Momen perayaan hari ulang tahun (harlah) PPP di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (16/2) dibuat terkesima oleh Presiden Joko Widodo (jokowi). Pasalnya, ia menyiratkan dukungan nyapres di 2024 kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ketika menyapa deretan tokoh politik yang belakangan disebut-sebut potensial sebagai sebagai capres.
semarak.co-Pengamat politik Citra Institute Efriza menjadi salah seorang yang melihat bahasa isyarat politik Jokowi di harlah PPP itu memang ditujukan untuk meng-endorse Prabowo. Sebabnya, dari banyak tokoh potensial nyapres di 2024 yang hadir di acara tersebut, nama Prabowo diucapkan paling pertama.
Hal itu, menurut Efriza, bertepatan dengan situasi politik yang berkembang hari ini. Di mana, Jokowi yang disebut-sebut mengendorse Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, justru malah memperlihatkan kecenderungan kepada tokoh lain di hadapan publik.
“Langkah Jokowi mengendorse Prabowo dibutuhkan, ketika Ganjar dibuat mati kutu,” ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/2) dilansir oposisicerdas.com/Minggu, Februari 19, 2023 dari rmol.
Ganjar yang seolah-olah terlihat tak mendapat dukungan dari Jokowi ibarat setali tiga uang, jika melihat posisinya sebagai kader PDI Perjuangan yang ingin nyapres, namun tak dapat restu. “Ia dibuat mati kutu tak dapat bergerak bebas, karena Ganjar juga adalah petugas partai’ ini dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri,” sambungnya.
Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo ini menambahkan, jika Jokowi benar-benar meng-endorse Prabowo sebagai capres di 2024, kemungkinan mantan Walikota Solo itu memang sedang membuat rencana-rencana mempertahankan kekuasaannya.
“Upaya meng-endorse Prabowo adalah alternatif, langkah taktis cadangan, pilihan tak langsung Jokowi jika ternyata PDIP pilihannya malah tidak sesuai ekspektasi dirinya. Jadi, meng-endorse Prabowo bukan semata sikap netral Presiden, tapi upaya mempunyai pilihan kedua, selain dari PDIP konsekuensi dirinya petugas partai,” ulasnya.
Diketahui bahwa Besarnya peran Ketua umum Partai NasDem Surya Paloh membuat Presiden Jokowi diperkirakan bakal merestui Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) pada pemilihan umum (Pemilu) 2024. Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro.
Agung Baskoro menilai capres Anies Baswedan memiliki kemungkinan direstui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju di Pilpres 2024. Awalnya, Agung mengatakan isu reshuffle yang sebelumnya mencuat lalu kini mulai meredup membuktikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memiliki pengaruh bagi Jokowi.
“Isu reshuffle yang kini meredup di satu sisi membuktikan bagaimana pengaruh Surya Paloh untuk sementara ini bagi Presiden Jokowi,” kata Agung saat dikonfirmasi, Jumat (17/2/2023) dilansir msn.com dari tribunkaltim.co – Sabtu malam (18/2/2023).
Menurutnya, hal tersebut tak terlepas dari Partai NasDem yang merupakan loyalis sejak Jokowi menjadi gubernur dan presiden dua periode. “Sekaligus menjadi pihak yang senantiasa memiliki loyalitas tinggi saat pemerintahan berlangsung,” ujar Agung.
Karenanya, Agung memandang bahwa hubungan Surya Paloh dan Presiden Jokowi terus berlanjut untuk menjaga stabilitas pemerintahan maupun setelah tak lagi menjabat agar tak terlalu bergantung ke PDIP. Sehingga, kata dia, Anies memiliki kemungkinan direstui Jokowi dengan catatan membawa narasi keberlanjutan lingkungan pembangunan.
Anies yang menjadi capres NasDem, terang Efriza, malah ada kemungkinan mendapat restu Jokowi dengan insentif, Anies fokus membawa narasi keberlanjutan (continuity) ketimbang perubahan (change). Agung menilai apabila Anies direstui, Jokowi akan mendapatkan investasi politiknya di semua sosok.
“Sehingga keseimbangan politik tercapai dan siapapun yang maju adalah orangnya Jokowi. Jokowi juga dianggap sebagai negarawan apalagi menempatkan diri sebagai figur yang mengayomi bagi semua capres maupun cawapres,” tutup Efriza.
Sebagaimana diketahui, hubungan Jokowi dengan Surya Paloh sempat diisukan renggang setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres untuk Pemilu 2024 pada awal Oktober lalu. Kerenggangan ini disinyalir dari ketidakhadiran Jokowi dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11 NasDem, November 2022.
Presiden bahkan tak menyampaikan ucapan selamat. Jokowi juga terekam kamera tak membalas pelukan Surya Paloh saat keduanya hadir dalam acara HUT ke-58 Partai Golkar, Oktober lalu. Tak lama kemudian muncul isu reshuffle kabinet yaitu pergantian menteri dari NasDem. Namun isu hilang sementara karena Jokowi tidak juga melakukan reshuffle kabinet.
Dukungan dari partai politik kepada Anies maju capres terus bertambah. Sebelumnya diberitakan, PKS telah resmi menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan sebagai capres. Anies sebelumnya didukung Partai Nasdem dan Partai Demokrat. Ketiga partai ini pun sedang menjajaki koalisi bernama Koalisi Perubahan.
Dengan demikian, Anies telah mengantongi tiket yang cukup untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Adapun syarat untuk calon presiden adalah memenuhi ambang batas presiden atau presidential threshold 20 persen suara di parlemen. Dukungan dari Nasdem, Demokrat dan PKS sudah memenuhi ambang batas tersebut. (net/opo/tbc/smr)