Kementerian HAM Bakal Bangun Kampung Rekonsiliasi dan Perdamaian di Daerah Konflik Sosial

Menteri HAM Natalius Pigai saat di Graha Pengayoman Kemenko Kumham Imipas, Kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (31/12/2024). Foto: ompas.com

Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) berencana membangun Kampung Rekonsiliasi dan Perdamaian (Redam) sebagai pusat pemasyarakatan nilai-nilai hak asasi di daerah-daerah yang pernah menjadi titik konflik sosial.

semarak.co-Menteri HAM Natalius Pigai mengatakan, pembangunan Kampung Redam merupakan bentuk kehadiran Pemerintah untuk menciptakan perdamaian dan keadilan, terutama di daerah pascakonflik.

Bacaan Lainnya

“Di Indonesia ada cukup banyak daerah atau kampung yang pernah terlibat konflik sosial dengan berbagai macam bentuknya, baik yang dianggap sudah selesai ataupun yang sewaktu-waktu masih saja terjadi baik dalam skala kecil maupun besar,” ujar Menteri HAM Pigai di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

“Kami ingin hadir dalam suatu bentuk atau model Kampung Redam yang lebih kuat lagi sehingga tercipta perdamaian dan keadilan,” demikian Menteri HAM Pigai menambahkan seperti dilansir antaranews.com/12 Februari 2025 12:42 WIB.

Menteri HAM Pigai menjelaskan bahwa pembangunan Kampung Redam dimulai dengan pemetaan daerah konflik yang pernah terjadi dalam skala besar di seluruh Indonesia, seperti Ambon, Aceh, Lampung, Poso, serta daerah-daerah di Kalimantan dan Papua.

“Dan ada juga yang sifatnya konflik sosial antargeng. Misalnya dalam skala kampung, itu kita akan intervensi juga sehingga menjadi model kampung yang mengedepankan rekonsiliasi dan mendorong semangat perdamaian,” imbuh Menteri Pigai yang mantan Komisioner Komnas HAM.

Diterangkan Menteri Pigai, Kampung Redam akan dipimpin langsung oleh masyarakat setempat yang mewakili kelompok sosial terlibat konflik. Kampung itu akan dilengkapi dengan sistem informasi untuk memantau kondisi serta dibekali dengan aspek-aspek pemasyarakatan nilai-nilai HAM.

Akan dibuatkan pula monumen rekonsiliasi dan perdamaian sebagai upaya menanamkan pesan agar peristiwa lama tidak terulang. Hal itu juga sebagai pengingat bagi masyarakat untuk mengedepankan nilai-nilai perdamaian dan kehidupan sosial yang berkeadilan.

“Itu semangat yang ingin kami dorong. Pun jika semuanya siap, monumen ini bisa juga menjadi tempat wisata bagi masyarakat. Kami dapat memastikan Kampung Redam akan terlibat dalam program pemulihan, baik terkait rehabilitasi, restitusi, maupun kompensasi,” ucapnya.

Dengan adanya Kampung Redam ini, lanjut dia, pihaknya ingin memastikan Indonesia memiliki integrasi sosial yang lebih kuat lagi, persaudaraannya terjaga, persatuannya sebagai bangsa juga makin kuat dan pada ujungnya kita sebagai bangsa juga akan semakin kuat. (net/ant/smr)

Pos terkait