Oleh Retno Purwaningsih *
semarak.co-Susah menggambarkan pria yang satu ini. Mungkin bagi saya lebih mudah membuat surat somasi atau surat gugatan dibanding mendeskripsikan sosok pria satu ini. Dimana setiap teman pria yang datang ke saya dalam sisi yg romantis dan manis tutur kata.
Dia hadir dalam sosok mulut tajam yg selalu siap membuat saya menangis dengan kata-kata pedasnya yg tajam penuh logika di saat saya sedang butuh-butuhnya di support. Tajam seperti silet, kadang sadis tapi di dalamnya ada kebenaran, doa dan segudang pengharapan.
Saat itu pada waktu-waktu sulit saya, saya datang ke kantornya di Tebet yg slalu menyambut saya seperti “home” yg sesungguhnya. Lalu dengan santainya saya dan Geisz Chalifah hanya membahas tentang film yg saat itu sedang diputar di ruang kerjanya.
Serendipity. Saya ingat dia slalu bilang bahwa dia suka film itu, di situ saya sadar sebenarnya ada sosok lembut n syahdu di dalam dirinya. Kadang ketika bertemu dengannya sejuta kata resah dihati n kepala jadi tidak terungkap karena selanjutnya pasti kami akan membahas hal lain yg lebih menarik, seperti filosofi, seni, musik, film dan segala hal yang sedang susah menjadi terlupakan
Yang saya ingat dari Geisz Chalifah, beliau semacam ahli membaca keadaan n masa depan. Dalam keterpurukan saya ketika harus keluar dari Jaya Ancol beliau yg selalu menyemangati dengan kata-kata, jangan cengeng lu! Jangan nangis melulu. Dunia ini luas untuk elu arungi.
Jadilah perempuan hebat yang diakui di dunia luas. Jangan hanya di scope yg kecil, kapasitas elu itu lebih untuk dibuktikan diluar. Dan Allah kasih ini saatnya. Dan jangan lupa maafkanlah semuanya. Maafkan apa yang sudah terjadi supaya langkah lu ringan.
Saya pamit pergi dari Ancol dengan motivasi kuat dan segudang harapan dari Geisz Chalifah supaya tidak usah takut dengn langkah ke depan, dan ternyata tidak perlu waktu lama utk pembuktiannya..saya keluar ancol Januari 2019 dan langsung diterima di salah satu lawfirm terbaik 15 terbesar Indonesia di kawasan elite SCBD sudirman.
Suatu hal yg bagi saya bagai mimpi setelah 17 thn berbakti di lingkup Jakarta utara dan tidak cuma itu tidak lama setelah itu saya diangkat menjadi direktur di salah satu BUMD pertambangan minyak di Blok Cepu Jawa Timur sambil terus tetap berprofesi sebagai lawyer litigasi di Jakarta.
Tidak lama setelah pengangkatan saya menjadi direktur kemudian saya bertemu utk reuni dgn Geisz Chalifah di Paul Lafayette. Satu kata yang terucap dari saya pertama kali, Pak! Kita sudah sama, saya sekarang direktur. Boleh saya traktir bapak kopi?
Setelah itu tidak banyak kalimat yg terucap karena saya yakin Geisz Chalifah tahu sejuta terimakasih yg tdk bisa terucap dari bibir saya terhadap beliau. Seperti saya tahu kebanggaannya terhadap saya yg tersirat dari sorot matanya seiring dengan lantunan lagu The Way it Used to Be dari Engelbert Humperdick
Jakarta, agustus 2021
*) Penulis adalah Litigation Lawyer Nurjadin Sumono Muljadi and Partners and Director of PT Asri Dharma Sejahtera (Mining BUMD) Blok Cepu East Java.