Izinkan Aku Melihat Agama dalam Perilakumu

Simbol agama Islam bagi umat Muslim. Foto: internet

Penulis Gus Badawi *)

Semarak.co – Lha wong “Hanya menyentuh 1/3-nya dari Ayat-ayat Al Quran berdimensi ritual, 2/3-nya yang berdimensi sosial/muamalah tidak disentuh – digali – dioperasionalkan – diilmiyahkan – diformulasikan- diamalkan secara holsitik dalam amal perbuatan oleh kebanyakan ulama – cendekiawan.”

Bacaan Lainnya

(Bung Karno, Gus Dur, Mahatir Muhammad, Prof Dr Ahmad Thayeeb, Emha Ainun Nadjib, Imam Khomeini, Recep Thayeeb Erdogan dkk).

Coba tengok Pidato Maulid Bung Rocky Gerung, betapa Hebatnya Konstitusi Madinah yang setara sama prinsip-prinsipnya dengan pendirian Rumah NKRI & Konstitusi UUD45 Asli. Lebih parah lagi, kata Kang Abu Marlo, “hanya menyentuh 1% dari Ayat-Kauliyah/ Tersurat.

Sementara 99% ayat-ayat Kauniyah/ Tersirat yang tersebar di alam semesta – sepanjang sejarah (termasuk sosiologi, politik, budaya, ekonomi kerakyatan yg berkeadilan dst) tidak disentuh/ jarang disentuh, rusaklah Pohon Peradaban Esoteris – Ruh Nusantara.

Di sebuah Jurnal dari Goerge Washington University atas penelitian Rehman – Asykari tentang “Keberislaman Negara-negara”, Kang Abu Marlo terheran-heran mengapa justru negara-negara Selandia Baru, Luxemburg menempati rangking pertama Paling Islami/penduduknya menerapkan nilai-nilai Islam (sampai 90% lebih).

Disusul negara-negara Jepang, Kanada, Eropa dst, walau pun mereka negara-negara Sekuler atau berdasarkan budaya/ kepercayaan spiritual kebangsaannya. Indonesia menempati rangking 140 yang belum/ tidak Islami. Sementara umat Islam pecah menjadi seputar 50 golongan/kelompok dengan kepentingan partikular elit-elit & golongannya sendiri- sendiri.

Tanpa visi-misi-strategi persatuan – ukhuwah – persaudaraan kekeluargaan “spiritualitas sejati – tanah air – masyarakat – bangsa- negara- ekonomi kerakyatan yang berkeadilan dst” dalam naungan Payung “Nilai-nilai universal Pancasila Seutuhnya.

Piagam Kontrak Sosial berkat rahmat Tuhan YME – Allah Swt “UUD45 Asli dengan Dekrit Presiden Soekarno tahun 1959 yang belum ditunaikan”, nilai-nilai titik temu/ kalimatunsawa/ prinsip- prinsip yang universal sama “agama-agama & suku-suku bangsa”, diikat oleh kesadaran Bhinneka Tunggal Ika.

Mudah-mudahan, dengan terpilihnya Pak Presiden Prabowo Subiyanto sebagai Presiden Republik Indonesia, “yang ikhlas buat rakyat” (Gus Dur), terjadi Win-win Solution antara “Agama & Kebangsaan Berdasar: nilai- nilai Universal Seutuhnya – Kontrak Sosial “UUD45 Asli dengan Adendum” diikat oleh kesadaran Bhinneka Tunggal Ika”.

Persis seperti nubuah Mbah KH Hadratussyekh Hasim Asyari, Pendiri NU & Pencetus Maklumat Umat Islam yang akhirnya melahirkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Semoga.

*) Kerabat Pemimpin Spiritual Nusantara

 

Sumber: WAGroup UMMAT ISLAM BERSATULAH (postMinggu24/8/2025/achmadbadawi)

Pos terkait