Kementerian Agama (Kemenag) meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas terselenggaranya Bimbingan Manasik Haji Nasional secara hybrid di Asrama Haji Pondok Gede dan diikuti daring lebih dari 500 titik lokasi di seluruh Indonesia.
Semarak.co – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan, kegiatan ini diikuti oleh 1.500 peserta offline di Jakarta, dan 141.139 peserta secara daring dari seluruh penjuru Tanah Air. Ini menjadi bukti komitmen pembinaan jemaah haji semakin meningkat dari tahun ke tahun.
“Tidak semua yang makbul itu mabrur, tapi semua yang mabrur pasti maqbul. Ini menjadi pengingat bahwa ibadah haji yang diterima (maqbul) belum tentu membawa perubahan hidup, sedangkan haji yang mabrur pasti diterima Allah SWT,” dirilis humas melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Senin (21/4/2025).
Tahun ini menjadi istimewa karena pelaksanaan haji bertepatan dengan Haji Akbar—yakni wukuf di Arafah diperkirakan jatuh pada hari Jumat. Keutamaannya diyakini setara dengan 70 kali haji biasa, dan pada hari itu doa-doa diijabah serta rahmat Allah turun tanpa batas.
“Gunakan momen Haji Akbar ini untuk memperbanyak doa, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, bangsa, umat, dan seluruh manusia,” pesan Nasaruddin.
Mengutip hadits Qudsi dan Surat Al-Baqarah ayat 30, Menag membingkai haji sebagai bagian dari misi kekhalifahan manusia dan dialog ilahi. Bahkan iblis pun berdialog dengan Allah saat menolak bersujud kepada Adam, merasa lebih mulia karena diciptakan dari api.
“Allah mencintai dialog. Setelah pulang haji, jangan takut berdialog dengan siapapun, karena itu adalah tradisi Tuhan,” tegas Nasaruddin.
Ia juga mengangkat kisah Kakbah sebagai rumah pertaubatan pertama di bumi. Kakbah merupakan replika Baitul Ma’mur, tempat para malaikat bertawaf di langit ketujuh. Ritual tawaf sejatinya adalah gerakan spiritual yang meniru malaikat, menggugurkan dosa, dan menyatukan diri dengan poros ilahi.
“Hajar Aswad dulunya batu putih, berubah karena dosa manusia. Kini hanya tersisa tujuh butir seukuran kemiri karena pernah dicuri, namun maknanya tetap suci,” tambahnya.
Ia juga menyinggung pemikiran Ibnu Arabi dalam Futuhat al-Makkiyah bahwa pahala 100.000 kali lipat tak hanya di pelataran Kakbah, tapi mencakup seluruh wilayah Tanah Haram. (hms/smr)