Makin memanas, kiai dan ulama siap menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan alasan demi menyelamatkan PBNU yang sudah melenceng. Sebelumnya banyak kiai dan ulama NU dari penjuru Indonesia berkumpul dalam Konsolidasi Nasional Presidium MLB NU.
semarak.co-PBNU dianggap telah membuat kebijakan kontroversial dan membuat gaduh. Atas dasar penilaian tersebut, sejumlah pihak di tingkat struktural maupun kultural NU mendorong digelarnya MLB PBNU. Hal ini yang disampaikan Sekretaris Steering Committee (SC) MLB PBNU Abdussalam Shohib atau Gus Salam sebagaimana dikutip dari kompas.com, Senin (16/9/2024).
“Itu terbukti dengan banyaknya terjadi kegaduhan, keresahan, dan kebijakan-kebijakan PBNU yang banyak kontroversial, kontra produktif di dalam memajukan organisasi. Karena itu, kami berinisiatif memfasilitasi penyelenggaraan MLB untuk merespons kegelisahan sejumlah pihak,” kata Gus Salam dilansir kompas.tv dari laman berita msn.com, Selasa (17/9/2024).
Gus Salam pun mengklaim, Muktamar Luar Biasa PBNU ini akan dihadiri 326 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), 23 Pengurus Wilayah NU (PWNU), serta sedikitnya 12 Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU).
Gus Salam juga memastikan, jika penyelenggaraan MLB PBNU sudah sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi. Dalam keterangannya lebih lanjut, gerakan MLB PBNU tidak muncul secara tiba-tiba dan bukan hanya bertujuan untuk menggeser Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dari posisi Ketua Umum PBNU.
Menurutnya, wacana MLB ini sudah muncul sejak beberapa waktu setelah PBNU hasil Muktamar Lampung dilantik pada 2021. Saat itu, Bendahara Umum PBNU Mardani Maming ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Mulai sejak kontroversi bendahara umumnya terkena kasus, kemudian politisasi satu abad NU oleh menteri BUMN Erick Thohir, kemudian intervensi-intervensi yang dilakukan terhadap PWNU dan PCNU di dalam proses-proses organisasi yang itu menyalahi fatsun dan bertentangan dengan aturan yang ada,” ujar Gus Salam.
Kemudian, lanjut dia, situasi semakin lebih meresahkan dengan keterlibatan aktif dan masif PBNU dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yang dianggap bertentangan dengan khittah NU. “Itu benar benar menggunakan mesin organisasi,” tutur Gus Salam.
MLB PBNU dilakukan karena adanya kisruh terkait upaya menggulingkan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dari posisi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebab persoalan ini menimbulkan perpecahan di kalangan warga nahdliyin (sebutan jemaah NU) dan pesantren.
“Kemunduran organisasi di bawah yang itu dirasakan langsung oleh warga NU dan merugikan umat,” tutupnya.
Di bagian lain diberitakan wartakotalive.com melalui laman berita msn.com, Selasa (17/9/2024), politik nasional sedang bergolak jelang pergantian kepemimpinan Presiden Joko Widodoke Prabowo Subianto. Organisasi besar yang ada mengalami guncangan seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin), kepemimpinan Arsjad Rasjid dikudeta Anindy Bakrie.
Kini, giliran organisasi Islam terbesar di Indonesia PBNU. PBNU yang diketuai Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) harus dirombak hingga muncul wacana Muktamar Luar Biasa (MLB). Sejumlah pihak berencana menggulingkan Gus Yahya lewat MLB PBNU, dan telah membentuk struktur kepanitiaan.
Presiden Sekretaris Steering Committee MLB PBNU Abdussalam Shoib alias Gus Salam menyatakan, MLB ini merupakan upaya penyelamatan terakhir. Sebab, kritikan terhadap PBNU di bawah kepemimpinan Gus Yahya tak mendapat respons.
“MLB ini benar benar jalan terakhir yang kita ambil dan situasi darurat yang harus kita lakukan untuk memperbaiki keadaan. Banyak pihak di tingkat struktural maupun kultural NU merasa gelisah dengan kesalahan manajemen di PBNU saat ini,” kata Gus Salam saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/9/2024).
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kegaduhan, keresahan, dan kebijakan PBNU yang kontroversial serta kontraproduktif di dalam pengelolaan organisasi. Atas fenomena tersebut, pihaknya lantas berinisiatif memfasilitasi penyelenggaraan MLB. Menurutnya, MLB ini tidak muncul secara tiba-tiba dan hanya terkait pergantian struktur kepengurusan PBNU.
Wacana ini bergulir sejak enam bulan setelah Gus Yahya dilantik sebagai Ketua Umum PBNU di Muktamar Lampung pada akhir 2021, ditambah sejak Bendahara Umum PBNU Mardani H. Maming ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
“Mulai sejak kontroversi bendahara umumnya terkena kasus, kemudian politisasi satu abad NU oleh Menteri BUMN,” kata Gus Salam.
Dia menambahkan, masalah lain termasuk intervensi terhadap Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), serta keterlibatan PBNU yang aktif pada Pilpres 2024 yang dianggap bertentangan dengan khittah NU.
“Kemudian juga soal kisruh PBNU dengan PKB dan upaya mengkudeta Muhaimin Iskandar dari ketua umum. Itu benar-benar menggunakan mesin organisasi,” tutur Gus Salam.
Komunikasi dengan Ratusan PWNU dan PCNU Untuk menyelenggarakan MLB, panitia harus melibatkan minimal 50 persen plus satu dari PWNU, PCNU, dan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) di luar negeri. Saat ini, ada 326 PCNU, 23 PWNU, serta 12 PCINU yang berkomunikasi dengannya, dari total kepengurusan di PBNU yang terdiri dari 550 PCNU, 38 PWNU, dan 34 PCINU.
