Imin itu sudah memberikan sinyal kuat untuk pergi. Apalagi semenjak mencuatnya survei duet Ganjar-Prabowo. PKB mencari koalisi yang menawarkan calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) untuk Cak Imin.
semarak.co-Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Muhammad Umar Syadat atau yang akrab dipanggil Gus Umar menanggapi sikap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengancam akan berpaling dari koalisi dengan Gerindra apabila Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tidak menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Gus Umar pun menyinggung sosok yang berambisi ingin menjadi cawapres. Hal itu disampaikan Gus Umar melalui akun Twitter pribadinya, Senin (26/12/2022). “Ada Mr X yg kebelet pengen jd cawapres. Tawarkan diri kemana2. Gak punya malu emang,” ujar Gus Umar dilansir WE NewsWorthy, Selasa, 27 Desember 2022, 08:45 WIB.
Diketahui, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda merespons hasil survei Charta Politika yang menunjukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 jika menggandeng Prabowo Subianto sebagai cawapresnya.
“Itu survei ya? Tapi variabel untuk menang banyak. Ada variabel instrumen partai, ada variabel instrumen ideologis. Tapi sekali lagi, PKB meyakini di mana pun PKB berada, calon siapa pun akan menang,” kata Huda di Jakarta, Jumat (23/12/2022) dilansir onlineindo.tv/12/27/2022 08:59:00 AM.
Kemudian, Huda mengisyaratkan PKB akan berpaling dari koalisi apabila Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak menjadi cawapres. Hal itu dikatakannya saat ditanya apabila Cak Imin tidak menjadi cawapres dalam koalisi yang telah dibentuk bersama Partai Gerindra.
Huda mengungkapkan, PKB bertahan jika bisa mengantarkan Cak Imin mendapatkan tiket bakal RI-1 atau RI-2. “Ya sampai kita cari koalisi (yang menawarkan) Cak Imin jadi capres atau cawapres,” ujar Huda.
Huda bahkan menegaskan, PKB akan berpaling dari koalisi apabila Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak menjadi cawapres. “PKB bertahan jika bisa mengantarkan Cak Imin mendapatkan tiket bakal RI-1 atau RI-2. Jadi ya sampai kita cari koalisi yang menawarkan Cak Imin jadi capres atau cawapres,” ujar Huda.
Sinyal talak itu pun diduga langsung direspons Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto dengan menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah ulama dan kiai asal Jawa Timur di Kota Surabaya, Senin lalu (27/12). Diketahui, Jawa Timur dan kalangan pesantren merupakan basis utama PKB.
Tak hanya itu, bursa Pilpres 2024 mencuatkan isu duet Muhaimin Iskandar dengan Anies Baswedan. Kedekatan Cak Imin dengan Anies Baswedan juga memunculkan isu duet di Pilpres 2024.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PKB Jazilul Fawaid soal kemungkinan berkoalisi dengan Partai NasDem. Jika PKB merapat ke NasDem dinilai cukup realistis menurut Pengamat politik Ali Rifan.
“Ya, manuver PKB pilihan yang realistis. Koalisi Gerindra-PKB kan hingga saat ini belum ada kejelasan kapan capres-cawapres akan diumumukan,” kata Ali Rifan, Senin (26/12/2022) dilansir msn.com dari tribunjambi.com.
Hal ini merupakan warning buat calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto yang harusnya segera mengikat Cak Imin jadi Cawapres 2024. Jika tidak, maka Cak Imin berlabuh ke barisan Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan mendampingi Anies Baswesan.
“Menurut saya, Prabowo harus segera mengingkat Cak Imin jadi cawapres 2024. Karena secara elektoral, Cak Imin dan PKB ini strategis. Apalagi Anies sejauh ini sangat lemah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga Cak Imin dan PKB bisa melengkapi kekurangan Anies,” kata Ali.
Dia juga menyoriti penurunan tren elektabilitas Prabowo dalam beberapa bulan terakhir yang cenderung pasif alias tidak melakukan kerja-kerja politik. “Jika kita amati, Prabowo hingga saat ini masif pasif, ini yang menyebabkan PKB mungkin ragu. Apalagi kan survei terakhir, elektabilitas Prabowo sudah disalip Anies,” kata Ali.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani usai mendampingi Prabowo dalam gerilya politiknya di Jawa Timur mengatakan, pertemuan itu membahas banyak hal, termasuk mendapat masukan dari para kiai sepuh.
“Alhamdulillah hari ini Pak Prabowo berkunjung ke Jatim untuk bertemu langsung dengan para ulama, pemimpin pondok pesantren, beserta kiai-kiai sepuh di Jatim. Beliau ingin mendengar langsung tentang berbagai persoalan,” kata Muzani yang Wakil Ketua MPR RI.
Kepada para ulama dan kiai, kutip Muzani, Prabowo juga menjelaskan tentang berbagai macam situasi geopolitik dan beberapa persoalan lain yang dihadapi negara termasuk potensi negara. Ketua Fraksi Gerindra DPR itu juga menyampaikan harapan dari Prabowo agar para kiai terus menggalang optimisme dan persatuan di tengah-tengah masyarakat serta meminta restu.
“Beliau mencoba terus ingin tetap memberi pengabdian yang baik untuk bangsa dan negara. Karena itu beliau berharap bisa mendapatkan restu, mendapatkan pangestu dari para kiai dan ulama untuk 2024,” ungkap Muzani dikutip jpg.
Sementara itu, ulama dan kiai yang hadir yaitu Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli, Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo KH Ali Mashuri, Pengasuh Ponpes Sabilul Rosyad Malang KH Marzuki Mustamar, dan Pengasuh Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan Ra Karror Aschal.
Selanjutnya, Pengasuh Ponpes Sidogiri Pasuruan KH Fuad Nurhasan, Pengasuh Ponpes Langitan Tuban KH Ubaidilah Abdul Faqih, Keluarga Ponpes Sidogiri Pasuruan KH Cholil Nawawi Abdul Jalil, Perwakilan Ponpes Nurul Jadid Probolinggo KH Faiz Abdul Haq Zaini, Pengasuh Ponpes Sunan Bejagung Tuban KH Abdul Matin Jawahir.
Terus ada Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang KH Irfan Yusuf Hasyim. Kemudian hadir juga pada kesempatan tersebut, H Abdurrohman Al-Kautsar (Gus Kautsar), H Fahmi Ruyani, H Adibussholeh Anwar, serta KH Ali Makki. (net/msn/smr)