PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melalui Housing Finance Center (HFC) terus mendorong generasi milenial mengembangkan potensi dirinya menjadi pengembang perumahan.
semarak.co-Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu yang dilakukan Bank BTN bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) mengadakan pelatihan mini MBA di bidang properti.
Direktur Finance Bank BTN Nofry Rony Poetra mengatakan, backlog atau kesenjangan perumahan yang saat ini mencapai sekitar 12,75 juta unit perlu dicarikan solusinya agar bisa berkurang secara signifikan, salah satunya dengan menyediakan suplai rumah yang cukup banyak dibangun setiap tahunnya.
“Agar suplai rumah melimpah, maka diperlukan banyak developer yang melakukan pembangunan rumah. Inilah yang menjadi concern Bank BTN untuk menciptakan developer-developer muda di berbagai daerah,” ujar Nofry usai teken perjanjian kerja sama (PKS) Bank BTN dan SBM-ITB di Jakarta, Senin (26/9/2022).
Penandatangan PKS dengan SBM-ITB itu merupakan kelanjutan kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya terkait pelatihan Mini MBA in Property. Kesuksesan program pelatihan Mini MBA in Property dengan SBM-ITB telah mencetak sekitar 1.000 lulusan dari 15 batch.
“Melalui penandatanganan perjanjian kerja sama kembali ini dengan kolaborasi penyelenggaraan program pelatihan dan pendidikan di bidang properti dalam pelaksanaan Mini MBA in Property, kami harap dapat terus berlanjut dan mampu mencetak developer-developer baru untuk melengkapi mortgage ecosystem yang dibangun oleh Bank BTN,” kata Nofry.
Ia menuturkan pengembangan kewirausahaan bidang properti telah mendorong pertumbuhan bisnis perumahan perseroan. Untuk itu, BTN akan terus melakukan edukasi terhadap generasi milenial agar tertarik menjadi pengusaha properti.
Dari berbagai pelatihan wirausaha properti yang diselenggarakan HFC seperti BTN Santri Developer, School of Property Developer, Ruang Temu Property Developer dan Mini MBA in Property, rinci Nofry, telah menghasilkan sekitar 2.353 pengusaha properti.
“Jumlah tersebut diharapkan terus bertambah seiring dengan berbagai pelatihan yang dilakukan HFC beker jasama dengan berbagai perguruan tinggi baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” papar Nofry dilansir neraca.co.id/Sabtu, 01/10/2022.
Selain SBM-ITB, pihaknya juga bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) serta dengan beberapa universitas di dalam negeri. “Perseroan juga menjajaki program serupa untuk bekerja sama dengan universitas di luar negeri dan saat ini masih dalam proses seperti universitas di kawasan Asia dan Australia,” ujar Nofry.
Dalam program pelatihan dan pendidikan unggulan di bidang properti, HFC akan mengedepankan empat pilar pembelajaran yang komprehensif yang mencakup aspek land (pertanahan), legal (perizinan), capital (pembiayaan), dan skillset (penjualan). “Kami akan memperkuat materi pelatihan yang berkaitan dengan inovasi bisnis dan digitalisasi pembangunan perumahan,” kata Nofry.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB yang juga pelaksana tugas (Plt.) Dekan SBM Jaka Sembiring mengatakan inisiatif kerja sama SBM ITB dengan BTN dalam penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan properti ini diharapkan dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin bagi mitra-mitra di BTN.
“Mini MBA ini merupakan satu langkah strategis karena kita bisa dengan cepat memberikan adaptasi terhadap tantangan perubahan yang begitu cepat, sementara untuk jangka panjang dalam bidang properti akan memberikan landasan-landasan yang sangat kuat secara akademis, yang tentunya disertai dalam bentuk-bentuk penelitian dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Jaka.
Seperti diketahui, Bank BTN mengembangkan bisnisnya pada 1989 dengan memulai operasi sebagai bank komersial dan mengeluarkan obligasi pertama. Pada tahun 1992 status Bank BTN ini menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) karena sukses Bank BTN dalam bisnis perumahan melalui fasilitas KPR.
Pada tahun 1994, BTN memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa. Delapan tahun berikutnya (2002) berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House Coopers, Pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No. 5 – 544/MMBU/2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. (net/nca/smr)