Kontrak layanan haji ke depan tidak akan dilakukan setiap tahun. Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi membuka kemungkinan dilakukan kontrak jangka Panjang 3 tahun untuk penyediaan layanan dalam penyelenggaraan ibadah haji.
semarak.co-Inovasi baru layanan penyelenggaraan haji ini dibahas bersama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Wakil Menteri Haji dan Umrah (Wamenhaj) Arab Saudi Abdul Fattah Masyath di kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Makkah, Minggu (28/6/2024) Waktu Arab Saudi (WAS).
Delegasi PPIH dipimpin Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief. Hadir Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Direktur Pengelolaan Dana Haji Ramadan Harisman, serta Konsul Haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Nasrullah Jasam.
“Salah satu yang muncul dalam surat yang disampaikan kepada Menteri Agama Republik Indonesia dari Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi adalah mengenai kontrak tiga tahun, khususnya di Masya’ir,” terang Hilman usai bertemu Wamenhaj Abdul Fattah di Makkah, Minggu (30/6/2024).
Hilman melihat Kerajaan Saudi mendorong agar semua misi haji, termasuk Indonesia, bisa mempersiapkan lebih dini penyelenggaraan ibadah haji tahun depan. Selain itu, proses kontrak layanannya juga dilakukan dalam jangka panjang.
Sehingga, persiapan-persiapan fasilitas bisa dilakukan dalam kontrak tiga tahun. “Dengan kontrak jangka panjang, maka waktunya menjadi lebih cukup untuk mempersiapkan layanan secara lebih baik,” imbuh Hilman dirilis humas Kemenag usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Minggu malam (30/6/2024).
Ada kepastian penggunaan, ada kepastian kerja sama, dan ini nanti kita jajaki bersama ke depan. Kita diskusikan juga mengenai tempat, terkait kesediaan dan kepastian tempat pada saat Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina), serta skenario-skenario baru yang bisa dijalankan, dikembangkan, dan diperkuat oleh misi haji, termasuk Indonesia.
Hilman menyampaikan terima kasih kepada Wamenhaj Abdul Fattah atas dukungan yang diberikan kepada misi haji Indonesia selama penyelenggaraan haji 1445 H. Selain soal kontrak jangka panjang, kedua pihak mendiskusikan beberapa regulasi yang telah dijalankan serta perubahan regulasi tentang haji.
“Dari hasil diskusi, nampaknya akan ada beberapa perkembangan yang saat ini mereka masih rumuskan untuk penyelenggaraan haji yang akan datang, baik reguler maupun haji khusus. Ini akan terus kita update ke depan,” lanjutnya.
Wamenhaj dan Umrah Arab Saudi, kata Hilman, menyampaikan apresiasi kepada misi haji Indonesia atas suksesnya pelaksanaan murur saat puncak haji di Armuzna. Ke depan, PPIH akan merumuskan skenario-skenario baru untuk memberikan kemudahan dan kenyamaan bagi jemaah dalam menjalani ibadah.
“Misalnya, tanazul yang terorganisir dengan baik dan lebih siap. Mudah-mudahan apa yang disampaikan Wamenhaj tentang kesiapan tempat selama di Arafah dan Mina bisa menjadi landasan bagi kita untuk menetapkan kemungkinan pemetaan kuota bagi jemaah haji Indonesia di masa mendatang,” tegasnya.
Wamenhaj dalam pertemuan ini juga mengapresiasi upaya Indonesia dalam menekan angka kematian. Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, sampai hari ini, ada 329 jemaah wafat. Angka ini jauh lebih sedikit dibanding tahun lalu (586 pada rentang operasional yang sama).
Sebagaimana diketahui, Indonesia menerapkan syarat istithaah kesehatan sebelum jemaah haji melakukan pelunasan. Hilman menggarisbawahi pentingnya untuk terus memperkuat skema istithaah kesehatan ini pada operasional haji 1446 H/2025 M. “Kita berharap ke depan bisa lebih rendah lagi. Ini bahan evaluasi kita juga dalam memperkuat skema istithaah jemaah,” tandasnya.
Di bagian dirilis humas Kemenag terbaru fase pemulangan jemaah haji, hingga 1 Juli 2024 pukul 21.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Jemaah haji dan petugas yang telah diterbangkan ke Tanah Air berjumlah 74.504 orang tergabung dalam 189 kelompok terbang.
Selain memfasilitasi jemaah haji yang sejak awal kedatangan di Makkah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah dan belum pernah ke Masjidil Haram untuk melihat dan berdoa di depan Ka’bah, PPIH juga memfasilitasi jemaah haji yang belum pernah ke Masjid Nabawi untuk beribadah dan berziarah ke Raudhah.
Anggota Media Center Kemenag Widi Dwinanda mengatakan, membawa jemaah berziarah ke Raudhah merupakan ikhtiar petugas melayani para tamu Allah memperoleh kesempatan beribadah dan berdoa di tempat mustajab tersebut.
“Dan semoga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi jemaah yang sejak tiba di Tanah Suci belum berziarah atau beribadah di Masjid Nabawi,” sambung Widi dalam keterangan resmi Kemenag pada wartawan di Asrama Pondok Gede Jakarta Timur, Selasa (2/7/2024).
PPIH akan mengidentifikasi jemaah yang dirawat di KKHI dan menentukan apakah jemaah tersebut bisa atau tidak bisa dimobilisasi untuk ziarah ke Raudhah. PPIH, lanjut Widi, kembali mengingatkan jemaah haji untuk tetap menjaga kesehatan tubuh selama di Kota Madinah dengan makan tepat waktu, minum obat teratur sesuai anjuran dokter, menjaga hidrasi tubuh dengan minum yang cukup.
“Mengimbau jemaah untuk mengindahkan ketentuan-ketentuan dan larangan yang berlaku dan ditentukan otoritas Saudi khususnya di area Masjid Nabawi,” ujar Widi dirilis humas Kemenag usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Selasa (2/7/2024).
Hari ini, Selasa, 2 juli 2024 terdapat 18 kelompok terbang, dengan jumlah jemaah haji sebanyak 7.033 orang. Mereka telah dan akan diterbangkan ke Tanah Air, dengan rincian sebagai berikut:
1) Debarkasi Lombok (LOP) sebanyak 390 jemaah/1 kloter;
2) Debarkasi Banjarmasin (BDJ) sebanyak 320 jemaah/1 kloter;
3) Debarkasi Batam (BTH) sebanyak 450 jemaah/1 kloter;
4) Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) sebanyak 1.226 jemaah/3 kloter;
5) Debarkasi Jakarta Bekasi (JKS) sebanyak 880 jemaah/2 kloter;
6) Debarkasi Medan (KNO) sebanyak 360 jemaah/1 kloter;
7) Debarkasi Padang (PDG) sebanyak 393 jemaah/1 kloter;
8) Debarkasi Solo (SOC) sebanyak 1.080 jemaah/3 kloter;
9) Debarkasi Surabaya (SUB) sebanyak 1.484 jemaah/4 kloter;
10) Debarkasi Makassar (UPG) sebanyak 450 jemaah/1 kloter.
Adapun jemaah haji Indonesia yang wafat berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pukul 09.32 WIB berjumlah 348 orang. “Jemaah yang diberangkatkan dari Makkah ke Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi berjumlah 6.851 orang tergabung 17 kloter,” tutupnya. (smr)