Kemenparekraf Dorong Peningkatan Kualitas Skenario Film, TV, dan OTT Lewat Program SCENE

Kemenparekraf/Baparekraf kembali lanjutkan ajang Masterclass Pengembangan Skenario Film, TV, dan OTT yang disebut SCENE sejak 2020 guna mendorong peningkatan kualitas skenario yang dihasilkan oleh para konten kreator film, TV, dan Over The Top (OTT) atau layanan streaming melalui ajang program SCENE. Foto: humas Kemenparekraf2

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong peningkatan kualitas skenario yang dihasilkan oleh para konten kreator film, TV, dan Over The Top (OTT) atau layanan streaming melalui ajang program SCENE.

semarak.co-Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/2/2022) mengatakan ajang Masterclass Pengembangan Skenario Film, TV, dan OTT yang disebut SCENE ini telah dilaksanakan sejak 2020.

Bacaan Lainnya

“Di tahun ketiganya ini, SCENE mengusung penyempurnaan konsep yang memungkinkan para penulis skenario menghasilkan produk yang lebih matang dan siap bersaing di industri,” kata Menparekraf Sandi Uno seperti dirilis humas melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf2, Sabtu (26/2/2022).

Selain itu, Menparekraf Sandi Uno mengatakan pengembangan dan inkubasi penulisan skenario ini sangat penting di masa pandemi COVID-19. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Statista pada Mei 2021, sebesar 48 persen penduduk kota di Indonesia berlanggaran layanan OTT.

Kemudian berdasarkan riset tentang tren konsumsi OTT yang dilakukan oleh Kantar dan The Trade Desk pada 2020 menemukan, sekitar 57 persen pengguna OTT lebih banyak melakukan streaming konten OTT selama pandemi dan 73 persen masyarakat berencana tetap mempertahankan atau meningkatkan kebiasaan mengonsumsi konten OTT bahkan setelah masa pandemi berakhir.

“Pandemi COVID-19 sejak awal 2020 yang berlangsung hingga saat ini memaksa kebijakan pembatasan sosial dan sempat membuat bioskop tutup, tidak beroperasi dalam waktu yang cukup lama. Dalam periode itu, OTT atau layanan streaming yang sedang berkembang mendapat tempat untuk tumbuh menggantikan peran bioskop dan televisi konvensional,” katanya.

Deputi Bidang Produk Digital dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam, mengungkapkan program ini diharapkan mampu menghasilkan karya-karya skenario yang berkualitas di taraf nasional maupun internasional.

“Saya berharap, rangkaian program SCENE 2022 ini dapat menghasilkan karya-karya berkualitas yang dapat divisualisasikan menjadi sebuah film atau serial yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, baik nasional maupun internasional,” kata Neil pula.

Sementara, Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kemenparekraf/Baparekraf, Syaifullah menambahkan program SCENE yang mewadahi para penulis dari berbagai daerah berbanding lurus dengan kebutuhan akan konten lokal yang saat ini sedang menjadi value propotition bagi banyak OTT, tidak hanya OTT lokal tapi juga jaringan internasional yang beroperasi di Indonesia.

Syaifullah menjelaskan pada program SCENE tahun ini, akan dilaksanakan workshop di empat kota di Indonesia, yaitu Bogor, Semarang, Jambi, dan Banjarmasin dengan mengkurasi masing-masing 50 peserta di setiap daerah.

Sebanyak 200 peserta akan melewati berbagai proses seperti penugasan dan penilaian dalam rentang waktu kurang lebih dua bulan secara daring, hingga kemudian akan dipilih sejumlah peserta dengan skenario terbaik dan potensial yang akan mengikuti inkubasi intensif bersama para mentor ahli dan berpengalaman.

(Para peserta terpilih untuk inkubasi akan mendapat prioritas mengikuti sertifikasi profesi penulis skenario). Produk akhir dari penggodokan yang dilakukan selama masa inkubasi ini yang nantinya akan dibawa ke ShowcaSCENE, sebuah forum yang didesain untuk menjembatani para penulis skenario dengan industri.

Forum ini akan mengundang berbagai rumah produksi, perusahaan OTT, hingga investor. Pitching forum ini memberi akses bagi industri untuk memproduksi skenario-skenario yang dihasilkan dari rangkaian program SCENE ini. “Dengan opportunity populasi lebih dari 275 juta penduduk, keragaman konten akan memiliki market dan segmennya masing-masing,” ujar Syaifullah. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *