Kementerian Koperasi (Kemenkop) terus memperkuat digitalisasi koperasi melalui program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih. Upaya digitalisasi ini, bertujuan untuk memperkuat manajemen perkoperasian berbasis digital di tingkat desa/kelurahan.
Semarak.co – Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Kemenkop Henra Saragih menyampaikan, transformasi digital menjadi kewajiban bagi koperasi. Hal ini sejalan dengan Inpres No. 9 Tahun 2025 yang menekankan pentingnya digitalisasi proses bisnis dan database Kopdes Merah Putih.
“Kemenkop telah mengembangkan berbagai platform digital untuk mendukung Kopdes Merah Putih,” kata Henra Saragih, dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik Redaksi semarak.co, Jumat (19/9/2025).
Beberapa di antaranya, Dashboard Pembentukan Kopdes Merah Putih, memantau perkembangan pembentukan KDKMP di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, wilayah, hingga nasional. Microsite Kopdes Merah Putih (SIMKOPDES), menjadi ‘Wajah digital koperasi yang memuat informasi profil, potensi desa, dan data operasional.
Lalu, aplikasi Kopdes Merah Putih Mobile, yang memudahkan anggota mengakses layanan koperasi seperti simpan-pinjam dan informasi keuangan secara daring. “Aplikasi ini juga mendukung pemberdayaan ekonomi lokal dan membangun ekosistem digital koperasi,” terangnya.
Hingga hingga 15 September sebanyak 81.485 Kopdes Merah Putih telah berbadan hukum. Sebanyak 42.349 Kopdes Merah Putih memiliki akun SIMKOPDES. Lalu, sebanyak 9.317 Kopdes Merah Putih. memperbarui profil SIMKOPDES, 2.256 proposal bisnis pengajuan kemitraan dari 368 Kopdes Merah Putih, dan 9.938 koperasi telah memperbarui informasi gerai.
Kemenkop menargetkan pendaftaran berita acara musyawarah desa (Musdessus) dan berita acara rapat anggota dari 80.000 koperasi pada Maret-Juli 2025. Selain itu, pengembangan microsite koperasi ditargetkan selesai pada Juni 2025, dan pengembangan aplikasi Kopdes Merah Putih Mobile pada Juli 2025.
Kemenkop juga berencana melakukan interoperabilitas platform digital Kopdes Merah Putih dengan aplikasi pemerintah lain. Seperti Online Single Submission (OSS) Kementerian Investasi, Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kemenkeu , dan aplikasi dari Kemendes, Kemendagri, Kejaksaan Agung, serta Kemenkes.
Henra mengatakan, pengembangan super-app di sektor pemerintahan memiliki tantangan terkait koridor hukum yang ketat, terutama terkait keamanan informasi.“Dengan digitalisasi ini, Kemenkop berharap koperasi dapat melayani bangsa dengan lebih baik dan berkontribusi pada perekonomian nasional,” katanya.
Percepatan Pembiayaan dan Digitalisasi Jadi Kunci Operasional Kopdes Merah Putih
Sekretaris Kementerian Koperasi(SesKemenkop) Ahmad Zabadi menegaskan pentingnya percepatan sosialisasi terkait skema pembiayaan untuk mendukung operasionalisasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/kel Merah Putih).
Melalui pemahaman yang utuh terkait alur proses pencairan pendanaan dari Bank Himbara menjadi titik kritis dalam upaya mendukung operasionalisasi Kopdeskel Merah Putih di seluruh Indonesia.
Kepala Dinas dan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Kopdeskel Merah Putih di tingkat provinsi/ Kabupaten/ Kota harus dapat menjawab semua pertanyaan atau permasalahan yang dihadapi para pengelola/ pengurus Kopdeskel Merah Putih di wilayahnya terutama terkait dengan pembiayaan.
Hal ini diperlukan agar target awal Oktober 2025 seluruh Kopdeskel Merah Putih dapat mulai beroperasi. “Ini jadi penting karena kita ingin memastikan awal Oktober ini sudah running, tidak lagi ada isu tentang pemahaman terkait dengan bagaimana model bisnisnya, bagaimana terkait dengan pembiayaannya dan permasalahan lainnya,” kata Ahmad Zabadi.
Zabadi menambahkan, pada fase operasionalisasi ini, Kopdes/kel Merah Putih juga difokuskan pada upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi digitalisasi melalui sistem yang telah disiapkan yaitu Simkopdes.
Kemudian Kopdes/kel Merah Putih juga didorong memperkuat kemitraan dengan mitra strategis agar proses operasionalisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar. “Kita mendorong agar semua transaksi dapat dilakukan dengan cashless. Anggota akan mendapat kartu khusus untuk berbelanja, sehingga tidak ada lagi keraguan terkait pengelolaan dana,” kata Zabadi
Terkait dengan pembiayaan bagi Kopdes/Kel Merah Putih, Presiden Prabowo secara khusus memberikan arahan agar dukungan Bank Himbara ataupun LPDB tidak hanya berfokus pada pemenuhan modal kerja. Namun diharapkan ada dukungan pembiayaan investasi sehingga Koperasi dapat memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk bersaing.
Zabadi berharap dari Bank penyalur pembiayaan yaitu Himbara juga turut mempermudah alur proses pencairan setelah menerima berkas proposal bisnis yang diajukan oleh Kopdes/kel Merah Putih.
Dalam proses pencairannya, Bank penyalur tidak akan mencairkan pengajuan pinjaman kepada Kopdes/kel Merah Putih melainkan langsung kepada mitra bisnisnya sebagai pemasok komoditas yang akan diperjualbelikan.
Zabadi mengapresiasi dukungan dari BRI, BNI, Mandiri, dan BSI yang sudah menyatakan komitmennya untuk mempermudah pencairan pinjaman kepada Kopdes/Kel Merah Putih dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
“Karenanya ini memang butuh akselerasi percepatan sebab Bapak Presiden menginginkan kita untuk menuntaskan operasionalisasinya ini hingga akhir tahun. Kalau sudah pecah telur, pembiayaan berikutnya akan lebih mudah,” ujarnya.
Zabadi mengkritisi rendahnya jumlah anggota di beberapa koperasi. Untuk itu perlu peran serta dari pemerintah daerah hingga ke tingkat desa/ kelurahan untuk bersama-sama mendorong masyarakat menjadi anggota Kopdeskel Merah Putih.
Menurutnya strategi paling efektif untuk menggaet lebih banyak anggota koperasi adalah dengan mengaitkan keanggotaan dengan akses ke barang bersubsidi. “Kalau non-anggota tidak bisa belanja, maka otomatis mereka terdorong jadi anggota. Inilah strategi marketing koperasi,” ujar Zabadi.
Pada kesempatan yang sama SesKemenkop Ahmad Zabadi turut mengunjungi gerai Koperasi kelurahan di Patam Lestari Batam. Ahmad Zabadi mengajak masyarakat sebanyak banyaknya untuk menjadi anggota koperasi. (hms/smr)