Kelas BIPA Perkuat Peran Strategis Indonesia dalam Diplomasi Bahasa di Norwegia

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin menyatakan, kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin kuat secara global.

Penutupan program BIPA Musim Semi di Oslo menandai akhir dari pembelajaran BIPA. Namun demikian, keberlanjutan perjalanan bahasa Indonesia menuju panggung global harus didukung penuh oleh pemerintah, para pengajar, dan mitra internasional.

Semarak.co – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin menyatakan, Internasionalisasi bahasa Indonesia merupakan program prioritas  Kemendikdasmen.

Bacaan Lainnya

“Pasal 44 UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan menegaskan, pemerintah berkewajiban meningkatkan fungsi bahasa Indonesia secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan,” jelasnya, dirilis humas melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Senin malam (30/6/2025).

Hafidz juga menambahkan bahwa kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin kuat secara global. Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO adalah momentum strategis dan merupakan pengakuan internasional atas peran bahasa Indonesia di dunia.

Tak hanya itu, dia juga menyampaikan bahwa saat ini pengajaran BIPA telah tersebar di 57 negara, dengan ratusan lembaga mitra dan ribuan pemelajar aktif setiap tahunnya. Badan Bahasa terus berupaya memberikan fasilitasi dan layanan terbaik, termasuk melalui pengiriman pengajar BIPA.

“Capaian ini menjadi motivasi dan semangat bagi kami untuk terus melangkah mewujudkan cita-cita luhur menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Kami siap berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tutur Hafidz.

Duta Besar RI untuk Norwegia Teuku Faizasyah mengungkapkan bahwa kelas BIPA bukan hanya kelas rutin yang bertujuan untuk mengajarkan bahasa Indonesia, namun merupakan salah satu aspek penting dalam rangka diplomasi budaya Indonesia di Norwegia.

“Di tengah dunia yang penuh konflik, betapa pentingnya menjalin pengertian dan membangun jembatan antar peradaban. Bahasa merupakan salah satu alat terbaik untuk itu,” ungkap Teuku.

Teuku juga menuturkan bahwa bahasa Indonesia telah diakui sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO. Hal tersebut menunjukkan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunitas internasional.

Harapannya agar pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan ketertarikan pemelajar untuk mengetahui lebih banyak tentang Indonesia dan mendorong minat mereka untuk berkunjung ke Indonesia.

“Mari kita terus jaga dan sebarluaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang menghubungkan bukan memisahkan dan sebagai bahasa yang membawa pesan perdamaian bukan permusuhan,” tuturnya. (hms/smr)

Pos terkait