Jokowi Akan Keok di Pilpres 2019 Karena Serangan Isu Kinerja Buruk

Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus susanto (ketiga dari kanan) saat mendampingi Presiden Jokowi pada peletakan batu pertama alias groundbreaking Rusunami Loftviles di Ciputat Tangsel.

Wakil Sekjen PKB Maman Imanulhaq memprediksi, Jokowi akan diserang oleh minimal tiga isu artifisial ketika nanti maju kembali dalam pilpres 2019. Isu tersebut di antaranya anti Islam, isu anggaran, dan dana haji. Isu anti Islam nantinya akan menjadi isu yang mengemuka. Sebab, hingga kini isu itu masih dipertanyakan para ulama bahkan dijadikan bahan khotbah. Misalnya persoalannya ini sangat terkait dengan kriminalisasi ulama.

“Isu artifisial anti Islam, PKI, pro China akan jadi isu yang seeksis di 2019. PKB memandang 2019 adalah sesuatu yang harus dihadapi dengan kerja keras, kerja cerdas dan sinergitas. Ini (kriminalisasi ulama) selalu digoreng di bawah. Ini bukan dari Jokowi tapi orang yang ingin distigma seperti itu. Kita dorong Jokowi silaturahmi secara adil,” kata Maman dalam diskusi di Jakarta, Minggu (30/7).

Selanjutnya, isu yang akan dimainkan terkait dengan anggaran. Khususnya terkait dengan pendidikan yang dianggarkan 20 persen. Banyak yang mempertanyakan kemana anggaran digunakan. Sementara madrasah dan pesantren tak mendapatkan anggaran sesuai aturan. “Ini jadi pertanyaan terhadap Jokowi untuk pendidikan Islam. Lalu dana haji,” kata Maman seperti dikutip viva.co.id

Lalu isu HAM, ia menjelaskan bagaimana bisa memberikan pemahaman kerja membangun infrastruktur dengan tak melanggar hak orang. Ia khawatir hal yang dipertanyakan bisa menjadi bom waktu kalau tak diselesaikan. Adapun atas persoalan ini ia meyakini PKB bisa menjadi partai yang mendekati kelompok akar rumput dan mewakili Islam moderat menjawab soal ini.”Ini perlu diselesaikan. Kita akan jawab ini bareng dan beri masukan pada Jokowi,” kata Maman.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirajudin Abbas mengatakan, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi akan sangat mempengaruhi elektabilitasnya pada Pemilihan Presiden 2019. “Aspek ini bisa di-manage. Jokowi bisa pastikan warga terlayani dengan baik. Hasilnya bukan hanya mencapai target, tapi melampauinya. Ini mempersepsikan Jokowi sukses sebagai pemimpin,” kata Sirajudin di tempat yang sama.

Ia mencontohkan soal performa ekonomi. Saat ini pemerintah sedang membutuhkan modal pembangunan sangat besar baik berupa sumber daya manusia dan anggaran. Proyek pembangunan ini sudah jelas tak bisa dicukupi dengan APBN, akibatnya defisit naik terus. “Investasi sedang digenjot. Tanpa investasi yang besar, proyek nasional yang sangat penting mungkin akan terhambat. Itu akan mengubah peta kompetisi,” kata Sirajudin sambil mencontohkan, utang negara menjadi hal bisa jadi dipersoalkan. Sebab, isu utang bisa menjadi ketakutan seolah negara di ambang kebangkrutan. (viv/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *