Kenang 20 Tahun Tsunami, Mentrans Iftitah Sebut Hikmah Tsunami Aceh Jadi Momen Penting dalam Bangun Negeri

Mentrans M. Iftitah Sulaiman Suryanagara (kiri) bersama mantan Juru Bicara Kepresidenan di era Presiden SBY, yaitu Dino Patti Djalal (kanan) saat menghadiri forum diskusi mengenang 20 tahun peristiwa tsunami, The Big Idea Forum, di Jakarta, Sabtu, 21 Desember 2024. Foto: humas Kementrans

Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyampaikan bahwa bencana alam tsunami yang melanda Aceh, pada 21 Desember 2004 telah menjadi momen penting dalam membangun Indonesia.

semarak.co-Demikian disampaikan Menteri Iftitah saat menghadiri forum diskusi mengenang 20 tahun peristiwa tsunami, The Big Idea Forum, di Jakarta, Sabtu, 21 Desember 2024. Forum ini diselenggarakan CNN Indonesia dan disiarkan secara nasional.

Bacaan Lainnya

Awalnya, Mentrans Iftitah mengungkapkan dirinya tengah bertugas di Aceh saat itu sehingga mengetahui detik-detik peristiwa hingga kerusakan yang terjadi. Setelah itu, Iftitah menceritakan beberapa cerita yang belum terungkap di tengah masyarakat.

Pertama, ia menyampaikan bahwa kehadiran Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara langsung di lokasi saat itu berhasil menaikkan moril masyarakat. “Kalau Presiden saja sebagai pimpinan tertinggi hadir, tidak ada alasan bagi pimpinan yang lain untuk tidak hadir,” ungkap Mentrans Iftitah dalam paparan.

Kedua, lanjut dia, prajurit TNI secara alami dan naluri langsung melakukan operasi bantuan kemanusiaan meski belum mendapatkan perintah dari atasan. Ketiga, Iftitah juga menceritakan bahwa dirinya adalah saksi dari proses damai di Aceh.

“Saya jadi saksi, damai di Aceh itu nyata,” tegas Mentrans Iftitah yang saat itu bertugas sebagai Perwira Seksi Operasi Batalyon Kavaleri 8 Kostrad seperti dirilis humas Kementerian Transmigrasi (Kementrans) usai acara melalui WAGroup Kemendes PDTT, Kamis sore (26/12/2024).

Mentrans Iftitah juga menyampaikan bahwa Hikmah bencana Aceh menjadi momen penting dalam membangun negeri ini. Presiden SBY yang turut hadir di acara The Big Idea Forum ikut menceritakan beberapa cerita yang belum terungkap yang terjadi saat itu. “The darkest day in our history, hari yang menguji bangsa Indonesia,” kata SBY.

SBY sedang berada di Nabire, Papua saat tsunami terjadi. Ia memutuskan langsung terbang ke Aceh untuk melihat langsung kondisi di lapangan, meskipun banyak yang menyarankan jangan, mengingat situasi keamanan di Aceh. Melihat situasi di Aceh, SBY mengeluarkan direktifnya yang pertama.

“Perintah saya yang pertama, Selamatkan lebih banyak masyarakat. Peristiwa tsunami yang terjadi di tengah konflik dengan Gerakan Aceh Merdeka atau GAM memberikan pelajaran penting. GAM dan Prajurit TNI, bersama bergerak melakukan kegiatan kemanusiaan. Dukungan dari 17 negara juga hadir untuk membantu masyarakat Aceh dibawah komando Pemerintah Indonesia,” kata SBY.

Ke depan, SBY mengingatkan tentang keikhlasan dalam pengabdian untuk Indonesia. “Doakan pemimpin saat ini dan ke depannya, menuju bangsa kuat. Menjadi negara maju ke depannya,” imbuh SBY yang deklarator Partai Demokrat.

Kesempatan sama, pendiri gerakan 5P Global Movement Arsjad Rasjid menyoroti nilai gotong royong dan Bhinneka Tunggal Ika dalam penanganan tsunami di Aceh pada 2004. Ia berkata, dua hal itu sangat penting dalam menghadapi krisis maupun bencana yang terjadi.

Sementara, Coordinator Division of Disaster Risk Management of Tsunami and Disaster Risk Management Research Division Prof. Ella Meilianda mengatakan, letak Indonesia rawan terhadap bencana. “Bencana tidak bisa dihindari, kita harus bisa berdampingan dengan bencana”, ujar Ella.

Turut hadir dalam acara The Big Idea Forum Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat dan mantan Juru Bicara Kepresidenan di era Presiden SBY, yaitu Dino Patti Djalal. (smr)

Pos terkait