Kecam Kekerasan terhadap Petani Tebu, PT PG Rajawali II Jaga Kemitraan tetap Berjalan

Petani tebu menjadi mitra PT PG Rajawali. Foto: humas RNI

Manajemen PT PG Rajawali II sebagai pengelola PG Jatitujuh sangat menyesalkan terjadinya penyerangan terhadap mitra petani tebu oleh sekelompok orang pada, Senin (4/10/2021), di Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Indramayu, Jawa Barat.

semarak.co-Direktur PT PG Rajawali II Ardian Wijanarko sangat menyayangkan terjadinya peristiwa yang mengakibatkan jatuhnya dua korban jiwa dari pihak petani tebu tersebut. Pasalnya, petani tebu merupakan salah satu mitra strategis yang berpengaruh terhadap kelangsungan produksi pabrik gula.

Bacaan Lainnya

“Saya berharap peristiwa tersebut tidak mengganggu jalannya pola dan hubungan kemitraan yang telah dijalin dengan masyarakat sekitar dalam beberapa tahun terakhir ini. Duka cita yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan,” ujar Ardian di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (5/10/2021).

Tentunya, lanjut Ardian, pihaknya sangat menyayangkan terjadinya penyerangan terhadap mitra petani tebu di wilayah HGU Jatitujuh. Ke depannya semoga peristiwa ini tidak terulang, mengingat para petani tebu rakyat di wilayah tersebut merupakan binaan PG Jatitujuh dan telah banyak berkontribusi memasok bahan baku tebu untuk menjaga keberlangsungan produksi gula.

Ardian mempercayakan kepada penegak hukum untuk memproses kasus ini lebih lanjut. ia juga meminta kepada pihak kepolisian agar menindak tegas oknum-oknum masyarakat yang mengganggu aktivitas budidaya tebu di lahan HGU Jatitujuh melalui aksi-aksi kekerasan.

“Kami mengecam dan tidak menoleransi aksi kekerasan yang terjadi di wilayah operasional perusahaan dan akan berupaya semaksimal mungkin menjamin keamanan para mitra petani tebu yang saat ini bekerja menggarap lahan di HGU Jatitujuh,” tuturnya.

Upaya ini, kata dia, dalam rangka menjaga aset negara serta memastikan aktivitas produksi gula untuk memenuhi kebutuhan gula nasional tidak terhambat. Ardian juga berharap kerja sama yang telah terjalin dengan mitra petani tebu yang dinaungi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat dapat terus berjalan sehingga tetap berkontribusi bagi kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar.

“Kemitraan tebu harus terus berjalan, karena telah terbukti memberikan dampak positif baik bagi kesejahteraan petani maupun keberlangsungan oparasional pabrik,” ujar Ardian seperti dirilis humas kepada redaksi semarak.co melalui pesan elektronik, Selasa malam (5/10/2021).

PT Rajawali II melalui PG Jatitujuh telah menjalankan Kemitraan Budidaya Tebu melalui pemberdayaan UMKM Petani yang bersinergi dengan BUMDes. Saat ini tercatat ada 14 BUMNDes yang tersebar di Majalengka dan Indramayu.

BUMNDes di wilayah Majalengka terdiri dari BUMDes Jatimulya dari Desa Jatiraga, BUMDes Pandawa dari Desa Pilangsari, BUMDes Sumber Sejahtera dari Desa Sumber Kulon, BUMDes Mitra Sejahtera dari Desa Sumber Wetan, BUMDes Binangkit dari Desa Pasir Ipis, BUMDes Kertaraharja dari Desa Sukakerta, BUMDes Citra Lestari dari Desa Sukamulya.

Lalu BUMDes Mekarmulya Juara dari Desa Mekar Mulya, BUMDes Mudya Mandiri dari Desa Pangkalan Pari, dan BUMDes Koperasi Manis Jaya dari Desa Tri Selatan. Sementara di wilayah Indramayu terdiri dari BUMDes Bintangkerti dari Desa Kerticala, BUMDes Ruscinta Desa Gadel, BUMDes Tunggul Payung dari Desa Tunggul Payung.

Selanjutnya BUMDes Koperasi Langgeng dari Desa Tri Utara. “Program Kemitraan Budidaya Tebu merupakan program yang bertujuan selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Penyangga, juga memberikan nilai tambah bagi mitra petani,” imbuh Ardian.

Lalu terpenuhinya bahan baku giling pabrik gula dan menciptakan lapangan usaha baru pendukung perkebunan tebu. “Kemitraan ini selain dapat meningkatkan perekonomian lokal juga turut berperan sebagai rantai pasok pangan komoditas gula,” ujarnya.

Melalui Program Kemitraan, para Petani Tebu sebagai Mitra RNI dilibatkan secara langsung dengan menjadi anggota BUMDes sekaligus pelaksana budidaya tebu, sedangkan BUMDes menyediakan sarana produksi, jasa pengolahan dan pemeliharaan tanaman serta tebang muat angkut.

Di hilirnya RNI Group melalui PT Rajawali II yang mengelola Pabrik Gula Jatitujuh turut melakukan pendampingan melalui pembinaan sistem budidaya kepada Petani sekaligus sebagai offtaker gula petani tebu rakyat.

Kemitraan antara PT Rajawali II dengan Mitra Petani setiap tahun terus mengalami peningkatan mitra petani untuk berbudidaya tebu tercatat mulai Musim Tanam (MT) 2018/2019 sebanyak 1.309 Petani, MT 2019/2020 terdapat 1.826 petani, MT 2020/2021 sebanyak 1.986 petani hingga di MT 2021/2022 diupayakan peningkatan hingga sebanyak 2.752 Petani. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *