Oleh Geisz Chalifah *
semarak.co-Sebelum pandemi Covid-19 menerpa, tempat wisata Ancol di kawasan Jakarta Utara memiliki program, bekerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov DKI). Petugas PPSU, para ketua RT-RW seluruh DKI, dan mereka semua yang ikut serta merawat Jakarta, secara bergiliran berkunjung secara gratis ke Taman Impian Jaya Ancol, Dufan, Seaworld, juga ODS.
Program demikian berlangsung semenjak Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Mereka yang selalu bekerja, mereka yang selalu ada, namun seringkali tak terlihat. Terkecuali bila ada masalah.
Mereka yang jarang diapresiasi menjaga jalanan tetap bersih, gorong-gorong tak tersumbat seringkali masuk keselokan guna membersihkan sampah yang menyumbat. Di waktu lain Anies membawa anak yatim dan dhuafa mengunjungi wahana Dunia Fantasi.
Jakarta milik semua, Jakarta untuk semua. Maju kotanya bahagia warganya bukan slogan kosong. Janji-janji itu ditunaikan. Semua BUMD ditugaskan bukan sekedar mencari profit tapi juga memberi benefit bagi warga Jakarta.
Bila Food Station, Dharma Jaya, dan Pasar Jaya bertugas mengamankan KJP Plus dan harga-harga barang pokok, maka Ancol bertugas memberikan keriangan pada semua mereka yang bekerja merawat Jakarta juga kepada anak yatim dan dhuafa.
Dalam satu program rutin itu Gubernur Anies langsung hadir membawa anak-anak bermain, merangkul, menggandeng selayak anak sendiri. Jauh hari di masa pilkada berlangsung, seorang ibu bernama Saidah di Bukit Duri memberikan kain utk menggendong anaknya,kepada calon Gubernur yang sedang berkampanye di wilayahnya.
Ibu Saidah berkata, “Tolong simpan kain ini pak. Gedonglah semua anak-anak di Jakarta.”
Sepanjang waktu kain itu tak disimpan di dalam lemari, tapi selalu ada di atas boks mobil di depannya yang selalu terlihat untuk mengingatkan amanat ibu itu. Sang Gubernur memasuki Ancol bersama anak yatim dan dhuafa.
Dia tak hanya menggendong anak-anak yang bersamanya, dia menggendong seluruh anak – anak Jakarta terlebih mereka yang miskin dan tak tersapa, sebagaimana amanat ibu Saidah dimasa pilkada. ()
*) penulis adalah Komisaris PT Ancol