Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa Gelar Bedah Buku dan Bagikan 100 Parsel Pelestari Budaya

Dompet Dhuafa melestarikan warisan budaya dunia pencak silat melalui Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa dirangkai bedah buku. Foto: humas Dompet Dhuafa

Pencak Silat merupakan salah satu warisan budaya dunia nonbenda yang ditetapkan UNESCO pada 2019. Dengan ditetapkannya bela diri khas Indonesia menjadi salah satu warisan budaya dunia, kita sebagai masyarakat Indonesia tentunya bangga dan ikut melestarikannya.

semarak.co-Dompet Dhuafa terus berusaha untuk melestarikan warisan budaya dunia tersebut, salah satunya melalui Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa. Acara dihadiri 150 peserta meliputi Pesilat Dunia, Pesilat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor, dan 36 Dewan Guru KSJ.

Bacaan Lainnya

Pada Sabtu (24/4/2021), Kampung Silat Jampang (KSJ) Dompet Dhuafa mengadakan acara sarasehan, bedah buku The Power Of Silat dan pembagian 100 parsel kepada para pelestari budaya yang berlangsung di Kawasan Terpadu Zona Madina, Parung, Bogor.

Direktur Dakwah Budaya dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa K.H Ahmad Shonhaji mengatakan, silat itu bukan hanya beladiri semata. Akan tapi juga mengajarkan nilai kehidupan (akhlakul karimah).

“Harus diakui pula bahwa dunia persilatan merupakan sebuah ikhtiar anak bangsa untuk menjaga pertahanan dan keamanan bangsa,” ujar Shonhaji dalam rilis humas Dompet Dhuafa, Minggu (25/4/2021).

Acara ini diawali dengan bedah buku, kemudian dilanjutkan pembagian 100 parsel kepada pelestari budaya dan diakhiri buka puasa bersama. Sarasehan silat yang terselenggara diharapkan mampu mengurai permasalahan dan pengembangan perguruan silat di Kabupaten Bogor.

Selain itu, pada acara kali ini menghasilkan sebuah rekomendasi untuk mengawal pengembangan silat di Kabupaten Bogor dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Selain itu, Mayjend (Purn) TNI H. Eddie Mardjuki Nalapraya selaku Bapak Silat Dunia yang telah berkeliling hampir 40 negara membangun pencak silat di ranah dunia, memiliki harapan bagi generasi penerus “Saya titip kepada kalian, agar pencak silat yang dibangun tidak hanya olahraganya,” ujarnya.

Sehingga ke depannya, lanjut Eddie, silat-silat tradisional tetap dilestarikan. Kesejahteraan pelatih-pelatih silat harus diperhatikan, minimal ada uang transportasi untuk para pelatih untuk mengapresiasi jerih payah mereka dalam melestarikan pencak silat.

Sementara itu pada acara bedah buku The Power of Silat Ustadz Herman Budianto, selaku Ketua Kampung Silat Jampang memiliki pesan melalui bukunya bahwa buku ini diharapkan mampu membangun silat sebagai budaya bangsa dan mengantarkan menjadi pesilat yang sukses, berdaya, berakhlak mulia, serta bermanfaat.

Selain itu, beliau juga mengatakan “Para pesilat juga harus siap dalam menghadapi dunia persilatan kampung global, artinya banyak sekali tantangan dan rintangan ke depannya.

Misalkan ada orang luar negeri mau belajar silat, tapi pelatihnya tidak bisa bahasa inggris, ini akan menjadi suatu kendala. Maka dari itu dengan ditetapkannya silat menjadi warisan budaya dunia, kita harus mempersiapkan segalanya dari sekarang agar kendala-kendala seperti itu tidak ada lagi,” jelasnya.

Acara ini diakhiri dengan pembagian 100 parsel kepada para pelestari budaya sebagai bentuk apresiasi dari Dompet Dhuafa atas semangat dan keikhlasan para pelestari budaya dalam melestarikan budaya bangsa Indonesia.

Dompet Dhuafa diharapkan untuk terus mampu menjadi sentra pengembangan literasi pencak silat nasional dan terus melakukan pendampingan, pengembangan, serta pembinaan perguruan silat sebagai bagian dari kekayaan Bangsa Indonesia. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *