Disarikan dari tulisan Asy Syahid –kamaa nahsabuh- Samir Khan: Inspire Magz Vol VII
semarak.co-Allah mengisyaratkan pentingnya umat Islam untuk menguasai media. Baik untuk membentuk opini positif terhadap Al-Haq (Islam), juga sebagai counter opini media-media antiIslam. Terlebih dalam jihad Islam, keberadaan media menjadi sarana yang tak boleh diremehkan.
Karena tersebarnya opini buruk terhadap Islam dan pejuangnya bisa melemahkan kekuatan jiwa kaum muslimin. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِي
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pendukung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfal: 73)
Sikap loyalitas sesama kafir juga berlaku dalam perang global terhadap Islam. Angkatan-angkatan perang kafir dan pelaku media mereka bekerja sama dan saling mendukung dalam perang salib modern ini. Bahkan sebelum invasi militer dimulai mereka sudah menyerang melalui invasi opini lewat corong-corong media mereka.
Sehingga semakin lengkaplah fitnah dan semakin dahsyat kerusakan yang timbul. Maka jika umat Islam tidak juga menggarap media –sebagaimana mereka telah mengupayakannya- maka pasti benar-benar terjadi fitnah (kekufuran dan kesyirikan) dan kerusakan yang besar di muka bumi ini.
Melalui media, kaum kuffar menguasai opini umum masyarakat. Mengarahkan ke mana yang mereka kehendaki. Sehingga genderang perang terhadap Islam yang mereka tabuh mendapat dukungan masyarakat global. Bahkan sebagiannya dari negara-negara kaum muslimin dan kalangan masyarakat muslim.
Pengaruh kerja media dapat kita lihat saat saat perang Uhud. Ketika kaum muslimin mendapat serangan balik dan terdesak. Gugurlah sebagian dari pasukan Islam. Namun mereka tetap semangat dan terus berjuang memerangi musuh. Lalu tiba-tiba tersebarlah kabar yang dihembuskan syetan “Ketahuilah, sesungguhnya Muhammad telah terbunuh.”
Dan hal itu benar-benar membuat lemah dan jatuh semangat sebagian besar pasukan mujahidin. Lihatlah pengaruh opini buruk melalui berita yang tersebar berhasil membuat peta peperangan berubah dan menjatuhkan mental para ksatria Islam.
Oleh sebab itu, pasukan jihad Islam harus memberikan perhatian yang serius terhadap media, baik cetak maupun elektronik. Dan sekarang sudah muncul media yang fleksibel dan dapat menjangkau tempat di seluruh penjuru dunia, yakni media online. Ini untuk mendukung kerja jihad, menguatkan semangat kaum mujahidin, dan melemahkan pasukan kafirin.
Bagi umat, jangan ragu lagi untuk membiayai media-media Islam yang mengumandakan dakwah dan perjuangan Islam. Sungguh pahalanya tak berbeda dari menyalurkan infak untuk jihad fi sabilillah, karena jihad media adalah setengah dari jihad perang.
Bahkan peran jihad media sudah memulai perang sebelum terjadinya perang fisik, dan ini berlanjut saat berkecamuknya perang dan pasca perang. Media berperan menjaga nama baik Islam dan mujahidin, serta membangun opini positif di tengah-tengah umat.
Bagi umat, jangan ragu lagi untuk membiayai media-media Islam yang mengumandakan dakwah dan perjuangan Islam. Sungguh pahalanya tak berbeda dari menyalurkan infak untuk jihad fi sabilillah, karena jihad media adalah setengah dari jihad perang.
*) Kolumnis
sumber: di WAGroup INDONESIA ADIL MAKMUR (postJumat30/6/2023/zakir)