SDGs Desa sebagai pedoman pembangunan desa yang digaungkan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dipuji Direktur Utama (Dirut) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto.
semarak.co-Andin menyebut Mendes PDTT Halim sebagai sosok think globally, act locally karena sukses melokalkan Sustainable Development Goals (SDGs) yang diterbitkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ke level desa, yaitu SDGs Desa.
“Pak menteri ini yang pertama kali menerapkan SDGs Desa menjadi panduan pembangunan di desa-desa di Indonesia yang komprehensif baik dari tata kelola lingkungan, hukum dan sosial,” kata Andin dalam acara Persiapan Keberangkatan Penerima Beasiswa LPDP Angkatan 236 di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang juga dikelola Andin Hadiyanto telah menjadi mitra Kemendes PDTT untuk mengkampanyekan SDGs Desa. Hal itu dilakukan melalui program SDGs Desa Center yang diresmikan langsung oleh Gus Halim.
STAN mengkampanyekan SDGs Desa ke seluruh desa-desa di Indonesia lewat Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa dan pengabdian ke masyarakat yang dilakukan oleh para dosen. “Terima kasih Gus Menteri atas dukungan yang luar biasa untuk majukan desa-desa di Indonesia,” ujarnya.
Pada tahun 2024 ini, ada sekitar 11 ribu penerima beasiswa LPDP yang akan bersekolah di dalam maupun luar negeri. Program SDGs Desa ini telah dipamerkan oleh Gus Halim di Forum Internasional di Markas PBB.
SDGs Desa disebut jadi solusi yang autentik dalam menerapkan pembangunan berkelanjutan secara konkret di lapangan. Dalam pertemuan PBB yang dihadiri delegasi dari 196 negara itu, Indonesia memamerkan hasil-hasil implementasi SDGs baik di tingkat nasional hingga di tingkat desa
SDGs Desa merupakan turunan dari tujuan pembangunan yang termaktub dalam SDGs Global kemudian dilokalkan hingga level desa dengan menambahkan tujuan ke-18 yaitu kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.
Data desa berbasis SDGs Desa merupakan data rinci berupa satu nama satu alamat warga dan keluarga, data wilayah terkecil level RT dan data pembangunan desa. Data desa berbasis SDGs Desa bersifat mikro dan bisa dimanfaatkan seluruh stakeholder terkait mulai dari pusat hingga desa.
Meski demikian, kerahasiaan setiap data selalu terjaga dan hanya bisa diakses secara langsung oleh pihak tertentu, dalam hal ini kepala desa dan sekretaris desa. Data diperoleh dengan berpedoman pada 222 indikator ini dijamin valid dan terupdate setiap waktu.
“Data ini dikumpulkan oleh relawan desa, dan dimiliki oleh desa, serta digunakan dengan sebaik-baiknya oleh desa,” demikian bunyi rilis Kemendes PDTT yang dilansir usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Selasa malam (16/7/2024).
Di bagian lain dirilis humas Kemendes berikutnya, desa pemenang Lomba Teknologi Tepat Guna Nusantara (TTGN) ke-25 berpotensi mendapat tambahan jumlah dana desa atas prestasi yang diraih. Prosesnya harus melalui proses verifikasi dan persetujuan Kementerian Keuangan sebagai pihak yang berwenang mengatur jumlah dana desa setiap tahun.
Karena itu, Kepala BPI Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Ivanovich Agusta mengingatkan seluruh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk melaporkan prestasi setiap desa kepada pihak terkait.
“Mohon ibu dan Bapak kadis PMD menyampaikan desa-desa yang saat ini menjadi juara TTG dan juara SDGs Desa untuk disampaikan ke Kementerian Keuangan, Agustus atau September sebagai dasar penambahan dana desa tahun berjalan,” papar Ivanovich saat membuka Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi untuk Pembangunan Desa Berkelanjutan di Ballroom Bank NTB Syariah Mataram, Selasa (16/7/2024).
Seperti diketahui, penambahan dana desa setiap tahun berdasarkan beberapa pertimbangan salah satunya adalah prestasi yang diraih. Oleh karena itu, seluruh desa di Indonesia diimbau untuk terus meningkatkan kinerja dan prestasi baik dalam bidang teknologi tepat guna atau hal lainnya.
Beberapa desa yang berhasil meraih juara pada lomba TTGN ke-25 berasal dari Provinsi Bangka Belitung, NTB, Lampung, dan Banten untuk kategori Inovasi Teknologi Tepat Guna. Untuk pemenang Tategori Teknologi Tepat Guna Unggulan adalah Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur.
Sementara itu, juara kategori Posyantek Desa/Kelurahan Berprestasi adalah Provinsi Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan Kalimantan Utara. “Adapun juara favorit berhasil diraih Provinsi Kepulauan Riau, NTB, dan Aceh Besar,” terang Ivanovic dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Selasa (16/7/2024).
Seluruh pemenang tersebut mempresentasikan inovasi teknologi tepat guna yang dihasilkan di depan mitra bisnis Kemendes PDTT di antaranya Bank Indonesia, BNI, BRI, dan ANGIN. Selanjutnya, Kemendes PDTT juga berkomitmen untuk memastikan tindak lanjut atas hasil teknologi tepat guna para peserta lomba secara keseluruhan. (fir/ria/hms/smr)