Oleh Anonim dikutip dari WAGroup PA Al-Wasliyah P.Brayan
semarak.co-Allah SWT berfirman:
اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Artinya :
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”
(QS. Al-Hadid 57: 20)
Sesungguhnya kenikmatan dan kesulitan dalam hidup ini merupakan cobaan, hidup didunia penuh dengan berbagai tantangan. Tidak sedikit yang merasakan takut akan kenikmatan yang didapat lenyap dalam sesaat, sebaliknya ada yang berharap kesulitan hidup segera berakhir.
Cemas terhadap musibah yang datang tiba-tiba, cemas jatuh miskin, cemas tertular penyakit menular, cemas akan kematian mendadak. Kecemasan selalu datang menghantui. Bila kita memahami bahwa sungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan.
Melalaikan dari apa? Lalai dari tujuan hidup yang sesungguhnya, lalai dari amanah yang diemban, lalai dari tugas hidup, lalai dari bahwa setiap pribadi sesungguhnya kalifah dimuka bumi. Orang yang berakal pasti memilih sesuatu yang baik bukan yang buruk, mengutamakan kebahagiaan yang bersifat abadi daripada kebahagiaan yang hanya sesaat.
Firman Allah SWT :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Artinya :
Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya ?
(QS Al-An’âm 6: 32)
Kebahagiaan dan kesedihan di dunia juga bersifat sementara. Bertolak belakang dengan kebahagiaan atau kesedihan di akhirat yang semua bersifat abadi. Maka alangkah ruginya, orang yang hanya mengejar materi dan kesenangan semu dunia yang menyilaukan.
Disibukan dengan berbagai rutinitas kesibukan yang luar biasa, pagi kerja hingga sore hari, diperjalanan, sampai dirumah fisik kelelahan. Malamnya disibukan dengan acara berbagai siaran TV yang menarik, gadget yang senantiasa melekat ditangan hingga larut malam. Tanpa sadar lalai dari mengingat Allah SWT.
Tidak sedikit yang telah terjebak dengan permainan yang melalaikan, sehingga detik-detik hari dan nafas kehidupan dipergunakan hanya untuk mengejar sesuatu yang sia-sia. Disadari atau tidak usia telah memasuki masa tua dan kemampuan fisik terasa semakin renta.
Hadits Rasulullah SAW :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya :
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”.
(HR Bukhari, no. 5933)
Ibnu Baththaal rahimahullah mengatakan: “Makna hadits ini, bahwa seseorang tidaklah menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan sehat badannya.
Barangsiapa dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.
Dan termasuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Barangsiapa melalaikan hal itu, maka dia adalah orang yang tertipu
Orang-orang yang berlomba mengejar kesenangan dunia ini ibarat orang-orang yang berada dalam sebuah permainan semu yang melalaikan, tanpa pernah mau berpikir tidak lama lagi permainan itu akan berakhir dengan kematian, menyisakan kelelahan yang penuh kesia-sian.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Artinya:
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allâh. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
(QS Al-Munâfiqûn 63: 9)
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan para hamba-Nya yang beriman untuk banyak mengingatNya dan melarang mereka sibuk dengan harta serta anak-anak sampai lupa dzikir.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya :
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?”
(QS-Munâfiqûn 63:10)
Sesungguhnya peringatan ini mengisyaratkan bahwa semua orang-orang yang melalaikan kewajiban akan menyesali pada saat semua kenikmatan dunia yang melalaikan dihentikankan-Nya secara mendadak dan sungguh sangat menyakitkan.
Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba yang tahu diri, yang tahu berasal dari mana, hendak kemana dan akan kemana setelah perjalanan hidup didunia ini. Semoga Bermanfaat
Senin 18 Muharram 1442 (07 September 2020)
sumber: WAGroup PA Al-Wasliyah P.Brayan