Ketahuilah, Anies Baswedan itu Cucunya Pahlawan Nasional dari Jawa Timur

Peneliti Lembaga Survey, Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam, S.Sos M.Si. Foto: internet

Nama keluarga besar Baswedan bukanlah sosok yang asing di Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya. Diketahui bahwa Abdurrahman Baswedan atau A.R Baswedan adalah Pahlawan Nasional asli kelahiran Ampel, Kota Surabaya.

semarak.co-Sejak ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2018, nama A.R Baswedan kembali muncul di permukaan publik. A.R Baswedan sendiri adalah kakek dari Anies Baswedan, yaitu bapak dari orang tua Anies Rasyid Baswedan.

Bacaan Lainnya

Peneliti Lembaga Survey dari Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam menilai belum banyak yang tahu perihal sosok A.R Baswedan yang merupakan kakek dari Anies Baswedan yang kini menjadi bakal calon presiden (capres) seperti telah dideklarasikan Partai NasDem dan akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS.

“Maka ini harus dikapitalisasi. Dengan kapitalisasi tersebut nantinya bisa jadi keuntungan tersendiri bagi Anies Baswedan,” ujar Abdussalam di Surabaya, Sabtu (4/2) seperti dilansir jatimtimes.com, Saturday, Feb 04, 2023.

Karena Anies saat ini merupakan sosok calon presiden yang sudah memenuhi syarat Presidential Threshold (PT) di atas 20% dengan adanya dukungan dari NasDem, Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di bawah nama Koalisi Perubahan. “Maka ini harus disampaikan ke masyarakat. Ini bisa jadi keuntungan tersendiri,” lanjut dia.

Dia menegaskan semua nama calon presiden yang mulai bermunculan saat ini memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Namun, kata Abdussalam, yang harus dibangun mulai saat ini adalah tentang narasi positif. Dan jika Anies merupakan keturunan dari pahlawan nasional, A.R Baswedan maka ini bisa juga disampaikan ke public.

“Plus itulah yang harus dikabarkan ke publik sebanyak-banyaknya. Agar bisa pengaruhi opini dan persepsi publik. Karena elektabilitas ini sangat berpengaruh dari persepsi public,” beber Abdussalam yang akademisi dari Kampus Negeri, Universitas Trunojoyo Madura.

Dia menambahkan publik butuh asupan informasi untuk tahu keunggulan atau plus calon itu tadi. “Silahkan kuasai ruang publik supaya keunggulan calon tadi diketahui publik,” pungkasnya.

A.R Baswedan sendiri adalah salah satu sosok yang memilih terjun ke dunia perjuangan dan aktivitas sosial semasa hidupnya. Sementara saudara lainnya banyak yang lebih memilih dunia perniagaan atau perdagangan. (net/jtt/smr)

AR Baswedan Pelopor Soempah Pemoeda Arab di Semarang

Tanggal 28 Oktober 1928 dikenal sebagai hari diselenggarakannya Kongres Pemoeda yang kemudian diperingati sebagai Hari Soempah Pemoeda. Kota Semarang Jawa Tengah jangan dinggap tak memiliki peran dalam perjuangan kegerakan kaum muda tersebut.

Tanggal 4 – 5 Oktober 1934 atau lima tahun kemudian sesudah peristiwa 1928 adalah tanggal yang tak boleh dilupakan bagi warga Semarang. Pada waktu itu dilangsungkan Kongres Nasional Pemoeda Pemoedi Peranakan Arab di Nusantara di Semarang.

Adalah pemuda Abdurrahman Baswedan yang masih berusia 27 tahun sebagai pelopornya. AR Baswedan mengumpulkan sedikitnya 40 orang keturunan Arab dari Jakarta, Semarang, Pekalongan, Surabaya. Waktu itu disebutkan dilangsungkan di rumah Said Bahelul di Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Suasananya tak mulus. Malah cenderung tegang di awal. Banyak orang Arab menolak ide AR Baswedan untuk mengakui Indonesia sebagai tanah air. Banyak yang masih suka menganggap negara-negara Arab sebagai tanah airnya (sebagian besar dari Yaman).

Sikap penolakan itu didasarkan pada realita kebijakan penguasa kolonial Belanda yang membagi tiga strata warga. Pertama orang kulit putih, kedua orang Arab, India, dan China serta ketiga adalah pribumi. Ini teori pemecahbelahan yang diterapkan Belanda. Padahal kenyataannya banyak orang Arab menikah dengan wanita Hindia Belanda.

Kegigihan AR Baswedan berbuah hasil baik. Dihasilkanlah ikrar para pemuda keturunan Arab itu. Ada tiga poin, pertama, sepakat menyatakan Tanah Air Peranakan Arab adalah Indonesia. Kedua, peranakan Arab harus meninggalkan kehidupan menyendiri (mengisolasi diri).

Ketiga, peranakan Arab penuhi kewajiban terhadap tanah air dan bangsa Indonesia. Kongres nasional peranakan Arab di Semarang ini mau tak mau harus diakui diilhami Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928. Sebelum kongres, pada 1 Agustus 1934, orang Arab di Semarang digegerkan penampilan pemuda AR Baswedan yang mengenakan blangkon.

Itu termuat dalam koran Matahari di Semarang. Pemuda ini adalah seorang jurnalis yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dan pemuda ini mengajak orang sesamanya untuk menerapkan prinsip kewarganegaraan jus soli, dimana lahir di situlah tanah air.

Inilah upaya pemuda Baswedan mengubah pola pikir orang Arab sebelum ia menggelar kongres. Langkah pemuda Baswedan merupakan ide revolusioner. Itu merupakan langkah yang melampaui batas -batas etnik dan agama. Dan pemikirannya itu berpengaruh pada orientasi kebernegaraan komunitas Arab Hadrami di Hindia Belanda.

AR Baswedan pada masa kemerdekaan terus berkiprah. Ia adalah diplomat pertama yang berhasil mendapatkan pengakuan de facto dan de jure dari Mesir atas kedaulatan Indonesia. Pasca proklamasi ia menjadi Menteri Muda Penerangan Kabinet Syahrir III pada era Kabinet Revolusi Nasional.

Juga anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat. Anggota parlemen, anggota Konstituante. Lahir 3 September 1908 dan meninggal 4 Maret 1986 dimakamkan di Tanah Kusir Jakarta. Hari tuanya banyak dihabiskan di Solo dalam kesahajaan. Ia tak mau hidup membawa nama besarnya.

Bahkan menggunakan mobil Chevrolet 6000 cc yang diberikan padanya pun nyaris tak pernah karena dianggap boros bensin. Sebagai pengetahuan saja, ia adalah kakek dari Anies dan Novel Baswedan. Foto disebutkan diabadikan pada kesempatan kongres di Semarang. Bendera yang terlihat putih hitam adalah bendera pemuda Arab. (J Christiono – wiki, detik, bbcnews Indonesia)

 

sumber: jatimtimes.com di WAGroup PAMEKASAN GERBANG SALAM (postSelasa7/2/2023/abiachmadsaifullah)/WAGroup ANIES GUBRNUR DKI (post29/10/2020/fahri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *