Kementerian PPN/Bappenas Undang Investor Manfaatkan Blended Finance untuk Pembiayaan TPB/SDGS

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti memberi sambutan di Tri Hita Karana (THK) Forum on Sustainable Development Future Knowledge and Blended Finance for Better Business Better World di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Foto: humas Bappenas

Kementerian PPN/Bappenas mengundang investor memanfaatkan Blended Finance untuk pembiayaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Ini bukti komitmen Indonesia untuk meningkatkan upaya pembiayaan inovatif seperti pembiayaan campuran atau blended finance sebagai sumber pendanaan untuk mencapai TPB/SDGs.

semarak.co-Studi The Organisation for Economic Co-operation and Development Global Outlook on Financing for Sustainable Development 2021 memperkirakan, kesenjangan pembiayaan TPB/SDGs diperkirakan akan meningkat sebesar 70%, dari USD2,5 triliun menjadi USD4,2 triliun.

Bacaan Lainnya

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kita telah berada dalam pemulihan pandemi Covid-19, namun kita harus bersiap menghadapi krisis lain, termasuk ketegangan geopolitik dan perubahan iklim yang lebih terlihat dan berdampak pada kehidupan kita.

Dalam konteks pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi ke-17 G20 yang digelar 15-16 November 2022, blended finance juga menjadi salah satu tema utama. Sebagai focal point Development Working Group (DWG), Kementerian PPN/Bappenas membahas Principles to Scale up Blended Finance in Developing Countries di sejumlah pertemuan DWG.

“Pemerintah Indonesia akan terus menjalin kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan,” ungkap Amalia di Tri Hita Karana (THK) Forum on Sustainable Development Future Knowledge and Blended Finance for Better Business Better World di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022) dirilis humas melalui WAGroup Bappenas Media, Minggu sore ini.

Termasuk organisasi internasional, lanjut Amalia, bank pembangunan multilateral, organisasi filantropi, serta investor, untuk mencapai Dekade Aksi menuju 2030 yang selaras dengan prinsip inklusif SDGs. Indonesia telah menjadi salah satu negara pionir dengan mengembangkan Integrated National Financing Framework yang mendorong pemanfaatan blended finance untuk mencapai TPB/SDGs.

Blended finance juga dioptimalkan melalui SDG Financing Hub yang membidik sinkronisasi sumber daya keuangan dan nonkeuangan untuk investasi yang sejalan dengan tujuan TPB/SDGs. Mekanisme blended finance sepatutnya disebut sebagai public-private partnership karena membuka lebih banyak potensi ekonomi di negara mana pun.

“Swasta dapat membawa keahlian dan sumber daya khusus industri dan ini dapat membantu mencapai dampak berkelanjutan dengan kecepatan dan skala yang lebih besar, sementara mitra pemerintah juga membawa modal ke program, dan sektor swasta dapat memperoleh manfaat sosial atau lingkungan yang lebih tinggi atas investasi tersebut,” pungkas Deputi Amalia. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *