Kementerian ATR/BPN Bangun Kualitas Program Kerja melalui Implementasi Manajemen Risiko

Sekjen Kementerian ATR/BPN Himawan Arief Sugoto dalam paparan kegiatan Peningkatan Risk Awareness Pimpinan Tinggi di Ayana Midplaza, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Foto: humas ATR/BPN

Manajemen risiko mengambil peran penting dalam implementasi program kerja suatu organisasi, baik dalam sektor privat maupun sektor pemerintahan. Sebagai upaya meningkatkan pemahaman terkait manajemen risiko, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggelar kegiatan Peningkatan Risk Awareness Pimpinan Tinggi di Ayana Midplaza, Jakarta, Kamis (13/1/2022).

semarak.co-Wakil Menteri ATR/Kepala BPN (Wamen ATR/Waka BPN), Surya Tjandra mengungkapkan bahwa pada hakikatnya, pemerintahan dan birokrasi mempunyai tugas dalam melakukan pelayanan publik dan melakukan penyelesaian masalah.

Bacaan Lainnya

Oleh karena itu, lanjut Wamen ATR/BPN Surya, kalkulasi dan manajemen risiko menjadi bagian yang fundamental terhadap keseluruhan program kerja pemerintah. Kebijakan akan selalu berubah, sehingga risiko seolah selalu menjadi bagian dalam kerja rekan-rekan sekalian.

Berdasarkan hal tersebut, Wamen ATR/BPN Surya berujar terkait pentingnya membuat model dan standar kerja untuk menanggapi perubahan-perubahan situasi yang terjadi. Siapa pun Presiden dan Menterinya, kata dia, pekerjaan Kementerian ATR/BPN tidak berkurang maupun kualitasnya menurun.

“Perlu ada efisiensi, efektivitas dan harus responsif terkait dua tugas utama pemerintah yang tadi,” jelas Wamen ATR/Waka BPN Surya yang kemudian dirilis humas melalui WAGroup Forum Mitra ATR/BPN, Jumat (14/1/2022).

Wamen ATR/BPN Surya juga membahas seputar pentingnya manajemen risiko di sektor publik yang menjadi materi kegiatan. Melalui manajemen risiko, kata dia, menghasilkan sikap yang resilien dan adaptif terhadap perubahan dan ketidakpastian yang ada. Ia juga menyebut soal kemungkinan-kemungkinan di masa depan terkait Kementerian ATR/BPN.

“Bagaimana jika pada 2025, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) selesai? Apa yang terjadi setelahnya. Ini tentang bagaimana kita menyiapkan mitigasi dan manajemen risiko atas hal-hal yang kita ubah. Bagaimana komponen manajemen risiko itu diterapkan untuk membangun kualitas dan tak menimbulkan masalah yang muncul di masa depan,” pungkasnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ATR/BPN Himawan Arief Sugoto yang juga turut hadir membuka acara mengungkapkan bahwa dalam 7 tahun terakhir, Kementerian ATR/BPN berhasil meraih capaian penyerapan anggaran tertinggi sebesar 90,075 persen.

Hal ini tentunya, kata Sekjen Kementerian ATR/BPN Himawan, tak lepas dari kerja keras insan Kementerian ATR/BPN baik di pusat maupun daerah. “Tentunya kita harapkan percapaian tersebut selaras dengan aspek good governance. Saatnya institusi kita menerapkan budaya manajemen risiko,” ujarnya.

Himawan menegaskan pentingnya menerapkan manajemen risiko baik dari pra kegiatan maupun pasca kegiatan. Implementasi manajemen risiko dari tahap perencanaan hingga tahap eksekusi menjadi penting agar kegiatan berlangsung secara tepat.

“Seperti halnya pada program PTSL, kalau ada kesalahan tentu akan mengakibatkan produk sertipikat yang dikeluarkan menjadi potensi masalah di masa depan,” jelas Himawan yang mantan Direktur utama Perum Perumnas. (ar/ys/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *