Kemenekraf Siap Gandeng Lembaga Keuangan Dukung Business Matching Subsektor Film dan Gim

Menteri Ekraf (Menekraf) Teuku Riefky Harsya.

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) siap memfasilitasi pegiat ekraf memaparkan potensi usaha, sekaligus memberi ruang bagi lembaga keuangan serta mitra strategis untuk menjajaki peluang kerja sama langsung, cepat, dan tepat. Terutama subsektor film, animasi, maupun gim.

Semarak.co – Menteri Ekraf (Menekraf) Teuku Riefky Harsya memberi edukasi untuk mencapai pemahaman antara lembaga keuangan dan pegiat ekraf dalam memperluas akses pembiayaan dan investasi.

Bacaan Lainnya

“Kami berharap kegiatan hari ini bisa memfasilitasi supaya akses pembiayaan dan investasi untuk subsektor film, animasi, dan gim semakin baik pertumbuhannya,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Kemenekraf siaran Pers, Selasa (30/9/2025).

Dia mengajak lembaga keuangan melihat tiap subsektor tersebut punya potensi perkembangan bisnis Intellectual Property (IP) yang pendapatannya tak hanya dari film, tetapi bisa menjadi produk kreatif lain yang derivatif melalui merchandise, novel, dan beririsan dengan 17 subsektor ekraf lain yang profitable.

Riefky menyoroti pentingnya potensi IP untuk subsektor film, animasi, dan gim yang berdampak bagi kontribusi perekonomian nasional. Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenekraf yang terkait sumbangan PDB, nilai ekspor, tenaga kerja, dan investasi.

“Dampak ekonomi industri perfilman di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat dan momentumnya sangat kuat. Diproyeksikan pertumbuhan layar sinema Indonesia dengan tingkat compound annual growth rate (CAGR) mencapai 6,13 persen per tahun hingga 2027,” jelasnya.

Sementara sebaran studio animasi saat ini sudah terdapat lebih dari 185 studio animasi yang pusatnya ada di beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, Batam, Malang, Yogyakarta, dan kota-kota lain yang menyerap 7.700 tenaga kerja.

“Untuk industri gim juga bukan lagi sekadar hiburan, tetapi menjadi penggerak ekonomi global dengan kontribusi sebesar 30 triliun untuk pasar Indonesia 2024 dan mencatat 148 juta orang Indonesia aktif bermain gim,” terang Riefky.

Tujuan dari kegiatan ini tentu mendorong kolaborasi antara lembaga keuangan domestik dan subsektor kreatif yang sedang berkembang agar tercipta kerja sama saling menguntungkan.

Lembaga keuangan perlu memahami karakteristik serta model bisnis yang dijalankan tiap subsektor ekraf, sementara para pegiat ekraf perlu memahami syarat-syarat dan prosedur yang ditetapkan dari lembaga keuangan.

Staf Ahli Menteri Bidang Pendanaan dan Pembiayaan Kemenekraf Restog Krisna Kusuma menyatakan, hari ini kami juga mengundang lembaga keuangan seperti OJK dan perwakilan perbankan supaya para pegiat industri kreatif bisa paham regulator.

Lembaga keuangan akan menjadi bagian krusial untuk skema pembiayaan dalam industri kreatif ini sehingga mereka bisa punya jaminan fixed asset sesuai kontekstual proyek yang akan diproduksi dan mendorong kolaborasi. (hms/smr)

Pos terkait