Kaleidoskop Kemendes PDTT 2022, Mendes Halim Sebut Mayoritas Desa Ingin Wujudkan Desa tanpa Kemiskinan

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (kiri pegang mic) didampingi Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa Ivanovic Agusta (kanan) dalam acara Kaleidoskop Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2022 beserta Awak Media di Hotel Best Western Cawang, Jakarta Timur, Kamis (15/12/22). Foto: Sigit Purwanto/Kemendes PDTT

Hasil data pencapaian SDGs Desa 2022 mengungkap mayoritas desa di Indonesia ingin mencapai goals ke satu, yakni desa tanpa kemiskinan. Desa tanpa kemiskinan merupakan tujuan prioritas mayoritas desa berdasarkan hasil musyawarah masing-masing desa dalam implementasi capaian SDGs Desa.

semarak.co-Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menjelaskan, kalau kita lihat prioritas utama di desa dengan merujuk pada SDGs Desa itu ada pada goals yang pertama. Jadi hampir semua desa berikhtiar atau membawa desanya menuju desa tanpa kemiskinan.

Bacaan Lainnya

“Di peringkat kedua yang ingin dicapai desa-desa di Indonesia adalah goals yang ketiga, yaitu desa sehat dan sejahtera,” terang Mendes PDTT Halim dalam acara Kaleidoskop Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2022 di Best Western Premier Hotel, kawasan Cawang, Jakarta Timur, Kamis (15/12/2022).

Sedangkan diperingkat ketiga desa-desa di Indonesia ingin menuju goals kedua, rinci Mendes Halim, yakni desa tanpa kemiskinan. Serta goals kesembilan diperingkat keempat, yakni infrastruktur dan inovasi desa sesuai dengan kebutuhan.

“Jadi diksi yang kita gunakan itu betul-betul membawa kepada sebuah konsep dan pemahaman yang berbasis masalah,” ujar Mendes Halim dirilis humas Kemendes PDTT usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Kamis malam tadi (15/12/2022).

Doktor Honoris Causa dari UNY ini menambahkan, infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan, bukan sekadar membangun infrastruktur, bukan sekadar melakukan inovasi. “Tetapi membangun infrastruktur dan melakukan inovasi betul-betul untuk menjawab permasalahan dan kebutuhan warga masyarakat desa,” ujar Mendes Halim.

Posisi SDGs Desa dalam melokalkan SDGs Global, lanjut Mendes Halim, yaitu untuk mengisi ruang-ruang yang harus diisi seluruh level IDM. Sekaligus untuk menjawab langkah selanjutnya yang harus dilakukan pasca dalam satu desa sudah mencapai status desa mandiri.

Dia berharap dengan SDGs Desa ini bisa memenuhi sebuah idiom Think Globally Act Locally. “Jadi berpikir global beraktivitas lokal. Jadi cara berpikirnya makro, tapi pendeteksi masalahnya, datanya, penanganannya berskala mikro, artinya pada level desa,” ungkap Gus Halim, sapaan akrab lain dari Mendes PDTT Halim.

Bahwa hal tersebut juga menjadi arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Presiden Jokowi selalu menyatakan di dalam melaksanakan tugas-tugas harus selalu merujuk pada dua hal, fokus dan detail. Melaksanakan sesuatu baru akan berhasil jika dilakukan dengan fokus dan detail.

Sebaliknya, kalau tidak fokus dan detail tidak akan menemui hasil yang diharapkan. “Jadi beberapa temuan kita, fokus yang dilakukan desa pada goals-goals itu memang tidak mungkin 18 goals harus ada dalam satuan program APBDes, tidak mungkin satuan rencana kerja desa, tidak mungkin. itu yang saya sebut fokus dan detail,” ujarnya.

Ditambahkan politisi PKB ini, “Dan alhamdulillah pada hari ini data-data mikro di desa sudah semakin lengkap. Bahkan sudah pada level bacaan melalui dashboard.

Di bagian lain Gus Halim mengatakan, Indeks Desa Membangun (IDM) Desa berstatus mandiri 2022 sudah melampaui target RPJMN IDM 2024. Berdasar data IDM tahun 2022, desa berstatus mandiri mencapai 6.238 desa jauh melampaui target RPJMN 2024 yaitu 5.000 desa berstatus mandiri.

“Hari ini kita sudah melampaui target RPJMN terkait dengan IDM Desa Membangun. RPJMN kita 2024, IDM kita pada posisi desa mandiri itu 5000, itu 2024. Faktanya hari ini 2022, IDM status desa mandiri sudah mencapai 6.238 desa,” ujarnya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dana desa teruji dapat memajukan desa-desa di Indonesia. Sedangkan IDM pada kategori Desa Sangat Tertinggal tercatat berkurang 8.471 desa, dari 13.453 desa menjadi 4.982 desa.

Sementara IDM kategori Desa Tertinggal berkurang 24.008 desa, dari 33.592 desa menjadi 9.584 desa. Sedangkan kategori Desa Berkembang bertambah 11.020 desa, dari 22.882 desa menjadi 33.902 desa. Untuk kategori Desa Maju bertambah 16.641 desa, dari 3.608 desa menjadi 20.249 desa, dan pada kategori desa Mandiri bertambah 6.064 desa, dari 174 desa menjadi 6.238 desa.

Status perkembangan 122 desa telah meningkat secara drastis dari Desa Sangat Tertinggal pada 2015 menjadi Desa Mandiri pada 2022. Lompatan terbanyak pada desa-desa di Kalimantan Barat, yakni sebanyak 67 desa.

Saat ini, sudah tidak ada desa tertinggal dan desa sangat tertinggal di Provinsi Bali, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung. “Ke depan nanti akan dikolaborasikan antara capaian IDM dengan capaian SDGs Desa,” pungkas mantan Ketua DPRD Jawa Timur. (rif/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *