Kembali Gelar KKN, Mahasiswa UMB Terjun Bangun Daerah 3T

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik II kembali digelar yang mendekatkan sivitas perguraun tinggi dengan masyarakat ini berlangsung di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Melibatkan sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Universitas Mercu Buana (UMB).

KKN bertema Merajut Nusantara tahun ini berlangsung di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk berkontribusi dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat desa. Melalui upaya pemanfaatan sumber daya alam dan penguatan keterampilan masyarakat.

Kegiatan ini dilakukan selama 14 hari oleh 250 mahasiswa dari universitas swasta di wilayah Kopertis III. Adapun universitas yang terlibat, di antaranya Univeristas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Universitas Yarsi, Universitas Budi Luhur, Universitas Esa Unggul, Akademi Televisi Indonesia, dan UMB.

Kepala Biro Pengendalian Kegiatan Kemahasiswaan Direktorat Kemahasiswaan UMB Novena Ulita mengatakan, pada tahun ini kembali mahasiswa UMB mendapatkan kepercayaan untuk terlibat dalam KKN Tematik II.

“Ini sebuah kegiatan yang dapat mengasah kemampuan mahasiswa secara lebih mendalam,” ujar Novena di kabupaten Sambas, Senin (11/3) seperti dirilis Humas UMB, Selasa (12/3).

Sebelum kegiatan berlangsung, sambung Novena semua peserta mengikuti pembekalan. Pembekalan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi dan pengarahan serta motivasi kepada Mahasiswa mengenai kesiapan mental dan fisik yang diperlukan, serta wawasan budaya dan kehidupan sosial masyarakat di sana.

Kegiatan KKN Tematik II, rinci dia, memiliki empat program yaitu pendidikan, kesehatan, pariwisata dan ekonomi kreatif. Seluruh kegiatan berlangsung diempat kecamatan, yaitu Sambas, Tebas, Sajingan Besar (Aruk) , dan Paloh.

“Mahasiswa melakukan penyuluhan dan pelayanan pengobatan kesehatan umum dan gigi, penyuluhan mengenai pendidikan, ekonomi kreatif dan pariwisata,” ujar Novena lagi.

Terkait ekonomi kreatif. Mahasiswa mengajarkan teknik penjualan produk melalui lini massa, portal dan aplikasi penjualan. Melalui kegiatan ini diharapkan ekonomi masyarakat bisa meningkat, sekaligus mendorong peluang industri pariwisata berbasis budaya local. (lin/umb)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *