Pakar Pemerintahan Otonomi Daerah, Prof Ryaas Rasyid mengatakan, bangsa kita ini sedang mengalami azab Allah akibat salah pilih pemimpin. Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Prof Ryaas Rasyid menyampaikan kritiknya ini melalui pesan whatsapp (WA).
semarak.co-Ryaas Rasyid menjelaskan, azab yang dimaksud itu berupa kezaliman penguasa pada semua level, memburuknya kondisi kehidupan masyarakat lapisan bawah, rusaknya persatuan, konflik sesama ummat Islam, juga terpuruknya daya beli bersamaan dengan nilai rupiah.
Ryaas juga menganggap azab tersebut akibat para pembohong. “Semua ini adalah akibat kehadiran para pembohong di puncak-puncak kepemimpinan negara dan pemerintahan. Kepemimpinan berbasis kebohongan ini mengundang kemurkaan Allah,” ulang Ryaas melalui pesan tertulis WA diterima redaksi law-justice.co/Sabtu, 05/10/2019 11:54 WIB.
Azab dari salah memilih pemimpinpun disebutkan Ryaas:
- Kezaliman penguasa pada semua level,
- Memburuk nya kondisi kehidupan masyarakat lapisan bawah,
- Rusaknya persatuan,
- Konflik sesama ummat Islam,
- Terpuruknya daya beli bersamaan dengan nilai rupiah (dobel negatif=sdh daya beli jatuh akibat pengangguran dan phk, nilai uang pun merosot),
- Rusaknya moralitas penegak hukum.
Ia pun mengatakan, tak ada cara menghentikan azab Allah kalau masih terus menumpuk kebohongan. “Doa-doa para kiai dan ulama dikumandangkan pada acara-acara kenegaraan dan pemerintahan tidak akan sampai apalagi terkabul. Mereka hanya pelengkap upacara belaka,” sambungnya.
Dilanjut Ryaas, “Maka salah satu jalan perjuangan untuk kembalinya berkah dan rahmat Allah SWT kepada bangsa ini adalah kebangkitan para pejuang melawan kebohongan. Sudah beberapa tahun ini kebohongan menyebar dan beranak pinak.”
“Kita yang sadar akan hakikat realitas politik dan sosial ekonomi yang semakin buruk ini merasakan betapa bangsa Indonesia terkepung dan terkooptasi oleh kebohongan yang sistematis, sehingga telah sampai pada kondisi yang membahayakan eksistensi kebenaran,” tulis dia.
Kalau semua ini tdk bisa dihentikan, terang Ryaas, bukan tidak mungkin kebenaran hanya akan tinggal sebagai kenangan belaka bahkan jadi bahan olok-olokan. Ryaas juga menegaskan musuh peradaban sesungguhnya. “Kebohongan adalah musuh besar peradaban,” pungkasnya. (net/law/smr)
sumber: law-justice.co di berbagai WAGroup, salah satunya PA Al-Wasliyah P.Brayan (postRabu6/4/2022/atnanlimbong)