Gus Salam mengatakan, komunikasi dengan PWNU dan PCNU dilakukan secara tertutup untuk menjaga kerahasiaan. Sebab, saat ini mereka masih ada di dalam struktur NU dan di bawah kendali PBNU pusat. Hal ini membuat mereka bisa diganti kapan saja jika ketahuan menjalin komunikasi untuk melaksanakan MLB PBNU.
“Maka yang kami lakukan adalah komunikasi tertutup yang kita jaga benar kerahasiaannya dari teman-teman di struktur PW (pengurus wilayah) dan PC (pengurus cabang),” tuturnya.
Meskipun sudah mengumumkan akan menggelar MLB NU, Gus Salam mengaku pihaknya belum menetapkan tanggal untuk melaksanakan rapat tertinggi di organisasi tersebut. Sejauh ini, panitia MLB NU tengah melakukan koordinasi dan konsolidasi.
“Kalau rencana pelaksanaan MLB-nya sampai hari ini masih belum kita tentukan. Kenapa? Karena kita perlu koordinasi dan konsolidasi,” tutur Gus Salam.
Gus Salam menerangkan, pihaknya baru menjadwalkan kegiatan Pra-MLB yang melibatkan minimal 50 plus satu PWNU, PCNU, dan PCINU. Selain itu, ia mengatakan, telah menyusun argumentasi mengenai perlunya mengganti struktur kepengurusan PBNU yang dipimpin Gus Yahya dalam Risalah Amanat Bangkalan.
Dokumen ini dikirim ke seluruh kantor PWNU, PCNU, dan PCINU melalui pos dan digital. “Kita kirim karena kita sudah punya data,” kata Gus Salam.
PBNU Staquf Sebut MLB Hoaks
Sementara Ketua PBNU Abdullah Latopada menegaskan, tak ada PWNU dan PCNU yang terlibat dalam gerakan MLB PBNU. Menurutnya, MLB itu merupakan isu yang digulirkan sekelompok orang yang tidak memiliki kedudukan dalam kepengurusan PBNU.
“Saya pastikan tidak ada pengurus cabang ataupun wilayah yang ikut. Itu hanya wacana yang didengungkan segelintir orang pengangguran,” kata Latopada kepada wartawan sebagaimana dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (15/9/2024), dikutip dari Antaranews.
Menurut Latopada, struktur kepengurusan PBNU di di bawah kepemimpinan Gus Yahya solid dan kokoh. Karenanya, jika ada klaim mereka didukung PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) dan PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) maka saya pastikan itu tindakan menyebar hoaks. Di NU itu tidak ada rebutan jabatan.
Sebelumnya pun sudah diberitakan konflik internal di tubuh PBNU kian tak terbendung. Para kiai dan ulama NU dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul dalam Konsolidasi Nasional Presidium MLB NU yang digelar di Kabupaten Cirebon, Minggu-Senin (8-9/9/2024) seperti diberitakan tvonenews.com, Senin, 9 September 2024 – 19:30 WIB melalui laman berita msn.com, Selasa (10/9/2024).
Pertemuan yang berlangsung selama dua hari ini menjadi momentum bagi para ulama untuk mengkritik keras kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf yang dianggap menyimpang dari khittah (garis dasar) NU. Para kiai, yang sebagian besar adalah keturunan pendiri NU, menilai PBNU di bawah Yahya Cholil Staquf telah meninggalkan nilai-nilai perjuangan Jam’iyah NU.
Ketidakpuasan ini semakin mencuat setelah beragam keputusan strategis PBNU dianggap lebih condong pada kepentingan politik dan ekonomi, jauh dari tujuan awal berdirinya organisasi. Ketua OC Presidium Muktamar Luar Biasa (MLB) NU KH Imam Baihaqi menegaskan, pertemuan ini merupakan langkah awal menyelamatkan organisasi NU.
Berdasarkan Amanat Bangkalan yang dirumuskan 18 Agustus 2024, Presidium telah melakukan berbagai langkah konkret melalui silaturrahmi, koordinasi, dan konsolidasi dengan pesantren-pesantren An-Nahdliyyah dan struktural NU di seluruh Indonesia.
“Melalui Hotline Pengaduan Presidium, kami telah menerima ratusan aduan, kritik, dan saran dari struktural maupun kultural NU. Bahkan, pengaduan datang dari Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU di luar negeri,” jelas Imam Baihaqi, Senin (9/9/2024) dalam jumpa wartawan.
Pertemuan ini dihadiri tokoh-tokoh penting seperti KH Fahmi Basyar, KH Fariz Fuad Hasyim dari Buntet Pesantren, serta KH Ahmad Syamsul Rizal yang bertindak sebagai juru bicara Presidium. Mereka semua sepakat untuk menyelenggarakan Pra MLB di akhir September atau awal Oktober 2024 sebagai langkah taktis untuk menyiapkan MLB NU.
Presidium juga menyusun kepanitiaan Pra dan MLB NU dengan tokoh-tokoh terkemuka, seperti Imam Jazuli sebagai Ketua SC, Abdussalam Shohib sebagai Sekretaris 1, dan Nashruddin sebagai Bendahara. Mereka berharap langkah ini dapat segera mengembalikan NU ke jalur yang seharusnya.
Dengan konsolidasi ini, konflik internal di PBNU tampaknya akan memasuki fase baru yang lebih panas. Keputusan besar akan diambil dalam waktu dekat, dengan banyak pihak yang mempertanyakan. (net/msn/kpc/tvo/smr)