Kementerian PANRB Terapkan E-Learning, Percepat Pemahaman Kode Etik ASN

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) meluncurkan e-learning Kode Etik Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan sistem digital ini, setiap instansi pemerintah bisa dengan mudah belajar dan memahami mengenai Kode Etik ASN.

Menteri PANRB Syafruddin mengatakan, e-learning ini merupakan bagian dari strategi Kementerian PANRB untuk mewujudkan ASN yang berintegritas. Sebagai penyelenggara negara, memahami kode etik dan perilaku adalah hal yang mendasar. Adanya inovasi ini untuk menjawab tantangan zaman yang semakin modern.

“Kode etik ASN sebelumnya sudah ada, bukan hal baru. E-learning ini adalah untuk percepatan,” imbuhnya seusai peluncuran e-learning Kode Etik ASN, di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Jumat (21/12).

Pendekatan training online ini menjadi pilihan yang sesuai karena mudah diakses oleh semua pegawai. Platform ini berbeda dari metode konvensional seperti in class training karena hanya bisa menjangkau peserta dalam jumlah terbatas. Perlu diketahui, platform ini adalah hasil kerjasama Kementerian PANRB dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Dengan total ASN 4,3 juta jiwa, e-learning adalah terobosan metode pembelajaran yang efisien dan efektif. Sebenarnya, metode e-learning ini bukanlah hal baru. E-learning merupakan salah satu contoh bagaimana pemanfaatan teknologi terutama jaringan internet untuk mendukung proses belajar mengajar yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Pada kesempatan tersebut, Sestama LAN Sri Hadiati mengatakan bahwa kode etik merupakan jiwa ASN. “Muaranya pada etika. Bagaimana ASN mempunyai etika,” ujarnya.

Deputi SDM Aparatur Setiawan Wangsaatmaja menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran mandiri. Materi yang dikembangkan pada tahap awal e-learning mencakup materi dasar kode etik dan kode perilaku ASN.

Dijelaskan, integritas merupakan salah satu yang harus dimiliki ASN untuk mewujudkan SMART ASN. Selain integritas, ASN juga harus memiliki jiwa nasionalisme, wawasan global, IT dan bahasa asing, hospitality, networking, serta enterpreneurship. “Sehingga di tahun 2024 akan terwujud SMART ASN yang berkelas dunia,” imbuhnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *