Jokowi Bakal Tamat, Soalnya Kasmujo Pilih Jujur di Pengadilan

Kasmudjo yang terseret dugaan Ijazah Palsu Jokowi bahkan digugat ke Pengadilan Negeri Surakarta Jawa Tengah. Foto: internet

Oleh Edy Mulyadi *

semarak.co-Akhir dari sandiwara ijazah palsu Jokowi tampaknya tak lama lagi. Kasmujo, sosok yang selama ini diklaim sebagai dosen pembimbing skripsi Jokowi di Universitas Gajah Mada (UGM) angkat suara. Dia mengaku bukan pembimbing skripsi Jokowi dan pernyataannya justru membuat posisi Jokowi kian terpojok.

Bacaan Lainnya

Serunya lagi, pengakuan menohok tersebut justru dia sampaikan sesaat usai dikunjungi bekas tukang kayu asal Solo itu di rumahnya. Publik lantas berspekulasi, rencana Jokowi mengarahkan Kasmujo di pengadilan gagal total.

Kasmujo sekarang sudah sepuh. Usianya 76 tahun. Di usia senja dan kondisi kesehatan yang menurun, dia mengaku tidak siap menghadapi gugatan soal ijazah Jokowi. Ada nada getir dari ucap lirihnya itu. Wajahnya juga tampak nelangsa.

Meski begitu, ada satu hal penting yang dia sampaikan. Selama menjadi dosen, Kasmujo selalu menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, dan kedisiplinan. Maka dalam persidangan nanti, ia akan menyampaikan apa adanya. Tanpa ada rekayasa. Tanpa mau tunduk, jika benar ada, pada tekanan.

Tentu saja, pernyataannya itu jadi pukulan telak bagi Jokowi. Selama ini, rezimnya punya rekam jejak doyan membungkam kebenaran. Itulah sebabnya publik menilai, kedatangannya ke rumah Kasmujo dalam rangka menyapa calon saksi kunci di persidangan.

Menolak ditekan?

Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Jika benar ada rencana begitu, sepertinya upaya itu berantakan. Dari pernyataannya, kita boleh menduga Kasmujo bukan tipe intelektual yang bisa dibeli atau ditekan. Mudah-mudahan.

Namun belakangan publik sempat dibuat geger sebentar. Di mana dikabarkan Kasmujo hilang. Maklum, gosip tersebut menyebar di tengah makin naiknya ekskalasi merebaknya kembali skandal ijazah palsu Jokowi. Bisa jadi, saat “menghilang” tersebut, Kasmujo berkontemplasi.

Merenung, mengapa di usia senjanya harus terseret-seret gaduh ijazah palsu Jokowi. Pada puncak perenungannya, Allah memberi keberanian dan tekad, akan bicara jujur, di pengadilan… Jika begitu skenarionya, maka berlakulah firman Allah:

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَا للّٰهُ ۗ وَا للّٰهُ خَيْرُ الْمَا كِرِيْنَ

“Dan mereka membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 54).

Kini, panggung pengadilan bakal jadi arena pembuktian. Rakyat Indonesia akan menyaksikan sendiri: benarkah mantan wali kota Solo itu punya skripsi dan ijazah yang sah. Atau hanya kebohongan dan kebohongan yang dipoles selama dua dekade terakhir?

Jokowi boleh saja terus berpura-pura. Bisa saja dia mengandalkan buzzer dan menggiring narasi lewat media. Tapi ketika saksi kunci memilih kejujuran, maka benteng kebohongan itu akan runtuh dengan sendirinya. Mati kutu. Habis akal. Tamat!

Inilah saatnya rakyat bersatu, menagih pertanggungjawaban. Pemimpin yang lahir dari kebohongan hanya akan mewariskan kehancuran. Setelah kebenaran terungkap, jangan berhenti pada Jokowi. Bongkar semua pihak yang terlibat menutupi kebohongan ini. Bersihkan negeri dari para pembohong yang menyaru sebagai pejabat.

وَقُلْ جَآءَ الْحَـقُّ وَزَهَقَ الْبَا طِلُ ۗ اِنَّ الْبَا طِلَ كَا نَ زَهُوْقًا

“Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 81)

Jakarta, 15 Mei 2025

*) Wartawan Senior

 

sumber: WAGroup AMAR MARUF NAHI MUNKAR (postKamismalam15/5/2025/ramzan)

Pos terkait