Kementerian PPN/Bappenas Perpanjang Pengumpulan Proposal IDF 2019

Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kewilayahaan Kementerian PPN/Bappenas Oktorialdi. Foto: humas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/ Bappenas) memperpanjang pengumpulan Penawaran Pengajuan Proposal/Call for Submission (CfS) hingga 11 April 2019 selama pelaksanaan Road to Indonesia Development Forum (IDF) 2019 di beberapa kota.

Selaku penyelenggara IDF 2019, Kementerian PPN/Bappenas ingin menangkap aspirasi masyarakat yang dijaring selama ini. Perpanjangan ini dimaksudkan untuk menjaring lebih banyak ide dan gagasan inovatif para praktisi dan peminat pembangunan, akademisi, peneliti, pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat umum.

Ini terkait tantangan pembangunan dalam kerangka tema IDF 2019 “Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif.”.

“Sejauh ini kami sudah bertemu dengan praktisi dan peminat pembangunan di Batam dan Semarang dalam kegiatan Road to IDF 2019 untuk berbagi pengalaman dan gagasan,” ujar Oktorialdi, Staf Ahli Menteri Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Bappenas dalam rilis Humas Kementerian PPN/Bappenas, Jumat (29/3).

“Kami menangkap minat yang sangat besar dari para peserta pada diskusi di dua kota tersebut untuk ikut terlibat dalam IDF 2019. Untuk itu, kami memutuskan untuk memperpanjang tenggat waktu Call for Submission, dari semula tanggal 29 Maret menjadi 11 April 2019,” imbuhnya.

Tahun ini, proposal diterima dalam empat (4) kategori, yaitu (1) makalah; (2) paparan singkat tentang praktik cerdas; (3) pertunjukan seni dan budaya; dan (4) blog, vlog, video, atau infografik.

Proposal yang terpilih akan memperoleh kesempatan untuk dipresentasikan pada ajang IDF 2019 yang akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center, pada 22-23 Juli 2019. Selain itu, proposal terpillih dalam bentuk makalah terbaik akan diberikan insentif berupa:

bantuan pengeditan akademik untuk membantu menyiapkan makalah agar dapat diajukan ke jurnal internasional peer reviewed; atau biaya perjalanan untuk mempresentasikan makalah (jika diterima) pada konferensi internasional yang relevan (hingga maksimal Rp 50 juta).

Tidak ketinggalan, proposal terpilih dalam bentuk lainnya (Best Video, Best Poster, Best Performances, dan praktik cerdas) akan mendapatkan kesempatan untuk ditampilkan profilnya dalam lini daring IDF dan mitra media dari Program Knowledge Sector Initiative (KSI), serta insentif menarik lainnya.

Proposal harus dibuat sesuai dengan tema yang diusung IDF 2019. Akan ada delapan (8) sub-tema yang menjadi pokok bahasan IDF 2019, yaitu: (1) Mempercepat transformasi struktural; (2) Reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi (TVET) untuk pekerjaan masa depan.

Dan (3) Menciptakan peluang kerja yang inklusif; (4) Memperbaiki iklim investasi; (5) Mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah yang berdaya saing global; (6) Membina para pelaku usaha sosial; (7) Mengembangkan talenta dan pasar lokal; dan (8) Meningkatkan kualitas modal manusia.

Tema dan sub-tema ini ini dipilih mengingat peluang sekaligus tantangan bonus demografi sudah di depan mata. Pemerintah memproyeksikan pada tahun 2030 mendatang, Indonesia akan mengalami perubahan struktur populasi dengan didominasi oleh penduduk usia produktif (15-64 tahun) , yaitu sekitar 68 persen (atau sekitar 200 juta orang) dari total keseluruhan penduduk Indonesia.

Oleh karenanya, penyediaan lapangan kerja, perbaikan iklim investasi dan penciptaan kegiatan ekonomi yang inklusif menjadi penting agar kesempatan emas ini dapat menjadi mesin penggerak pembangunan negara.

Selain itu, gencarnya penggunaan teknologi dalam industri harus dapat diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu berkompetisi di tingkat global. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *