Aliran listrik di kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat dimatikan pihak pengelola Gelora Bung Karno (GBK) yang satu komplek di Wisma GBK di Senayan, Jakarta Selatan. Diduga karena KONI belum membayar listrik. Padahal KONI akan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), Senin besok (7/12/2020).
semarak.co-Agenda Munaslub yang dipimpin Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman dan diikuti 34 KONI daerah (KONIDA) dan 71 pengurus besar olahraga di Indonesia merevisi sejumlah pasal di AD/ART KONI yang dilangsungkan secara virtual atau daring (dalam jaringan) melalui aplikasi meeting internet.
Sekretaris jenderal (Sekjen) KONI Pusat Ade Lukman mengatakan, dikhawatirkan mengganggu jalannya Munaslub secara daring. Belum lagi pendingin ruangan AC mati.
Sudah sejak Rabu kemarin (2/12/2020), kata Ade, aliran listrik untuk AC di kantor KONI Pusat diputus sepihak oleh pengelola GBK. Ini membuat pengurus tidak maksimal dalam bekerja karena suhu ruangan jadi panas.
“Padahal kami tengah mempersiapkan berbagai hal untuk kepentingan Munaslub. Pengelola GBK memang hanya memutus aliran listrik untuk AC. Sementara untuk aliran listrik nonAC masih bisa digunakan,” ungkap Ade dalam rilis yang dilansir melalui WAGroup Guyub PWI Jaya, Kamis (3/12/2020).
Di tengah cuaca Jakarta yang lebih banyak panas akhir-akhir ini, kata dia, membuat kondisi itu tak nyaman. Diakui Ade, jika KONI memang mengalami keterlambatan pembayaran listrik sudah sejak 2019. Besaran tagihan untuk listrik kantor KONI mencapari Rp30 – 40 juta per bulan.
“Kami bukannya tidak ingin membayar. Namun saat ini kami masih mengalami kesulitan dana karena anggaran pemerintah untuk KONI belum cair. Ini yang membuat kami kesulitan untuk membayar tagihan tersebut
Namun Ade menyatakan jika KONI tidak akan lari dari tanggung jawab tersebut. “Kami pasti akan bayar semua tagihan itu, begitu kami memiliki dana. Hanya saja untuk saat ini kami masih kesulitan,” tutur Ade.
Berbagai cara sudah ditempuh pengurus guna mencari jalan keluar atas kesulitan itu. “Kami sudah mencoba untuk berbicara dengan pihak pengelola gedung agar kami bisa diberikan keringanan. Namun kami tak menyangka akhirnya mereka ambil keputusan memutuskan aliran listrik AC,” sesal Ade.
Sebagai sebuah lembaga nonprofit yang selama ini menjadi pengelola pembinaan olahraga nasional, Ade berharap pihak pengelola Wisma GBK memberikan pertimbangan atas masalah yang tengah mereka hadapi.
“KONI ini bukan lembaga profit, jadi tolong diberikan keringanan. KONI selama ini berjuang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional lewat olahraga. Ini semua seharusnya jadi pertimbangan,” katanya.
Usaha yang ditempuh KONI agar menghindari pemutusan sebenarnya sudah cukup panjang. Mereka sudah mencoba untuk meminta bantuan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bahkan Kantor Kepresidenan. Namun belum juga menemukan jalan keluar. (smr)