Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memproyeksikan, semua desa sudah teraliri listrik pada 2030 dan semua desa sudah didominasi jalan aspal pada 2032. Menyusul pemerintah yang telah menyusun proyeksi perkembangan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi dari 2022 sampai 2045.
semarak.co-Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Kemendes PDTT Ivanovich Agusta menyebut data proyeksi PDTT 2022 sampai 2045 dapat digunakan desa untuk menyusun kebijakan yang dapat menguntungkan dan bermanfaat bagi desa ke depannya.
“Dengan demikian desa nantinya akan berhasil, berguna, dan bisa melakukan seluruh kebutuhan perencanaan, pelaksanaan pembangunan sesuai data dan indormasi yang sudah ada,” ujar Ivanovich dalam webinar bulanan BPI bertajuk Proyeksi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2022-2045 dari Jakarta, Senin (23/5/2022).
Proyeksi ini, kata Ivanovich dibuat dengan mengacu pada data puluhan ribu desa dan data jutaan penduduk. Digunakan pula data dari kementerian dan lembaga lain dalam proses pengolahan hingga akhirnya didapatkan angka proyeksi 2045.
Ivanovic berharap, hasil proyeksi ini bisa dijadikan acuan Kemendes PDTT maupun kementerian/lembaga lain dalam menyusun kebijakan. Proyeksi ini, kata dia, adalah real yang akan terjadi 2045 atas desa, daerah tertinggal, dan daerah transmigrasi.
“Kalau kebijakan yang diterapkan masih sama seperti 3 hingga 10 tahun terakhir. Jadi ini adalah data proyeksi factual, karena tidak dinaikkan, tidak diturunkan, dan tidak diasumsikan ada kebijakan baru,” terang Ivanovic.
Koordinator Desa Kawasan Perdesaan pada BPI Kemendes PDTT Nurhayadi menambahkan soal proyeksi yang telah disusun Kemendes PDTT 2022 sampai 2045. Dia menyebut proyeksi jumlah desa pada tahun 2020 hingga tahun 2045 hanya mengalami peningkatan sebanyak 34 jumlah desa.
“Tekanan moratorium pembuatan desa baru membuat jumlah desa diprediksi hanya meningkat sedikit dari 74.953 pada 2020 menjadi 74.087 pada 2025. Pada 2018 terdapat 2.275 desa yang belum teraliri listrik. Sedangkan pada 2021, masih ada 941 desa yang belum dapat aliran setrum,” ujar Nurhadi.
Diperkirakan seluruh desa di Indonesia sudah teraliri listrik pada 2030 atau nilai elektrifikasi desa 100 persen. Adapun jumlah desa pada 2030 diproyeksikan sebanyak 74.970. Meski seluruh desa baru teraliri listrik pada 2030, tapi Kemendes memproyeksikan bahwa jaringan internet sudah tersedia di seluruh desa pada 2022 ini.
Tahun ini tercatat ada 74.964 desa di seluruh Indonesia. Keberadaan jaringan internet di desa mengalami peningkatan yang signifikan dan diproyeksikan internet sudah akan terpenuhi ke seluruh desa pada tahun 2022. Selain itu, Kemendes juga memproyeksikan seluruh desa, tepatnya 74.972 desa, sudah didominasi jalan aspal dan beton pada 2032.
Adapun pada tahun 2021, baru 57.697 desa yang aksesnya didominasi jalan aspal dan beton. Meski semua desa sudah punya jalan aspal pada 2032, kata Nurhadi, tapi jasa ekspedisi belum akan mencapai seluruh desa pada tahun yang sama. Kemendes memproyeksikan jasa pengiriman barang baru akan mencapai 70.171 desa pada 2045.
Adapun tahun 2021, tercatat hanya 25.053 desa yang memiliki akses terhadap jasa ekspedisi. Kemendes juga memproyeksikan bahwa masyarakat di 74.963 desa sudah memiliki jamban pribadi pada 2024. Diproyeksikan pula bahwa baru akan ada 33.126 desa yang memiliki tempat pembuangan sampah sementara pada 2045.
Di sisi lain, diperkirakan ada 25.664 desa yang memiliki pasar desa pada 2045. Diketahui, proyeksi jumlah penduduk perdesaan berdasarkan data SUPAS akan mengalami penurunan sejalan dengan laju urbanisasi desa kota yang semakin tinggi, di 2030 diperkirakan 107.65 juta jiwa menurun menjadi 86.44 juta jiwa di tahun 2045.
Bahkan, proyeksi sumber penghasilan utama, Nurhayadi menyebut perekonomian penduduk desa pada tahun 2045 sebagian besar masih bertumpu sektor pertanian sebesar 88,44%. Jumlah pendapatan warga desa pada tahun 2013 sebesar Rp505.461 perkapita/bulan.
Dalam kurun waktu 8 tahun, jumlahnya meningkat sebesar 47,97 persen menjadi Rp971.445 per kapita per bulan. Pendapatan warga desa diperkirakan mengalami peningkatan secara gradual hingga mencapai Rp2. 412.901 perkapita/bulan di tahun 2045.
Dia memastikan proyeksi Anggaran pendapatan Belanja (APB) desa sebesar Rp52 triliun. Apalagi perekonomian penduduk desa di bidang perdagangan dan industri pengolahan terus bertumbuh sampai 4% dan 5,25% pada tahun 2045. (net/smr)