Kapal Kelud milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) yang mengangkut penumpang diduga positif virus corona jenis baru atau COVID-19 asal Jakarta dijadwalkan akan berlabuh di Pelabuhan Belawan, hari ini Senin (13/4/2020). Setibanya di Pelabuhan Belawan, Kelud akan menjalani proses karantina.
semarak.co -Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dr Aris Yudhiriansyah saat dikonfirmasi membenarkan bahwa kapal KM Kelud akan dikarantina di Pelabuhan Belawan.
Namun demikian, Aris mengaku saat ini pihaknya masih menjalin koordinasi dengan pihak Pelni dan KKP terkait kedatangan kapal yang dijadwalkan berlabuh Senin sore ini (13/4/2020). “Kami sedang koordinasi dengan KKP, Pelindo dan Dinkes Medan untuk proses pemeriksaan,” kata Aris kepada wartawan di Medan, Sumut, Senin (13/4/2020).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebelumnya KM Kelud berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan bersandar di pelabuhan Batu Ampar Kota Batam.
Total penumpang yang dibawa sebanyak 111 orang, dimana 31 orang turun di pelabuhan batu Ampar, 44 orang turun di pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan 36 orang turun di Pelabuhan Belawan.
Saat dilakukan pemeriksaan oleh KKP Kelas 1 Khusus Batam terhadap anak buah kapal (ABK), diketahui salah seorang diantaranya yang berinisial TF, positif COVID-19 berdasarkan hasil rapid test. Petugas kemudian melakukan tracing terhadap para penumpang dan ABK dan didapati 39 lainnya juga positif COVID-19.
Selanjutnya, TF dirujuk ke RSBP Batam untuk menjalani proses isolasi, sementara 39 orang lainnya di evakuasi RS Infeksi Khusus Galang dengan menggunakan satu unit Hiace Ambulance KKP dan satu unit Bus Trans Pemko Batam dikawal voorijdes dari Denpom 1/6 Batam.
Di bagian lain PT Pelni melaporkan terpaksa membatalkan pelayaran KM Umsini tujuan Maumere, Larantuka dan Lewoleba di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Demikian surat penugasan melaksanakan perjalanan kapal penumpang (emplooi) Nomor : 04.08/13/S-B/010/2020, tertanggal 08 April 2020, perihal koreksi emplooi KM. Umsini Voyage 06.2020 (Ex Dock), yang ditandatangani Direktur Usaha Angkutan Penumpang Pelni, O.M Sodikin, seperti diperoleh wartawan di Kupang, Senin (13/4).
Koreksi emplooi tersebut merujuk Surat Bupati Flores Timur Nomor : Ek.500/Ksb.PIBBU/109/III/ 180.5506 2020, tertanggal 21 Maret 2020, perihal penutupan sementara dan pembatasan pelabuhan laut dan bandar udara.
Surat Bupati Lembata Nomor : TUK.440/AP/IV/2020, tanggal 01 April 2020 perihal penutupan sementara akses masuk pelabuhan laut Lewoleba. Dan surat Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut nomor: PR.101/33/4/DA2020 tertanggal 03 April 2020 perihal optimalisasi operasi kapal PSO penumpang dan perintis di masa karantina wilayah akibat COVID-19.
Sesuai dengan jadwal, rute semula KM Umsini adalah Kijang – Tanjung Priok – Surabaya – Makassar – Maumere – Larantuka – Lewoleba – Kupang – Lewoleba – Larantuka – Maumere – Makassar – Surabaya – Tanjung Priok – Kijang.
Rute tersebut diubah menjadi Semarang – Tanjug Priok -Kijang- Tanjung Priok – Surabaya – Makassar – Kupang – Makassar – Surabaya – Tanjung Priok – Kijang. KM. Umsini baru selesai melaksanakan docking pada 31 Maret 2020, dan selanjutnya kapal melaksanakan port stay di Semarang hingga 07 April 2020. KM. Umsini voyage 06.2020 ETD bertolak dari Semarang pada 8 April 2020.
Sementara itu PT Pelni melaporkan mengkarantina KM Lambelu. Hal itu sebagai bentuk tindaklanjut dari pemberlakuan portstay kapal di Pelabuhan Makassar. Langkah ini juga diambil berdasarkan hasil pemeriksaan sampel terhadap 42 petugas kapal. Dan adanya indikasi terpapar tanpa gejala pada 24 orang petugas kapal.
Saat ini seluruh petugas kapal menjalani isolasi secara mandiri di atas kapal dengan jarak 2 mil dari darat. Dengan pengawasan yang ketat dari manajemen dan otoritas pelabuhan serta Kantor Kesehatan Pelabuhan di Makassar.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro mengatakan, mengingat para petugas kapal bertugas untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat, maka mereka selalu bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang.
“Ada kemungkinan para petugas terjangkit dari pembawa virus (carrier) karena petugas selalu berada di atas kapal,” ujar Yahya dalam rilis Humas Pelni, Senin (13/4/2020).
Saat ini kata dia, perusahaan juga terus melakukan peningkatan pengawasan terhadap kesehatan seluruh petugas kapal. Sebelumnya, dalam menghadapi pandemi Covid-19 seluruh petugas kapal telah diinstruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan. Serta menjalankan seluruh SOP Kesehatan. Sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkait penanganan Covid-19.
Manajemen juga telah melengkapi seluruh petugas kapal dengan APD serta membekali multivitamin sebagai upaya dalam meningkatkan imunitas para ABK. Selain itu manajemen akan memberikan batasan ruang gerak bagi para penumpang.
“Demi keamanan dan kenyamanan bersama. Serta guna meminimalisir interaksi antara petugas dengan penumpang, maka Manajemen akan menerapkan kebijakan bagi penumpang untuk diberikan akses pada deck tertentu saja,” jelas Yahya.
Berkenaan dengan hal tersebut, Yahya juga menegaskan kepada seluruh otoritas di Pelabuhan untuk menerapkan protokol penanganan covid-19 sesuai arahan Pemerintah.
“Kami mengharap kerjasama berbagai pihak untuk meningkatkan pengawasan terhadap penumpang. Dimulai dari screening masuknya penumpang di terminal pelabuhan sampai dengan dermaga sebagai awal dari upaya pencegahan penyebaran covid-19 di atas kapal,” pungkasnya. (lin)