Kisah Erwin, Merasa Lebih Bugar Usai Ikut KB Vasektomi

Banyak yang mengira vasektomi adalah kebiri, menghilangkan kejantanan pria, dan banyak rumor negatif lainnya.

Banyak yang masih ragu atau belum mengerti tentang KB Pria. Banyak yang mengira vasektomi adalah kebiri, menghilangkan kejantanan pria, dan banyak rumor negatif lainnya. Namun tidak begitu bagi sosok ayah bernama Erwin Mirajdi Hariyanto.

Semarak.co – Ayah tiga anak ini telah mendapat informasi valid dari Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), testimoni langsung dari motivator KB yang juga adalah akseptor vasektomi, dan juga literasi. Maka, pada 2022 ia menetapkan hati untuk ber-KB dengan metode vasektomi.

Bacaan Lainnya

Berbilang tahun, hingga menjelang berakhirnya 2025, ia tetap bugar. Bahkan lebih tampak bugar dari sebelumnya. Sebuah operasi kecil di sekitar batang kejantanannya telah mengubah kehidupan Erwin di usia yang telah memasuki kepala tiga.

“Semua berawal ketika istri melahirkan anak ketiga. Saya menyaksikan langsung sayatan-sayatan. Di situ ego saya tergerak, apakah laki-laki hanya mencari nafkah saja? itulah yang membulatkan tekad ikut KB vasektomi,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Sabtu (18/10/2025).

Langkah berikut, Erwin bergegas mencari tahu seluk beluk Keluarga Berencana (KB), sebuah program tentang pengendalian pertumbuhan penduduk lewat pelayanan kontrasepsi. Program yang telah digulirkan pemerintah sejak awal 1970.

Perjalanan panjang keingintahuan itu akhirnya bermuara pada satu pergumulan dalam hati Erwin. Apakah tugas keluarga berencana, dalam hal penggunaan kontrasepsi, menjadi tugas wanita semata? Ataukah seharusnya menjadi tugas kedua belah pihak (suami dan istri)?

“Dari hasil observasi saya terkait kontrasepsi, saya menemukan fakta bahwa laki-lakilah yang menentukan kehamilan.” Berdasarkan logika sederhana tersebut, menurut Erwin, seharusnya pengendalian kelahiran juga dilakukan laki-laki.

Bagi Erwin, ‘membedah’ vasektomi ia lakukan melalui dua pendekatan. Dari sisi medis dan spiritual. Hasil yang ia temukan, ternyata vasektomi merupakan KB terbaik yang paling efektif. Sebab, penggunaan kontrasepsi oleh wanita ada kalanya berdampak bagi wanita yang sensitif terhadap kontrasepsi hormonal.

Menimbang latarbelakang pendidikan, Erwin termasuk “well educated’. Gelar sarjana psikologi disandangnya, dengan tambahan gelar Magister Humaniora. Motivator KB adalah juga hidupnya. Ia juga dikenal sebagai Direktur di sejumlah perusahaan.

“Saya merupakan entrepreneur, coach dan motivator komunikasi bisnis,” ujar Erwin memperjelas apa yang sudah dicapainya saat ini. Juga menandakan sosoknya yang berkelimpahan.

Pergumulan diri untuk mengikuti kata hati “kamu harus vasektomi” berlangsung kira-kira tiga bulan lamanya. Selama itu tampak Erwin mencoba berdamai dengan mitos yang melingkari informasi seputar vasektomi. “Semua itu berawal ketika itu dokter obgyn menyarankan agar istri disteril,” ungkap Erwin mengenang. .

Mengenal Vasektomi: Antara Mitos dan Fakta

Sejak kali pertama diluncurkan ke tengah masyarakat sebagai kontrasepsi pilihan kaum pria, vasektomi belum menggapai kata manis. Mitos atau rumor yang mengitarinya menyebabkan kontrasepsi ini hanya dilirik, enggan diminati.

Padahal, vasektomi adalah kontrasepsi mantap yang benar-benar mantap. Angka kegagalannya boleh dikata nol, aman, dan bisa dipulihkan kembali melalui cara rekanalisasi walau berbiaya mahal.

Data hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2024 yang diselenggarakan Kementerian kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menunjukkan kesertaan pria dalam ber-KB sangat rendah, hanya sekitar 2,45% pengguna kondom dan 0,16% ber-KB vasektomi.

Dibalik manfaat, vasektomi juga menjadi penanda adanya pembagian peran reproduksi antar pasangan suami dan istri. Selama ini dikesankan program KB hanya menjadi tanggungjawab istri. Semestinya tidak demikian. KB seharusnya melibatkan juga kau adam, suami. Kehadiran vasektomi menjadi bagian dalam menjaga kesimbangan peran tersebut.

Berkat kemajuan teknologi di bidang kedokteran, kini telah dikembangkan satu metode Vasektomi Tanpa Pisau (VTP). Vasektomi sendiri merupakan tindakan pengikatan dan pemotongan pada saluran vas deferens.

Dengan pengertian lain mengikat atau memotong saluran yang akan mengalirkan sperma keluar melalui penis. Awal vasektomi dikenalkan kepada masyarakat, dokter melakukan sayatan atau operasi kecil dengan menggunakan pisau.

Memang saat ini tindakan vasektomi belum menjadi standart kompetensi dokter umum di Indonesia, jadi pelatihan yang diselenggarakan oleh Kemendukbangga/BKKBN ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi dokter umum di Indonesia.

“Yang menjadi standar baru teorinya. Untuk pelaksanaanya belum, sehingga sangat diperlukan pelatihan,” tutur dr. Dimas S. Wibisono SpU, Subs. And. (K), FICS.

Untuk itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Tahun 2025”. Pelatihan ini berlangsung di Kota Semarang, Oktober 2025.

Pelatihan ini sekaligus bentuk komitmen Kemendukbangga/BKKBN bersama UNFPA, Kementerian Kesehatan, Ikatan Ahli Urologi Indonesia, dan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang untuk mendekatkan pelayanan KB pria kepada masyarakat. Termasuk memastikan setiap orang memperoleh hak yang sama atas pelayanan KB yang berkualitas. (hms/smr)

Pos terkait