Kementerian BUMN Dorong PT Garam Agresif Tingkatkan Produksi Untuk Capai Swasembada

Panen garam di Kupang. Foto: dok Humas Kementerian BUMN

Kementerian BUMN terus mendorong peningkatan produksi garam nasional sehingga Indonesia bisa segera swasembada garam. Untuk itu, PT Garam sebagai satu-satunya BUMN di industri garam harus semakin agresif untuk mewujudkannya. Menteri BUMN Rini Soemarno usai melakukan panen garam bersama ratusan petani garam di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Selasa (14/8).

Kegiatan panen garam dilakukan di lahan garam milik PT Garam dengan luas lahan 318 Hektare/Ha dan dihadiri pejabat di lingkungan Kementerian BUMN, para Direksi BUMN, pejabat pemerintahan daerah NTT dan tokoh masyarakat lainnya.

Keberadaan ladang garam milik PT Garam di Bipolo, Kupang merupakan salah satu lahan garam potensial yang masih akan terus dikembangkan untuk mendorong kapasitas produksi nasional dan perbaikan ekonomi masyarakat sekitar.

“Saya bahagia hari ini bisa hadir di sini bersama para petani garam melakuan panen bersama. Lahan garam di sini cukup luas dan potensial. Tentunya ini akan sangat bermanfaat terutama dalam mendorong perbaikan ekonomi masyarakat Bipolo khususnya dan masyarakat NTT umumnya,” ungkap Rini dalam rilis Humas Kementerian BUMN dalam WAG wartawan BUMN.

Selain potensi dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari hasil panen garam tersebut, lanjut Rini, keberadaan lahan garam di Desa Bipolo juga dapat dimanfaatkan untuk tambak ikan atau udang sebagai alternatif penghasilan masyarakat.

“Lahan di sini juga potensial, sehingga PT Garam dapat bekerja sama dengan petani  di sini di mana saat musim panen selesai, petani dapat memanfaatkan lahan di garam untuk untuk tambak ikan atau udang, sehingga pendapatan petani bisa meningkat,” imbuh Rini.

Untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan lahan tersebut, pemberdayaan bagi petani garam dengan memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat diperlukan. Karenanya, Rini mendorong PT Garam untuk bisa bersinergi dengan HIMBARA memberikan KUR bagi petani agar petai-petani garam di Desa Bipolo mendapatkan kemudahaan dalam akses pendanaan dan pemberdayaan.

Penyediaan Permodalan

Terkait itu, dilakukan Penandatanganan Kerja Sama (PKS) antara PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Garam dalam rangka percepatan penyaluran KUR bagi petani garam di Bipolo. PKS ini tidak hanya mengatur penyediaan permodalan, namun juga capacity buiding pengelolaan garam oleh rakyat.

Melalui sinergi BNI dan PT Garam ini petani akan mendapatkan berbagai manfaat, yaitu pertama, mendapatkan pembinaan, akses pembiayaan, dan akses pasar hasil panen garam. Kedua, mendapatkan kualitas dan produktivitas sesuai dengan standar garam konsumsi dan industri nasional dan Ketiga, harga jual garam lebih pasti dan lebih tinggi dari harga pasar.

Direktur Utama PT Garam Budi Sasongko menambahkan, pihaknya terus mendorong peningkatan produksi garam dengan berbagai macam cara terutama melalui pemasangan Geomembrane pada meja kristal, ekspansi lahan garam di Desa Bipolo, penerapana metode prisma dan mengoptimalkan aset penggaraman.

Kapasitas produksi garam di Desa Bipolo sekitar 30 ribu ton per tahun. Namun saat ini produksi PT Garam masih di level 15 ribu ton per tahun. “Dengan upaya-upaya yang terus kita lakukan, diharapkan di tahun 2020-2021 nanti kapasitas garam di Bipolo dapat mencapai kapasitas optimalnya. Harga garam yang kami beli di sini berkisar di Rp 1.450-1.500  per kg” ungkap Budi.

Selain mendorong peningkatan kapasitas produksi, keberadaan lahan garam milik perseroan diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar Desa Bipolo karena dengan adanya lokasi penggaraman Bipolo ini, perseroan membutuhkan tenaga kerja terampil yang siap di tempatkan di beberapa lokasi kerja PT Garam.

“Terdapat 300 petani penggarap di sini dengan tenaga kerja tercatat sebanyak 150 orang. Harapannya dengan upaya yang kita lakukan untuk mendorong peningkatan produksi, pada akhirnya juga akan mendorong penyerapan tenaga kerja,” tegas Budi.

PT Garam menargetkan produksi garam bahan baku sebesar 350 ribu ton dan produksi garam olahan 70 ribu ton sepanjang 2018. Untuk mendukung capaian produksi ini, beberapa langkah telah dilakukan PT Garam.

Antara lain investasi untuk revitalisasi dan normalisasi lahan pegaraman, optimalisasi lahan pegaraman yang idle, mendirikan pabrik garam olahan di Segoromadu Gresik dan meningkatkan kompetensi SDM melalui berbagai pelatihan. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *