PT Kimia Farma (KF) dan Dwaa Medical Limited Company (Dwaa) telah menandatangani Conditional Share Subscription Agrement (CSSA) di Mekkah, Arab Saudi, Rabu (19/7). Rencana akuisisi atas saham Dwaa sebagaimana dimuat dalam CSSA, maka komposisi kepemilikan saham dalam Dwaa akan menjadi 60% saham Dwaa dimiliki Kimia Farma dan 40% saham Dwaa dimiliki Pemegang Saham sebelumnya.
Sebagai langkah awal memasuki pasar baru di Timur Tengah, Kimia Farma melakukan investasi pada perusahaan farmasi di Arab Saudi yang merupakan anak perusahaan dari Marei Bin Mahfoudz Group untuk menjadi mitra Integrated Healthcare Business, dengan bidang usaha wholesaler dan retail Farmasi&produk Kesehatan, serta Jasa Manajemen layanan Kesehatan. Kehadiran perusahaan joint venture ini akan mendatangkan manfaat bagi jamaah umrah, jemaah haji Indonesia dan tenaga kerja yang berdomisili di Arab Saudi dengan kehadiran 30 outlet farmasi dan 2 pusat distribusi di lokasi utama Mekkah dan Jeddah.
Direktur Utama PT Kimia Farma Honesti Basyir mengatakan, keberadaan apotek tersebut akan memberi alternatif bagi warga negara Indonesia selain apotek-apotek lainnya yang dikelola oleh Arab Saudi dimana kedepannya Perseroan juga berencana untuk melakukan pembangunan klinik dan layanan kesehatan lainnya melalui kerjasama dengan pihak lainnya.
“Pengembangan bisnis Kimia Farma di Arab Saudi tidak hanya terbatas pada musim haji namun juga untuk jamaah umrah dan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi serta masyarakat Arab Saudi itu sendiri. Tidak hanya kebutuhan obat, kami juga akan mengembangkan klinik dan fasilitas kesehatan lainnya,” ujar Honesti usai membubuhkan tanda tangan CSSA bersama Sheikh Marei Bin Mubarak bin Mahfoudz, Chairman Marei Bin Mahfoudz Group yang disaksikan Mohamad Hery Saripudin, Konsul Jenderal RI dan Untung Suseno Sutarjo, Sekretaris Jendral Kementerian Kesehatan RI.
Untuk terus meningkatkan laju pertumbuhan kinerja perseroan, perusahaan pelat merah ini telah merancang grand strategy berupa pembangunan berbagai fasilitas produksi Perseroan, yaitu Pabrik Banjaran, Pabrik Garam Farmasi, Pabrik Bahan Baku Obat dan dalam waktu dekat akan mulai beroperasinya Pabrik Rapid Test, yaitu suatu produk alat kesehatan test kit untuk melakukan pendeteksian penyakit seperti HIV, Siphilis, Malaria, Hepatitis, narkoba dan demam berdarah.
Dalam optimalisasi aset, Perseroan melakukan upaya optimalisasi aset-aset perusahaan dengan menggandeng mitra strategis yang kompeten dan berpengalaman. Seperti pembangunan MOXY Hotel di Dago Bandung, Pembangunan Hotel di Matraman Jakarta serta Pembangunan Rumah Sakit di Saharjo Jakarta, dengan bentuk kerjasama Built Operate Transfer (BOT).
Selain itu Perseroan juga meningkatkan value perusahaan terutama modernisasi value chain melalui implementasi IT yang diterapkan di seluruh lini bisnis. Digitalisasi akan mengakselerasi transformasi bisnis Kimia Farma sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan. (lin)