Sebagai salah satu upaya mendorong transformasi sistem pangan dan tata guna lahan di Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas berkolaborasi dengan Koalisi Food and Land Use (FOLU) Indonesia selenggarakan kegiatan stakeholders meeting dengan tema Food and Land Use System Transformation in Indonesia: Through Modelling Approach secara virtual melalui link zoom dari Jakarta, Kamis (10/2/2022).
semarak.co-Dihadiri unsur pemerintah, universitas, dan lembaga penelitian, kegiatan tersebut membahas peningkatan tata guna lahan Indonesia untuk mencapai kedaulatan pangan hingga mengembangkan strategi transformasi sistem pangan dan tata guna lahan yang berkelanjutan di Indonesia melalui pemodelan.
Pemodelan ini berkontribusi dalam perumusan kebijakan, monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan dalam sistem pangan dan tata guna lahan, termasuk dalam penyusunan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas Anang Noegroho mengatakan, saat ini, sistem pangan kita masih menghadapi banyak isu dan tantangan, antara lain keberlanjutan dan produktivitas lahan pertanian, timbulan food loss and waste, prevalensi stunting, kemiskinan perdesaan serta emisi karbon dari sektor lahan.
“Semua isu ini saling terkait. Isu keberagaman tantangan dan keberagaman potensi perlu dipahami secara kontekstual. Kita perlu menggali evidence based dengan merumuskan kebijakan dengan langkah-langkah yang efektif dan membangun model yang memahami keterhubungan aspek pembangunan,” ujar Anang dalam sambutannya.
Sejumlah pemodelan yang berpartisipasi pada kegiatan ini, rinci Anang, meliputi Food, Agriculture, Biodiversity, Land-use, and Emission (FABLE) Calculator yang dikembangkan FABLE Consortium.
Lalu Global Biosphere Management Model (GLOBIOM) yang dikembangkan Restore+, Dynamic Economy-wide model for Indonesia (DEWI) yang dikembangkan IFPRI, dan System Dynamics yang dikembangkan Policy Lab, Kementerian PPN/Bappenas.
Perencana Ahli Madya Kementerian PPN/Bappenas Jarot Indarto menambahkan, target pembangunan harus saling bertaut. “Model yang diinginkan, bisa memahami keterkaitan, merumuskan kebijakan dengan langkah praktis dalam mencapai target,” ujar Jarot seperti dirilis humas melalui WAGroup Bappenas Media, Sabtu (12/2/2022).
Untuk target pangan dan pertanian sendiri, lanjut Jarot, mengacu sasaran yang sudah diamanatkan, yaitu memenuhi pangan individu agar sehat dan produktif. “Target sasarannya, misalnya pengentasan stunting, kemiskinan, dan lainnya,” tutup Jarot.
Manajer FOLU Indonesia Gina Karina mengatakan, FOLU Indonesia menyatakan pentingnya pemodelan untuk mewujudkan transformasi pangan Indonesia. “Koalisi FOLU Indonesia siap menjadi mitra Kementerian PPN/Bappenas.
“Utamanya dalam merumuskan pemodelan paling sesuai dengan target dan visi Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan sistem pangan dan tata guna lahan berkelanjutan dari tingkat nasional hingga kelompok masyarakat terkecil di Indonesia,” ujar Gina. (smr)