Dompet Dhuafa memasuki usia ke 25 tahun, dan bertepatan itu, Dompet Dhuafa mencoba berkolaborasi dengan membawa budaya masyarakat Indonesia untuk terus bersama memajukan bangsa.
Saat ini Dompet Dhuafa memiliki 17 cabang dan perwakilan dalam negeri, 5 cabang berada di luar negeri, 9 kantor layanan, 138 program, 18 gerai sehat layanan kesehatan cuma-cuma, 5 rumah sakit, 4 sekolah, 7 outlet Dayamart, 1 De Fresh, 11 unit Bisnis, sebagian besar pertumbuhan merupakan hasil pendekatan Dompet Dhuafa terhadap khasanah budaya lokal. (Selasa,30/01)
Seperti diketahui, terdapat 29 juta orang miskin dan 90 juta Penerima Bantuan Iuran (PBI), 92 juta menurut Kementerian Kesehatan. Dari total 176,74 juta peserta BPJS Kesehatan, sebanyak 92 juta (52 persen) merupakan PBI. Indonesia adalah Negara dengan tingkat kesenjangan paling tinggi urutan ke-4 di Dunia.
Kekayaan per orang meningkat 6 kali lipat selama periode 2000-2016, namun menurut standart Internasional, kekayaan rata-rata orang di Indonesia masih rendah. Total harta empat orang terkaya di Indonesia tercatat 25 miliar dollar AS, setara dengan gabungan kekakayaan 100 juta orang termiskin (Oxfam International).
Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi drg. Imam Rulyawan MARS mengatakan, Dompet Dhuafa selama perjalanan 25 tahun ini, semakin menguatkan potensi lokal dengan menjalankan konsep Social Enterprise seperti program Green Horti dan Kebun Indonesia Berdaya.
Jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa dari 1993- 2017 sebanyak 16.80 Juta jiwa dan layanan, sementara jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa di 2017 sebanyak 1,76 Juta jiwa dan layanan, sinergi antara Dompet Dhuafa Filantropi dengan Dompet Dhuafa Social Enterprise terus melebarkan sayap dengan berbagai program untuk bahu membahu membangun program yang keberlanjutan. Sementara jumlah penerima manfaat yang berada di luar negara 82.882 Jiwa dan layanan.
“Dompet Dhuafa Social Enterprise melakukan pengembangan dan penguatan usaha-usaha dengan berbasis Social Enterprise yang profesional menuju kemandirian usaha dan menciptakan nilai nilai sosial dalam rangka meningkatkan pemerataan sosial, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutur Iwan Ridwan, Direktur Dompet Dhuafa Social Enterprise.
Pada bidang retail bisnis, melalui unit usaha Dompet Dhuafa Niaga selama 2017 telah dikembangkan unit usaha Daya Mart, yaitu model bisnis retail berbasis pemberdayaan dengan konsep 100 % kepemilikan diarahkan untuk kaum Dhuafa. sebagai piloting Daya Mart dikembangkan di daerah Sumatra Barat dan selama 2017 sudah dibuka sebanyak enam gerai dengan manajemen dari Dompet Dhuafa Niaga.
Daya Mart juga dapat menampung produk Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM) lokal untuk dipasarkan melalui Daya Mart. Strategi yang dikembangkan Daya Mart antara lain memperkuat permodalan dan membangun jaringan distribusi dengan warung/kios di sekitar Daya Mart. Selain itu pada bidang agro industri Dompet Dhuafa Social Enterprise (DDSE) melalui PT.
Karya Mayarakat Mandiri (KMM) dengan program Indonesia Berdaya telah mengolah lahan seluas 8.5 hectare yang ditanami dengan aneka tanaman buah diantaranya buah naga, nanas, pepaya, jambu kristal dan alpukat yang ditanami secara tumpang sari di daerah Subang Jawa Barat. Pada perkebunan tersebut rencananya akan segera dibangun pabrik ekstrak buah dan makanan olahan (selai , sirup dan lainnya). Pabrik tersebut diharapkan dapat berproduksi secara padat karya dan menyerap kenaga kerja dari kalangan kaum dhuafa.
Sementara bidang kesehatan DDSE selama tahun 2017 mengembangkan social hospital network yaitu rumah sakit berbasis wakaf untuk melayani kaum dhuafa. Saat ini sudah berdiri 5 Rumah Sakit berbasis wakaf, yaitu 1. Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu; 2. Rumah Sakit Aka Medika Sri Bawono Lampung Timur ; 3. Ŕumah Sakit Ibu dan Anak Sayidah Jakarta Timur; 4. Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi Serang dan 5.
Rumah sakit Lancang Kuning Riau. Konsep social hospital network nantinya setiap Rumah sakit afiliasi Dompet Dhuafa akan dikelilingi minimal empat klinik sebagai feeder Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan demikian akan semakin banyak kaum dhuafa yang dapat dilayani.
Dompet Dhuafa pada 2017, terus menggelorakan aksi respon kemanusiaan berskala Internasional dengan menyalurkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan di kamp pengungsi korban perang di Kamp Harjelle, Suriah pada Februari sementara di bulan September 2017, Dompet Dhuafa yang didukung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para pengungsi di Kamp Cox’s Bazar.
Hingga 2017, Dompet Dhuafa telah memiliki jumlah relawan mencapai 8.481 orang yang tersebar pada di seluruh Indonesia, jumlah ini meningkat pada kurun waktu 4 tahun terakhir sebesar 21.5 %. Sementara di Tahun 2017 Dompet Dhuafa telah menghimpun sebanyak 340,78 milar dengan penyaluran sebanyak 274, 82 miliar.
Lima pilar yang dimiliki Dompet Dhuafa seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial, dan Dakwah menjadi pondasi dalam mengembangkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. “Insha Allah, tekad membentang kebaikan Dompet Dhuafa pada 25 tahun kedua ialah terus menguatkan ekosistem pemberdayaan dhuafa,” tutupnya. (ita)