Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK Warsito menegaskan, kebudayaan bukan sekadar ornamen pembangunan, melainkan jiwa yang menuntun arah pembangunan bangsa.
Semarak.co – Hal itu disampaikan Warsito saat membuka Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pemajuan Kebudayaan (RAN-PK) Tahun 2025–2029 di kantor Kemenko PMK, Kamis (3/7).
“Kebudayaan adalah kekuatan transformatif. Bukan hanya tentang masa lalu, tetapi tentang membentuk manusia Indonesia yang berkarakter, unggul, dan berdaya saing global,” ujar Warsito, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media PMK, Jumat (4/7/2025).
Warsito menegaskan, RAN-PK harus menjadi peta jalan konkret untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. RAN-PK 2025–2029 akan menjadi dokumen operasional yang merinci arah kebijakan sektoral dan lintas sektoral, integrasi program kebudayaan di seluruh kementerian dan lembaga.
“Rapat ini bukan hanya formalitas. Kita ingin memastikan bahwa seluruh kementerian dan lembaga punya komitmen konkret. RAN-PK adalah kerja bersama dan menjadi warisan kebijakan untuk generasi mendatang,” tegasnya.
Warsito menyoroti tiga poin penting yang jadi perhatian bersama, yaitu sinergi lintas sektor sejak tahap perencanaan, komitmen konkret dalam bentuk program dan indikator kinerja dan keberpihakan anggaran yang mencerminkan posisi strategis kebudayaan sejajar dengan sektor pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia.
Dalam sesi diskusi, Bambang menekankan pentingnya memasukkan aspek kecerdasan buatan (AI) dalam program pemajuan kebudayaan, agar teknologi tidak mengikis nilai budaya, melainkan memperkaya kreativitas dan coraknya.
Dalam rapat tersebut, dilakukan juga peluncuran simbolik penyusunan RAN-PK 2025–2029 oleh Deputi Kemenko PMK Warsito bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan Bambang Wibawarta, serta perwakilan Deputi Bidang PMK Bappenas Qurrota A’yun. (hms/smr)